- 23 -

135 15 11
                                    

H U G O
─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───

Aku duduk bersandar di sofa sambil memegang konsol permainan. Youssef duduk di tengah sebagai host dari acara ini diapit olehku dan Kevin yang malam ini bertanding.

"Alright. 5 menit lagi! Hasil sementara 1-2 keunggulan dari Hugo Baillieu. Semifinal guys!" Youssef tampak ikut menonton pertandingan. Terdengar suara tangan kami bergerak di konsol permainan, diikuti beberapa desisan Kevin saat aku berhasil mencuri bola darinya.

Youssef sebagai penyelenggara pertandingan ini sesekali mengalihkan matanya dari tv besar layar datar di hadapannya ke arah ipad yang yang ada di meja. Sesekali ia membaca komentara yang muncul di sana atau mengucapkan terima kasih pada setiap donasi yang masuk.

Sayup-sayup kudengar suara Amaia tertawa di belakangku, seperti mengobrol dengan seseorang. Senang mendengar ia menikmati waktunya disini.

But Damn, permintaannya tadi sungguh diluar kendaliku. Bagaimana aku akan bertahan menahan diri kali ini? Sebelumnya menahan diri pada Amaia sangat mudah karena ia tak pernah memintanya.

Tapi sekarang ia memintaku menciumnya hanya untuk bersenang-senang. Apa selanjutnya? Berhubungan seks? Ia ingin memberikanku blowjob? Atau malah ingin aku menenggelamkan diri diantara kedua kakinya dan 'memakannya'?

Aku akan dengan senang hati menuruti semua kemauannya, asal kembali jadi kekasihku. Tapi itu akan bertentangan dengan keinginanku agar ia bisa mengambil waktu sebanyak mungkin dan menetapkan apa yang hatinya inginkan.

Jika aku meladeni keinginannya, maka aku telah gagal menjaganya dan menahan nafsuku sendiri.

"Goll...!" Pekik Youssef mengagetkanku

"Joder Hugo!" Teriak Alexis yang kemudian mengacak-acak rambutku, "Mengapa kau diam saja?" Ia terus tertawa-tawa bersama beberapa orang lain di belakangku.

Sial, aku teralihkan. Aku lalu menoleh ke belakang, Amaia tampak tersenyum melihatku dan menepuk tangannya.

"Tambahan waktu teman-teman." Ujar Youssef yang ikut tertawa, ia tampak menundukkan tubuhnya dan menatap layar ipad lekat-lekat, "Hugo, mereka semua mengatakan hal yang sama. Mereka bilang kau melamun bahkan pemainmu tampak tak bergerak." Terdengar tawa lagi dari Youssef dan tawa renyah Alexis di belakangku. Youssef menepuk bahuku sekali, "Ada apa? Kalian tidak sedang bertengkar ya kan?" Youssef terlihat menoleh ke arah belakangku. "Huh, Amaia? Kalian tidak sedang bertengkar kan?"

"Tidak, kami baik-baik saja." Balas Amaia. Aku bisa mendengar tawa kecilnya saat mengatakan itu.

"Hugo mungkin butuh ciuman keberuntungan." Balas Kevin meledekku.

"Yeah, cium, cium, cium!" Balas Alexis memanaskan suasana.

"Hei, fokus!" Ujarku cepat.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang menyentuh kedua sisi leherku, perlahan tangannya turun ke bahuku. Memberikan pijatan kuat satu kali, lalu kedua tangan itu bersandar di bahuku. Aku tak perlu menoleh untuk mencari tau siapa yang menyentuhku, aku bisa tau dari aromanya yang seperti bedak, begitu lembut dan menghanyutkan.

Ayo fokus Hugo.

Kevin terdengar tertawa puas saat aku kehilangan konsentrasi dan mengambil bola lagi dariku. Aku mengambil bola darinya dan berhasil mendorong ke garis pertahanan lawan.

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang