Epilog

406 28 32
                                    

─── ・ 。゚☆: *. 🌹 .* :☆゚. ───

Hugo mengendarai Bentley Continental abu-abu gelapnya melewati jalanan London yang padat. Ia benci kemacetan, tapi ini London dan ia baru saja bersenang-senang bersama salah satu klub terbaik di Inggris. Mereka memiliki tim yang mengatur latihan menjadi begitu menyenangkan dan tidak monoton. Selain itu, Hugo sudah bermain cukup lama untuk menyadari bahwa Arsenal bukan hanya klub, tapi fansnya juga sangat solid, jadi ia tak akan mengeluh. Belum lagi segala kesenangan yang sudah menantinya di rumah, Hugo sungguh berharap ia bisa memacu mobil berkecepatan tingginya ini lebih cepat agar bisa lebih cepat membawanya ke rumah.

Setelah melewati jalanan kota yang padat, ia memasuki pemukiman di Highgate. Agak jauh jaraknya dari training ground Arsenal, tapi jaraknya sangat dekat dari stadion utama klub tersebut. Highgate merupakan salah satu area mewah di London, dengan banyak bangunan-bangunan cantik yang dibangun dari abad ke-18 dan sangat rimbun karena dipenuhi pepohonan besar. Itulah alasan Hugo selalu menurunkan jendela mobilnya saat memasuki area tersebut.

Ia melambatkan laju mobilnya saat melihat sebuah rumah dua lantai berwarna putih, seluruh jendelanya tampak tengah dibuka agar sirkulasi udara berganti. Hugo memarkir mobilnya di depan garasi yang tertutup, ia lalu melangkah menuju jalan setapak, melewati pintu utama.

"Bonjour Hugo." Sapa seorang lelaki tua yang sedang berlari di trotoar rumahnya.

Hugo mengangkat tangannya sambil tersenyum lalu terus melangkah ke belakang. Nyonya Lucia tampak sedang membuka jendela samping, sambil memberikan instruksi pada petugas kebersihan yang baru direkrutnya beberapa hari yang lalu dari Santutxu.

Saat Amaia dan Hugo pindah, mereka juga membawa Nyonya Lucia. Meyakinkan wanita tua itu untuk pindah bukanlah hal yang mudah, mengingat ia juga mengasuh cucu dari anaknya yang bekerja di luar kota. Hugo dan Amaia bisa saja menyewa jasa bersih-bersih di London, tapi keduanya masih baru dan akan sangat membutuhkan bantuan Nyonya Lucia yang sudah bekerja sebagai juru bersih-bersih seumur hidupnya. Akhirnya Hugo mengajukan beberapa penawaran, dan tentu saja langsung ditolak Nyonya Lucia karena ia sesungguhnya juga takut pergi keluar dari Spanyol. Tapi cucunya mendengar tawaran Hugo dan setelah dipikir-pikir, konyol sekali menolak tawaran untuk bisa menyekolahkan cucunya ke sekolah yang lebih bagus hanya karena rasa takutnya. Akhirnya Nyonya Lucia setuju.

Hugo berlari-lari kecil sambil menunduk saat ia melihat bagian belakang dari tubuh istrinya duduk di dekat kolam.

"Hati-hati Aaron," Ujar Amaia sambil menumpukan salah satu tangan ke belakang, menopang tubuhnya.

Hugo menahan senyum saat melihat istrinya membusungkan perutnya ke depan, menunjukkan perut besarnya yang menandakan kehidupan di dalam sana berkembang dengan baik.

"Bonjour ma choupinet." Bisik Hugo saat ia akhirnya mendekat pada Amaia.

Amaia yang tak menyadari kedatangan Hugo dibuat begitu terkejut saat mendengar bisikan suara dan dua buah tangan memeluknya.

"Astaga, kau membuatku kaget. Aduh perutku..." Amaia langsung bersandar pada tubuh Hugo dan mengelus perut besar bulatnya.

"Ada apa? Masih sakit sejak pagi?"

"Sejak pagi." Jawab Amaia manja.

"Karena yang aku lakukan?" Tanyanya lagi.

back to youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang