A M A I A
─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───Aku tengah memasukkan muffin yang sudah dihias ke dalam box saat mencium aroma parfum Hugo.
Dios Mio.
Aromanya segar dengan aroma Apel dan percikan mint, seperti slushy dingin di musim panas. Selalu menyegarkan dan tidak pernah membosankan. Terutama saat parfumnya sudah tercampur dengan aroma tubuh Hugo, Oh Tuhan... Entah bagaimana aromanya malah semakin seksi, seakan membuatku ingin berlama-lama berdekatan dengannya.
Oh astaga aku jadi ingat kejadian tadi sore saat aku memaksanya untuk menciumku.
Jika bukan karena pembawaan Hugo yang santai dan tenang, aku mungkin sudah tak dapat menyelamatkan wajahku darinya. Tapi aku sungguh rindu ciumannya, karena hanya Hugo yang tau cara menciumku dengan cara yang aku suka.
"Sudah selesai?" Aku bisa mendengar suaranya di belakangku, membuatku langsung menoleh padanya.
Hugo tampak menawan dengan celana jins berwarna abu pudar yang tampak pas di kaki panjangnya, ditambah kaus putih dengan lambang merk aparel olahraga kecil di dada kirinya, terakhir ia melapisi tubuhnya dengan jaket bomber quilted berwarna gelap.
"Sudah." Aku menjawab dengan anggukan, kami pun langsung menuju ruang parkir bawah tanah.
Aku berjalan ke dekat Bentley Hugo dan agak bingung saat melihat Hugo masih berjalan terus. Ternyata ia mendekat ke arah mobilnya yang satu lagi.
Aku dengan cepat mengikutinya dan membantunya mengangkat penutup mobil. Sebuah mobil sedan berwarna merah tampak menyala di ruangan bawah tanah temaram ini. Aku menyentuh catnya yang begitu mulus dan berkilauan, lalu menatap lambang berwarna kuning dengan gambar Kuda berdiri di dekat kap mesin. Seketika mobil merah itu menyala dan suaranya membuat dadaku bergetar. Aku nyaris melompat dari tempatku berdiri karena suara kencangnya.
Aku langsung menatap Hugo yang tersenyum padaku. Mengedikkan kepalanya, menyuruhku masuk.
Aku membuka pintunya perlahan, tak ingin sampai ujung pintunya membentur mobil lain di sebelah kami. Aku begitu kaget saat duduk, karena ternyata kursinya lebih rendah dari perkiraanku. Sudah lama sekali aku tak pernah masuk ke dalam mobil ini sampai lupa bagaimana rasanya duduk di dalam mobil mewah mahal itu. Jok mobilnya dilapisi perpaduan antara kulit sintetis dan suede, begitu lembut dan nyaman. Interiornya berwarna hitam dan terdapat beberapa tombol di kemudinya.
"Sabuk pengamannya, mademoiselle." Ledek Hugo saat kedua mataku begitu sibuk memuja kecantikan mobil ini dalam hati.
"Ah si, si. Lo siento." Ujarku sambil menarik tali sabuk dan memasangnya. Sungguh pengalaman luar biasa duduk di dalam sini.
"Sudah siap aku bawa jalan? Aku takut kau kaget lagi jika aku tiba-tiba menjalankannya." Ujar Hugo pelan.
Aku tertawa, "Tunggu." Ujarku sambil menatap ke arah atap mobil ini, "Bukankan atapnya bisa dibuka?"
Hugo menoleh cepat ke arahku, "Kau ingin aku membukanya?"
"S'il vous plaît." Ujarku dengan senyum. Hugo memiliki kebiasaan mencampur bahasa perancis dan spanyol, dan kebiasaan itu menular padaku.
Hugo menekan tombol di tengah kursi dan menahannya, terdengar suara halus dan perlahan kap bagian atas mobil pun terbuka. Aku dengan noraknya menonton sampai kap bagian atas mobil masuk ke dalam tudung di belakang kursi kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
back to you
RomanceKamu bisa saja jatuh cinta berulang kali, namun cinta pertama selalu mendapat tempat di hati. Benarkah? ataukah cinta pertama hanyalah sedikit kebodohan dan banyak rasa ingin tahu? ✧༺🌹༻✧ Setelah putus d...