- 38 -

157 20 17
                                    

✧༺🌹༻✧

Amaia baru turun dari taksi dan langsung memasuki sebuah restauran cantik dengan desain ruangan yang begitu terang tapi terdapat sentuhan klasik dari meja dan kursi yang dipahat dan dicat berwarna gelap.

"Selamat siang, sudah membuat reservasi." Sapa sorang wanita di pintu masuk.

Amaia mengerutkan keningnya sejenak, "Yeah seharusnya. Temanku Paulina mengundangku. Paulina Sarkova" Ujar Amaia mengucapkan nama belakang Paulina dengan sedikit ragu.

"Nona Paulina sudah ada di dalam," Wanita itu menatap ke arah petugas yang berdiri di sisinya, "Tolong bawa nona ini ke meja 9." Ia lalu menatap Amaia lagi, "Silakan ikuti salah satu staff kami."

Amaia mengucapkan terima kasih lalu mengikuti petugas yang berjalan mendahuluinya, tak jauh di depannya Paulina duduk dengan senyum lebar dan tampak cantik dengan crop top tanpa lengan dan rok pendek berbahan tweed, jas yang senada dengan roknya bersandar di lengan kursi kayu yang ia duduki.

Bagaimana mungkin Alexis menyelingkuhi gadis yang cantik dan baik seperti Paulina?

"Halo cantik." Sapanya ramah dan mengulurkan tangan pada Amaia.

"Aku seharusnya yang mengatakan itu."

Paulina mengibaskan tangannya, "Duduklah, bagaimana menurutmu tempatnya? Bagus ya kan? Ini baru buka."

"Ya, sangat cantik dan nyaman. Kau sudah memesan makanan?"

Paulina menggelengkan kepalanya dan mengulurkan buku menu pada Amaia, Amaia membuka buku menu itu dan membaca semua menunya.

"Aku sudah dapat tiket untuk laga Sevilla, ngomong-ngomong. Kita jadi menontonnya kan?"

"Tentu saja," Amaia menutup buku menunya,  "Ini pertanding semi final, jika mereka menang, mereka akan ke final untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir."

"Benarkah? Lalu pertandingan terakhir liga juga pekan ini ya kan?"

Amaia mengangguk, "Kita juga harus menonton itu."

Paulina mengangguk, "Setuju."

"Kita harus memakai jersey yang sama."

"Ya! ini laga kandang, jadi harusnya warna putih ya kan?"

Amaia mengangguk, "Aku bersemangat sekali!"

"Aku juga."

Setelah tawa cekikikkan keduanya memudar, kini keduanya saling pandang,

"Jadi... Kau bertemu Alexis semalam ya?" Ujar Paulina pelan.

Amaia tak dapat menahan diri dan langsung mendekat ke arah Paulina, sebelah tangannya meraih tangan gadis langsing di sebelahnya, "Paulina, kau tak perlu menceritakannya jika kau tidak merasa nyaman."

"Apa ini alasanmu menghindariku tadi pagi? Kau melewatkan olahragamu pagi ini. Kau tak biasanya begitu."

Amaia tertawa kecil, "Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku tidak tau apa aku harus mengatakannya atau aku harus diam saja karena aku tau betapa kau mencintai Alexis."

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang