H U G O
─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───Aku terbangun oleh getaran yang datang dari jam di tangan kananku, artinya sudah pukul enam pagi. Perlahan aku membuka mata dan meluruskan tangan kiriku yang kaku karena terus tertekan oleh tubuhku sendiri, lalu meregangkan tubuhku dan...
"Whoaa..." bokongku terbang bebas dari sofa dan mendarat kencang di lantai.
Amaia seketika bangun dan menunduk menatapku yang terjatuh dalam posisi duduk di lantai, "Kau baik-baik saja?" Ia tampak menahan senyum.
"Yeah, tidak sakit. Hanya sedikit malu."
Amaia langsung meledakkan tawanya, ia mengulurkan tangannya dan membantuku bangun. Aku duduk kembali di sofa, lalu kedua tangan Amaia bergerak ke pipi dan keningku.
"Demammu sudah turun. Kau mau latihan hari ini?" Tanyanya.
"Yeah, sedikit latihan ringan mungkin bisa membantu mengusir virus ini." Jawabku, "Kau ada rencana hari ini?"
"Ke toko, membicarakan beberapa hal dengan Sara soal toko baru."
"Toko baru?"
Amaia mengangguk cepat, "Yeah, kami akan membuka cabang baru di Bilbao." Ujarnya dengan senyum lebar.
"Whoa, itu berita yang sangat bagus Amaia. Selamat!" aku menggeser tubuhku untuk menghadapnya
"Terima kasih." Amaia tersenyum malu, "Aku masih kesulitan memproses ini semua. Sepertinya baru kemarin aku mengkurasi beberapa resep untuk kujadikan kue andalan di toko kueku, disini." Ia menatap ke sekeliling, setiap sudut rumah ini menyimpan kisah tersendiri bagi Amaia saat awal-awal membuka toko kue.
Aku tak dapat menahan senyumku melihat senyumnya mengembang lebar, ikut senang dengan pencapaiannya.
"Rasanya baru kemarin aku menyemangatimu untuk membuka toko kue, lalu membawa satu tas besar kukis coklat untuk dibagikan ke staff klub atau teman satu klubku karena kau terus-menerus membuat kue."
Amaia kembali tertawa, "Setiap hari rumahmu ini selalu berantakan."
"Aku tak lagi butuh pengharum ruangan karena apartemen ini sudah wangi sekali dari butter."
Amaia tertawa sambil mengangguk.
"Kau ingat saat insiden tepung tumpah?"
"Oh itu yang terburuk, paling buruk dari semua insiden yang pernah terjadi di dapur." Balas Amaia.
Saat itu musim panas, jadi Amaia membawa kipas ke dapur karena suhu yang sedang naik, lalu aku tak sengaja menyenggol wadah besar berisi tepung. Kau sudah bisa bayangkan sendiri yang terjadi selanjutnya kan? Kipas di lantai dan tepung yang jatuh tepat di depannya. Kami panik karena tepung beterbangan kemana-mana, masuk ke mata kami, hidung kami, bahkan tenggorokan kami. Sangat kacau, Nyonya Lucia sampai harus memanggil anaknya karena kekacauan yang kami buat.
Sebenarnya kekacauan itu hanya terjadi di dapur, tapi setelah tepung jatuh ke lantai, Amaia dan kejahilannya malah melempariku dengan tepung, aku tentu membalasnya. Tapi setelah saling melempari tepung, kami bertukar ciuman dan berakhir dengan seks di ranjang dan sofa. Membawa kekacauan yang kami buat di dapur ke area lain rumah dan membuat kekacauannya benar-benar terjadi di seluruh penjuru rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
back to you
RomanceKamu bisa saja jatuh cinta berulang kali, namun cinta pertama selalu mendapat tempat di hati. Benarkah? ataukah cinta pertama hanyalah sedikit kebodohan dan banyak rasa ingin tahu? ✧༺🌹༻✧ Setelah putus d...