- 1 -

516 41 17
                                    

⚽️ F  I  R  S  T    H  A  L  F ⚽️
- M A T E O -

─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───

Aku mempercepat langkah kakiku saat menyebrangi jembatan dan berlari di sisi sungai Nervion. Perlahan aku terus menaikkan tempo dan langkahku hingga kedua pahaku terasa panas dan deru nafasku terdengar kencang. Diantara suara tarikkan nafas dan suara burung, lalu aku mendengar suara dentingan ponselku. Aku terus memacu tubuhku untuk berlari kencang sampai merasakan dadaku seperti terbakar, saat itulah aku menurunkan kecepatan lariku dan berjalan sambil sesekali menggoyangkan kedua kakiku, lalu berhenti di depan Museum Maritim Bilbao.

Museum yang megah, meski bukan yang paling megah. Museum ini menyimpan banyak bukti kejayaan Bilbao di masa lampau. Aku menghabiskan banyak musim panas bekerja sebagai pemandu wisata disana, dan ada satu musim panas yang sangat membekas di hatiku karena aku melewati satu musim panas itu bekerja bersama gadis yang aku suka.

Kembali terdengar dentingan dan ponselku, aku langsung membuka pesan yang datang dari sepupuku, Lola.

Lola Llorente
Lihat siapa yang aku temui pagi ini.

Lalu sebuah foto muncul di bawahnya.

Mierda!

Amaia? di Santutxu?

Aku dengan cepat membalas pesan Lola

Mateo Llorente
Kau bertemu Amaia dimana?

Aku melihat kembali foto yang di kirimkan Lola dan tak bisa mengendalikan senyum di wajahku. Mata biru Amaia tampak menyala terang, dan senyumnya mengembang lebar, pipi bulat kemerahannya mengingatkanku pada Calon Ratu Spanyol, Putri Leonor.

Amaia adalah adik dari sahabatku, Raoul. Mereka tinggal di lantai bawah apartemenku dulu. Tapi bagiku, ia bukan hanya sekedar tetangga. Gadis cantik itu pernah menjadi satu-satunya penghiburan di masa mudaku yang penuh kerja keras. Setiap kali melihat senyumnya yang dihias pewarna bibir pink, semangatku akan berkobar, tak peduli berapapun jam kerja paruh waktu yang harus kulakukan selanjutnya.

Sayang aku tak bisa menjadikan perasaanku pada Amaia menjadi sesuatu yang serius. Aku ingin, tapi aku tak punya waktu dan perhatianku tidak bisa teralihkan. Aku harus bekerja paruh waktu, dan aku juga mengincar beasiswa untuk kuliah, yang artinya nilaiku harus nyaris sempurna, yang artinya juga aku tak akan punya waktu untuk berpacaran dengan Amaia. Atau gadis manapun.

Aku bukan ambisius. tapi karena aku sungguh-sungguh butuh beasiswa itu, aku memang semiskin itu dan aku tak memiliki pilihan lain jika ingin kuliah. Aku harus mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari kedua orangtuaku. Dan sebagai anak yatim piatu, jalan satu-satunya bagiku adalah dengan mencari beasiswa.

Setelah lulus dari bachillerato dan menerima beasiswa kuliah di Valencia, aku pun pergi, meninggalkan Amaia yang pernah bercerita ingin mengejar mimpinya juga untuk menjadi pembuat kue. Setelahnya, aku dan Amaia tak pernah berkomunikasi secara langsung. Tapi Lola, sepupuku, selalu mengabariku semua, termasuk kabar saat Amaia berpacaran dengan Hugo. Sahabat Raoul yang lain.

Tentu aku kenal Hugo, kami tidak dekat, tapi kami berdua bersahabat dengan Raoul. Kami juga sering bermain sepakbola bersama dan aku tau, diam-diam, dibalik sikap genitnya pada banyak gadis, Hugo juga menyukai Amaia. Jadi saat kudengar keduanya berpacaran, aku tidak kaget. Aku hanya menyayangkan kenapa gadis manis dan lembut seperti Amaia berakhir dengan playboy yang mudah sekali mencampakkan wanita.

Ponselku berdenting lagi.

Lola Llorente.
AMAIA PUTUS DARI HUGO!!!

Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, lalu membaca ulang pesannya. Sungguh? Apa itu alasan Amaia kembali ke sini?

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang