Bagian 6

22 3 0
                                    

"Gue suka sama lo."

*

"Kalian duluan. Gue nyusul." Reo menyuruh kedua temannya lebih dulu pergi ke kantin saat tanpa sengaja ia melihat Tenggara sedang berdiri seorang diri di depan sebuah ruangan yang dari tempat itu, Reo tau kemana arah mata Tenggara tertuju.

Seorang gadis yang secara terang-terangan bilang bahwa dirinya bukan Rowena, bahwa dirinya adalah Sybil. Sungguh, sampai sekarang Tenggara tidak percaya dengan perkataan itu. Di matanya, Sybil adalah Rowena.

"Lagi-lagi lo meratiin dia." kata Reo begitu tiba di samping Tenggara.

Tenggara segera menoleh. Reo sudah seperti Teagan saja, yang suka tiba-tiba muncul tanpa ada pertanda.

"Lo naksir sama dia?" tanya Reo dengan wajahnya yang serius. Tidak ada wajah bercanda atau main-main sama sekali.

Tanpa menjawab pertanyaan Reo, Tenggara kembali menatap Sybil.

"Jangan dia. Lo boleh naksir cewek, tapi jangan dia." kata Reo sambil ikut memperhatikan Sybil yang sedang tertawa bersama teman-temannya.

Masih diam, Tenggara melirik cowok itu.

"Gue nggak mau bersaing sama temen sendiri." Reo balas melirik Tenggara sebelum akhirnya pergi meninggalkan Tenggara seorang diri.

*

Sampai di kantin, Reo tidak menemukan Rentang. Satu-satunya yang ia temui hanya Morveo. Ketika Reo bertanya di mana Rentang, sambil terkekeh Morveo menjawab, "Rentang tadi dicegat sama Novela."

Reo pun ikut terkekeh setelah mendengarnya. Bukan rahasia lagi, jika Rentang amat sangat digandrungi oleh Novela, anak kelas 10. Padahal Rentang di mata cewek-cewek lain itu menyeramkan, galak dan temperamen. Tapi entah bagaimana dengan Novela, yang tidak ada takut-takutnya sama sekali menghadapi Rentang.

"Oi, Re, beneran kemaren habis baksos lo makan berdua sama Sybil?" begitu kekehan Morveo berhenti, ia segera mengalihkan topik pembicaraan.

Reo hanya menggumam yang menurut Morveo malah kesannya jauh lebih menyebalkan.

"Lagi? Udah berapa kali, anjir, lo makan berdua sama Sybil?" seringkali Morveo iri dengan Reo. Sudah lebih tampan, lebih kaya, lebih populer, lebih beruntung pula!

"Mmmm, banyak. Tak terhitung."

Sombongnya Reo membuat Morveo ingin menggetok kepalanya saja. "Jadi sebenernya kalian pacaran apa gimana sih?"

Satu ujung Reo terangkat. "Mudah-mudahan."

*

Begitu keluar dari kelas 12-8, mata Reo segera menangkap sosok Sybil yang baru saja keluar dari kelas 12-7. Tanpa memedulikan Rentang dan Morveo yang semula berjalan di sampingnya, Reo segera berlari mendekati Sybil dan meninggalkan kedua temannya. "Bil!"

Begitu ada Reo di belakang, langkah Sybil terhenti. Cewek itu pun membalikkan badan.

"Key mana?" basa basi saja, aslinya Reo senang karena Sybil sendirian, jadi bebas ia dekati.

"Ijin pulang duluan. Dismenorhea."

Lalu tanpa dibimbing, keduanya pun berjalan bersisian dengan iringan tatapan iri orang-orang di sekitarnya. Tapi seperti biasa, baik Sybil maupun Reo sama-sama tidak peduli. Mereka tetap bisa berjalan normal seperti biasa.

"Habis ini lo mau kemana?" tanya Reo melirik cewek yang lebih pendek darinya itu.

"Lo mau ngajak gue makan? Nggak, ah." Sybil menebak sekaligus menolak dalam waktu yang bersamaan.

sheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang