✧༺🌹༻✧
"Selamat pagi!" Sapa Amaia ceria, lalu mengulurkan gelas berisi kopi pada Mateo yang baru keluar dari kamar mandi, lelaki itu mempercepat langkahnya dan mendekati Amaia di dapur.
Amaia berusaha bersikap sesantai mungkin dan tak ingin terpengaruh oleh apa yang Mateo lakukan padanya tadi malam. Meski agak menakutkan, tapi Amaia ingin perjalanan keduanya hari ini tetap menyenangkan dan tidak canggung.
Mateo menerimanya dengan tangan kiri, tangan kanannya masih sibuk menggosokkan handuk pada rambutnya yang setengah basah.
"Oh, kopi Amaia yang terkenal. Gracias." Mateo menyeruput kopi di gelas itu dua kali, lalu menggumam nikmat.
"Jadi ada tempat yang ingin kau datangi?" Tanya Amaia sambil berjalan memutari meja makan, duduk di sebrang Mateo.
"Katedral Sevilla, itu harus. Lalu... Alcazar."
"Baiklah."
"Lalu malamnya, sebelum pulang kesini, kita makan malam dulu. Ada rekomendasi restaurant yang rnak di sini?"
Amaia tersenyum kecil sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Bukankah kita akan pergi menonton pertandingan Hugo?"
"Kau ingin menontonnya? Aku sebenarnya tak terlalu ingin menontonnya. Aku sungguh-sungguh ingin menikmati Kota ini."
"Oh..." Ujar Amaia pendek, agak kecewa dengan keputusan Mateo. Padahal Amaia sudah menantikan kedatangannya ke Stadion Ramon Sanchez untuk melihat Hugo bermain lagi setelah sekian lama.
Tapi Amaia tak ingin memaksakan pendapatnya atau berdebat soal itu sekarang, mereka masih punya waktu seharian dan Amaia yakin keputusan Mateo masih bisa dirubah.
Setelah selesai menghabiskan kopi pagi mereka, Amaia dan Mateo pun bersiap pergi. Mereka menaiki bis sambil menikmati pemandangan di jalanan kota Sevilla, area jalanan yang sempit tidak mengurangi kecantikan arsitektur tiap bangunan yang ada disana yang kebanyakan dicat dengan warna-warna bernuansa tanah. Banyak toko dan bar kecil yang berjejer di kiri dan kanan jalan, menjual apapun yang warga lokal maupun turis butuhkan, seperti tapas sampai kerajinan kreatif yang menjual perhiasan unik atau hiasan rumah dekoratif.
Setelah berjalan 300 meter dari stasiun bis, mereka pun tiba di toko kue milik Amaia.
"Ini luar biasa Amaia." Ujar Mateo saat ia membuka pintu toko yang terbuat dari kayu antik dan dihias kaca patri.
Mereka disambut lantai kayu vinyl berwarna gelap, aroma butter di udara, dan kue-kue cantik yang berbaris rapih di etalase kaca.
"Amaia, waaw..." Mateo tidak mengada-ngada, ia sungguh terpesona dengan dekor toko kue Amaia yang lebih cocok disebut sebagai toko antik dibandingkan toko kue. "toko kue ini seperti dibawa dari tahun 80-an ke tahun 2023."
"Gracias." Amaia tersenyum lebar, "Mau mencoba kuenya?"
Mateo mengangguk, lalu menengadahkan wajahnya sedikit. "Si por favor. Semua kue yang ada disana masing-masing satu."
"Akan segera datang. silakan duduk di kursimu. Mau minuman juga?"
"Air mineral saja jika ada."
"Akan segera datang." Mateo lalu menarik lengan Amaia, menghentikan langkah gadis itu "Ya?" Tanya Amaia
"Jangan menolak saat aku ingin membayar, vale?"

KAMU SEDANG MEMBACA
back to you
RomanceKamu bisa saja jatuh cinta berulang kali, namun cinta pertama selalu mendapat tempat di hati. Benarkah? ataukah cinta pertama hanyalah sedikit kebodohan dan banyak rasa ingin tahu? ✧༺🌹༻✧ Setelah putus d...