A M A I A
─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───"Lihat kan? Hugo tak akan marah." Ujar Sara lewat video call, aku menghubungi untuk mengabarinya bahwa aku akan bermalam di tempat Hugo. "Ia malah memintamu bermalam." terdengar siulan dari Sara, terihat dari layar ia mengibas-mengibaskan tangannya yang mengarah ke lehernya.
"Ini tak bagus Sara, bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dan melupakannya jika ia memintaku melakukan ini." Ujarku nyaris berbisik sambil meratakan serum exfoliasi ke wajahku. Oh aku rindu skincare-ku, kulitku sudah seperti tanah tandus karena berhenti menggunakannya selama hampir hampir seminggu.
"Jawaban mudah." Ujarnya singkat, "Kau tak perlu melupakannya, kembali saja padanya."
"Aku tak yakin ia mengingjnkan itu."
"Lalu menurutmu, apa alasannya memintamu bermalam?"
"Karena ia sakit. Demamnya memang sudah turun tapi ia masih tetap harus dipantau. Itu kata Dokter pribadinya."
Sara meledakkan tawa kencang, aku cepat-cepat menurunkan volume suara speakernya, "Ayolah Amaia, jangan naif. Kita membahas Hugo Baillieu. Aku memang baru mengenalnya, tapi aku tau ia cinta mati padamu."
"Aku menolak untuk percaya." Aku kembali berbisik, "Dengan ketampanan dan tubuh jelmaan putra Zeus seperti itu, ia bisa mendapatkan wanita yang seribu kali lebih baik dariku."
"Ah-ah." Ujar Sara cepat sambil menggoyangkan telunjuk yang muncul di depan layar, mengingatkanku untuk tidak menggunakan kalimat yang merendahkan diriku sebagai bagian dari perjalanan untuk mencintai diriku.
"Baiklah, aku ulangi." Aku menarik nafas, "Dengan ketampanan dan tubuh seperti itu, ia bisa mendapatkan penggantiku dengan cepat."
"Yha, lumayan lah." Ujarnya menilai pemilihan kalimatku, "Tapi coba lihat siapa yang mendapatkan pengganti dengan cepat?" Ia mengedikkan sebelah alisnya padaku.
Aku mengerutkan kening, "Aku? Siapa pengganti Hugo?"
"Tentu saja cinta monyet di kampung halaman tercintamu itu."
"Mateo bukan pengganti Hugo."
"Lalu dia apa?"
Aku mengedikkan bahu, "Ia..." Ujarku panjang, mencoba mencari kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan hubunganku dan Mateo, "...hanya lelaki yang sedang aku eksplorasi probabilitas kecocokannya."
"Dan bagaimana probabilitasnya sejauh ini?"
Aku menelan ludah, "Terlalu cepat untuk memutuskan, aku butuh observasi lebih lanjut."
Sara tertawa, "Omong kosong."
Tiba-tiba pintu terbuka, aku dengan cepat merapatkan handuk yang melilit tubuhku. "Hugo! kau harus mengetuk dulu."
"Aku harus buang air kecil."
"Kau kan punya kamar mandi di luar."
"Saluran airnya mati, lagipula pintunya tidak kau kunci" Ujarnya melangkah dengan santai, "Hai Sara." Matanya terus menatap lurus tanpa melirik padaku, atau bahkan melirik Sara saat menyapanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
back to you
RomanceKamu bisa saja jatuh cinta berulang kali, namun cinta pertama selalu mendapat tempat di hati. Benarkah? ataukah cinta pertama hanyalah sedikit kebodohan dan banyak rasa ingin tahu? ✧༺🌹༻✧ Setelah putus d...