"Apa pun cerita lo, muaranya tetap sama."
*
Harusnya tidak begitu. Tapi memang benar begitu lah yang tengah Keyra rasakan saat ini. Hatinya tidak enak melihat Reo dan Sybil yang berdiri berjajar di depannya, pada saat upacara hari Senin berlangsung. Pastinya keberadaan Reo di barisan kelas yang bukan kelasnya ini adalah hasil dari menyusup. Tujuannya? Sudah pasti Sybil.
Meski sudah ditolak oleh Sybil, Reo pantang menyerah. Jelas sekali Reo masih mengusahakan dan memperjuangkan Sybil. Yang justru terasa makin menjauh ketika Reo mengejarnya.
"Kembali ke barisan lo." Usir Sybil tanpa menoleh pada Reo yang kedatangannya sebenarnya selain memang untuk mendekatinya, juga mampu melindunginya dari paparan sinar matahari yang panas meski masih pagi.
"Lo jalan sama Gara. Itu bener?" tanpa memedulikan usiran Sybil, Reo bertanya padanya.
"Bukan urusan lo." Jawab Sybil tanpa menoleh.
"Masih urusan gue selama gue belum nyerah buat dapetin lo." tandas Reo.
Sybil tampak acuh sambil terus menghadapkan wajahnya ke depan.
Selesai upacara, Sybil pun segera kembali ke kelas tanpa ditahan oleh Reo. Reo hanya diam di tempat melihat kepergian gadis itu yang didampingi oleh Keyra. Sambil berjalan bersama, Keyra mengajak mulai berbicara padanya, "Bil, lo ada masalah apa sama Reo?"
Sambil terus berjalan, Sybil menjawab. "Nggak ada."
"Jangan bohong. Keliatan banget lo jadi dingin dan sensi sama dia."
"Gitu ya?"
Keyra mendecak tanpa sadar karena menurutnya Sybil berubah menjadi orang yang menyebalkan. "Bukan karena Gara kan?" pancing Keyra.
Otomatis langkah Sybil berhenti. Ia juga menoleh pada Keyra, "Lama-lama lo jadi mirip sama Reo ya? Dikit-dikit sangkut pautin sama Gara."
"Kalo bukan Gara, apalagi? Kan penghalang hubungan lo sama Reo cuma dia?" satu alis Keyra terangkat.
"Kalo statement lo bener, pasti gue udah jadian sejak lama sama Reo."
"Bil, lo dipanggil kepsek sekarang." Seorang siswa datang, menyampaikan sebuah informasi untuk Sybil. Karena itu, Sybil pergi mendului Keyra yang masih berhenti di tempat. Tengah memikirkan apa yang sebenarnya sudah terjadi di antara temannya dan Reo?
*
Di hadapan kepsek yang hanya dibatasi oleh meja, sudah berdiri Tenggara saat Sybil baru saja memasuki ruang kantor yang dingin itu. Sybil sedikit heran, untuk apa kepsek memanggilnya setelah upacara selesai. Bersama Tenggara pula.
"Ada apa, Pak?" tanya Sybil tanpa ragu. Memang beda cucu pemilik yayasan ini. Selantang itu ia bertanya pada manusia tertua di SMA Patriot.
"Bapak mau menyampaikan undangan untuk kamu dan Tenggara. Undangan syukuran peresmian bangunan baru panti jompo Teguh Bersama."
Sybil tidak lupa. Pada saat kunjungannya dengan Tenggara saat itu ke panti jompo Teguh Bersama, memang terlihat mereka seperti sedang merampungkan sebuah proyek pembangunan bangunan baru. Tapi Sybil tidak menyangka kalau pengerjaan itu ternyata bisa selesai secepat ini. "Apa yang kerja Bandung Bondowoso dan sekutu jinnya? Cepet amat."
Kepsek pun terkekeh geli. "Kamu mulai belajar melawak ya?"
Sybil hanya mendengus.
"Baik, kalian berdua jangan lupa datang ya? Nama baik sekolah di Teguh Bersama ada di punggung kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
she
Teen Fiction(COMPLETE) Alih-alih "move on", Tenggara malah bertemu dengan seorang gadis yang sama persis dengan dia. Begitu mirip, sampai Tenggara nyaris tidak bisa membedakan dia dengan dia yang pernah hidup di masa lalunya.