23

21K 1.9K 25
                                    

Sore harinya...

Di taman anggrek...

Everette baru saja menyelesaikan membuat sapu tangannya, sekarang gadis itu menatap Garbella yang membalut jari-jarinya yang terkena jarum.

"Garbella, apakah om Duke membaca secarik kertas yang ku tulis itu?" Tanya Everette.

"Saya tidak tahu,tuan putri. Karena saya langsung pergi dari sana." Ucap Garbella.

"Ku harap om Duke membacanya." Ucap Everette sambil menghela nafasnya.

"Apakah tuan putri benar-benar mencintai Duke Harold?" Tanya Garbella.

"Iya,aku benar-benar mencintainya." Ucap Everette.

"Saat pertama kali aku melihatnya, jantung ku berdegup kencang.Wajah tampannya,mata merahnya yang begitu tajam, postur tubuhnya yang gagah,hidungnya mancung,dia benar-benar sangat sempurna. Meskipun dia berbicara begitu sangat datar,aku tetap mencintai nya." Lanjutnya.

Everette tidak menyadari bahwa Clovis sudah berada di sana bahkan pria itu mendengar semua ucapan anak perempuannya.

"Aku akan terus berjuang untuk mendapatkan hati om Duke sampai dia benar-benar jatuh cinta kepada ku. Karena pria cuek itu kalau cemburu nya sangat beda bahkan posesif." Ucap Everette.

"Garbella, tinggalkan kami berdua." Ucap Clovis.

Everette terkejut melihat ayahnya sudah berada di sana,Garbella pun meninggalkan ayah dan anak di taman anggrek.

"Sejak kapan ayah di sini?" Ucap Everette menatap kearah ayahnya.

"Sudah dari tadi." Ucap Clovis duduk di kursi depan Everette.

"Apa alasan ayah datang menemui ku?" Tanya Everette.

"Ayah hanya ingin menemui mu,kenapa dengan jari-jari mu itu?" Ucap Clovis menatap kearah Everette.

"Jari-jari ku terkena jarum soalnya aku membuat sapu tangan untuk pesta perburuan Minggu depan." Ucap Everette.

"Pesta perburuannya 2 hari, Everette." Ucap Clovis.

"Benarkah?kok cepat ya?" Ucap Everette.

"Pesta perburuannya memang tinggal 2 hari lagi, apakah kamu lupa?" Ucap Clovis.

"Tapi kata Ariane,pesta perburuan nya di adakan pada Minggu depan " ucap Everette.

"Mungkin dia salah memperkirakan nya, Everette. Ooo iya ada yang ingin tanyakan kepada mu." Ucap Clovis.

"Tanyakan saja,ayah." Ucap Everette.

"Apa hubungan mu dengan Duke Harold?" Tanya Clovis.

"Aku menyukai om Duke eh maksudnya aku mencintai dirinya,ayah." Ucap Everette.

"Jangan gila, Everette?" Ucap Clovis.

"Aku tidak gila,ayah. Aku benar-benar mencintainya meskipun usia kami berdua terpaut jauh aku tetap mencintai nya." Ucap Everette.

"Everette, Duke Harold sangat mencintai mendiang istrinya. Bahkan di luar sana banyak wanita yang mengantri untuk mencalonkan diri sebagai istri nya tapi dia tidak mempedulikannya karena dia masih mencintai mendiang duchess Estelle." Ucap Clovis.

"Aku tahu,ayah. Tapi aku tetap mencintai nya dan meluluhkan hatinya yang beku." Ucap Everette.

"Kalau itu mau mu,ayah hanya mendukung mu saja. Kalau kamu sudah lelah meluluhkan hati Duke Harold,maka ayah akan mencari calon suami untuk mu." Ucap Clovis.

"Aku tidak akan lelah meluluhkan hati beku om Duke ayah karena impian ku ingin menikah dengan duda tampan seperti om Duke." Ucap Everette.

"Apakah Ariane tahu kalau kamu mencintai ayahnya?" Tanya Clovis.

"Tentu saja,ayah. Bahkan dia menyetujui ku untuk mendapatkan hati om Duke." Ucap Everette.

"Everette,kamu jangan memanggil Duke Harold dengan panggilan om Duke. Panggil dia dengan panggilan Duke Harold atau sir Harold." Ucap Clovis.

"Tidak bisa saja,ayah. Aku sudah terlanjur nyaman memanggil Duke Harold dengan panggilan om Duke." Ucap Everette.

"Terserah diri mu saja,kalau kamu memang nyaman memanggil Duke Harold dengan om Duke. Ayah tidak melarang mu." Ucap Clovis.

"Kenapa ayah bertanya tentang hubungan ku dengan om Duke?" Tanya Everette.

"Ayah hanya penasaran saja karena setelah dia membaca secarik kertas dari mu,dia langsung menyimpannya dan kembali ke kediaman Dukedom Leovarnost." Ucap Clovis.

'apakah aku harus bahagia mendengar perkataan ayah kalau om Duke menyimpan secarik kertas dari ku?' batin Everette.

"Apakah ibu Barbara juga melihatnya,ayah?" Tanya Everette.

"Iya,dia juga melihat nya. Bahkan ketiga adik mu juga." Ucap Clovis.

"Kalau begitu aku tidak merahasiakan lagi untuk mengejar cinta om Duke." Ucap Everette.

"Kalau begitu ayah harus kembali ke istana utama untuk membicarakan hal ini kepada ibu mu." Ucap Clovis.

"Ayah,ibu ku sudah lama meninggal dunia. Kalau ibu Barbara itu adalah ibu kedua ku." Ucap Everette.

Jleb

Ribuan jarum menghantam hati Clovis saat mendengar ucapan Everette seperti itu,dia tidak menyangka bahwa hatinya bisa sesakit ini.

"Ayah akan membicarakan hal ini kepada ibu Barbara mu." Ucap Clovis.

"Nah itu baru benar,ooo iya ayah. Nanti malam aku tidak akan ikut makan malam bersama kalian, karena harus membuat persiapan untuk pesta perburuan 2 hari lagi." Ucap Everette.

"Iya, Everette." Ucap Clovis.

Clovis meninggalkan tempat itu sedangkan Everette hanya menatap kepergian ayahnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Kenapa kalian baru sekarang peduli kepada ku?tapi tidak apa-apa karena aku senang kalau kalian sudah mulai mempedulikan ku." Gumam Everette.

"Sebenarnya aku masih mau membenci kalian tapi aku tidak mau memiliki dosa hanya gara-gara masih membenci ayah. Aku akan berusaha untuk memaafkan kalian." Lanjutnya.

"Sepertinya aku harus membuat sapu tangan untuk ayah dan ketiga adikku,dan kemungkinan aku harus begadang untuk membuatnya."

"Tapi sebelum membuat nya,aku harus beristirahat dulu. Setelah itu baru aku membuat sapu tangan nya."

Everette kembali ke kamarnya untuk beristirahat, apalagi malam ini dia harus begadang untuk membuat sapu tangan lagi.

TBC ...

Nyambung gak?

Kakak sengaja membuat Everette memanggil Duke Harold dengan panggilan om Duke, karena judulnya adalah mengejar cinta om Duke. Kalau Everette memanggil Duke Harold dengan panggilan Duke Harold maka judulnya beda lagi.

Nah ini alasannya kenapa kakak tidak mengubah Everette memanggil Duke Harold dengan panggilan om Duke ke Duke Harold.

Semoga kalian paham dengan penjelasan dari kakak.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENGEJAR CINTA OM DUKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang