✧༺🌹༻✧
Amaia dan Hugo menaiki tangga dan langsung berbelok menuju apartemen keluarga Amaia. Keduanya melihat pintu yang dituju dan saling pandang.
"Haruskah kita ketuk dulu atau langsung kejutkan Abuela saja?" Tanya Hugo, ada kilatan jahil di matanya.
Amaia mengibaskan tangannya, "Langsung buka saja." Amaia memegang pegangan pintu dan memutarnya.
Sebelum pintu sepenuhnya terbuka, Amaia mendengar suara air mengalir, itu lah yang membuat Amaia memilih untuk mengejutkan siapapun yang tengah mencuci sesuatu. Raoul atau Abuela, keduanya tentu terkejut melihatnya datang bersama Hugo.
"Kejut... Tan..."
Amaia berteriak, sudah terbayangkan ada neneknya yang tengah berdiri atau kakaknya yang bertubuh tinggi langsing, tapi yang berdiri di dekat meja dapur bukan keduanya. Sesosok perempuan bertubuh ramping dengan rambut coklat keemasan, gadis itu sama kagetnya dengan Amaia dan Hugo.
"Oh, Martina..." Ujar Amaia mengenali gadis yang berdiri di meja dapur, gadis itu mematikan air di wastafel lalu menatap Amaia.
Tak lama Raoul muncul dari pintu kamar, wajahnya khawatir juga kaget. Tak lama terdengar suara serak Abuela yang khas dari kamar tempat Raoul keluar.
"Siapa itu Raoulito?"
Wajah kaget Amaia kini berubah menjadi khawatir saat mendengar suara serak neneknya
Raoul menghela nafas, ia lalu menggerakkan kepalanya ke arah pintu. Seperti menyuruh Amaia untuk menghampiri neneknya, Amaia pun berjalan cepat ke kamar.
"Abuela baik-baik saja?" Bisik Hugo sebelum menyalami sahabatnya dan memberikan pelukan.
"Semalam ia mengeluhkan sakit di dadanya dan terjatuh dari kasurnya, aku ingin membawanya ke Rumah Sakit tapi Abuela menolak dan memaksa bahwa ia baik-baik saja." Jawab Raoul dengan suara yang sama rendahnya, "Jadi aku memanggil Martina." Raoul menatap perempuan yang kini mengelap tangannya dengan handuk kecil, "Kau ingat Martina kan?"
Hugo mengangguk cepat. Tentu saja, bagaimana mungkin Hugo lupa pada gadis pertama yang membuat sahabatnya ini begitu terpuruk karena putus cinta. "Halo Martina." Sapa
Hugo cepat dan mengulurkannya pada Martina, keduanya berjabat yanagn, "Dadanya? Apa itu Jantung?""Aku kira begitu, tapi akan lebih jelas jika ke rumah sakit." Balas Martina.
"Kami akan mencoba membujuknya." Ujar Hugo, "Aku tetap cucu kesayangannya."
Raoul mendengus sambil memasang wajah sebal, tawa rendah Hugo mengisi ruangan itu.
"Baiklah, aku pamit. Aku harus siap-siap bekerja." Ujar Martina cepat, "Sampai jumpa Hugo." Gadis itu menundukkan kepalanya satu kali untuk pamit.
"Terima kasih Martina." Ujar Raoul.
"Kapanpun Raoul, kabari aku jika ada yang ingin kau tanyakan." Ujar Martina, lalu berjinjit dan mengecup sebelah pipi Raoul, lalu melambai pada Hugo dan berjalan ke pintu. Raoul mengikuti gadis itu dan merapatkan kembali pintu rumahnya.
"Sungguh, Raoul? Martina?" Ujar Hugo cepat. Mata hijaunya memicing penuh rasa ingin tau, suaranya rendah. Nyaris berbisik.
"Apa? Abuela menolak dibawa ke rumah sakit dan aku khawatir."
Hugo mendengus, "Kau pikir aku tak bisa membaca maksud dari kecupan di pipi itu?"
"Astaga, aku melakukannya pada banyak wanita."
"Oh ya? Dan kau meletakkan tanganmu di bagian bawah pinggangnya seperti yang kau lakukan tadi?"
"Kau lebih berisik dari Amaia." Ujar Raoul kesal dan duduk di kursi meja makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
back to you
RomanceKamu bisa saja jatuh cinta berulang kali, namun cinta pertama selalu mendapat tempat di hati. Benarkah? ataukah cinta pertama hanyalah sedikit kebodohan dan banyak rasa ingin tahu? ✧༺🌹༻✧ Setelah putus d...