Bagian 44

5 1 0
                                    

"Gue mau lo."

*

"Cewek yang kalian semua kira baik adalah seorang pembunuh!"

Kasak-kusuk makin terdengar. Ada yang langsung menelan mentah-mentah omongan Rentang, ada yang tidak percaya dan ada pula yang menganggap Rentang sedang membuat lelucon.

Keyra langsung menoleh cepat pada Reo. Dari yang Keyra tau, yang tau tentang peristiwa di kolam renang adalah dirinya, Reo dan Sybil saja. Kalau teman Reo tiba-tiba tau, sudah pasti Reo kan, yang memberi tahunya? "Re, lo ngasih tau mereka?" Keyra sedikit marah sekaligus tidak percaya. Meski saat ini Keyra memang masih marah pada Sybil, tapi Keyra tidak akan melakukan hal yang dengan yang Rentang lakukan. Karena bagaimana pun, Keyra dan Sybil sudah berteman sejak pertama masuk SMA.

Reo hanya mendesis. Tidak ia duga, ceritanya untuk Rentang dan Morveo malah membuat Rentang jadi seperti ini.

"Tang, nggak lucu! Udah deh, berhenti nge-gag!" ujar salah seorang anak, diikuti beberapa anak lain yang sependapat dengannya.

Rentang segera meringis kesal. "Gue nggak bohong! Sybil udah melakukan percobaan pembunuhan ke Reo dengan nyeburin Reo ke kolam renang. Asal kalian tau, Reo nggak bisa renang."

Semua terdiam. Terkejut bukan main. Dalam tiga kalimat, tersampaikan dua informasi yang mencengangkan.

Reo berdiri dari tempat duduknya. "Tang, berhenti." Ujarnya penuh dengan penekanan.

"Kalo nggak bisa bawa Sybil ke polisi, seenggaknya nih cewek perlu dapet sanksi sosial, Re!" seru Rentang.

"Tang, jangan asal nuduh! Apa buktinya kalo Sybil ngelakuin itu?" salah satu anak bertanya, tidak mau langsung percaya begitu saja.

"Nggak ada bukti selain CCTV sekolah. Tapi ada saksi yang liat peristiwa itu!" jelas Rentang sambil menunjuk Keyra.

Semua sorotan anak di kantin pun berubah ke arah Keyra yang mendadak kekusahan menelan ludahnya sendiri.

"Bilang ke semua orang soal apa yang lo liat waktu itu, Key!" Rentang mendesak Keyra untuk mengatakan semuanya.

Keyra langsung kaget. Kedua matanya melebar. Secara otomatis, ia langsung menatap dengan Sybil yang juga tengah menatapnya.

Saat ini Sybil terlihat begitu tenang. Ia tidak menunjukkan ekspresi marah, kesal atau kaget. Hal ini menjadi salah satu alasan kenapa anak-anak tidak segera percaya dengan omongan Rentang.

"Bilang semuanya, Key!" kejar Rentang setengah membentak.

Keyra tidak bisa berkata-kata. Meski apa yang Rentang katakan benar, tapi ia tidak bisa mengatakannya di depan banyak orang seperti ini. Terlebih orang itu ada dan tengah menatapnya.

"Key—"

"TANG, GUE BILANG BERHENTI!" Reo membentak Rentang dengan lebih keras. Membuat suasana kantin mendadak hening. Apakah ini artinya Reo membela Sybil?

"Re, lo nggak bermaksud mau ngelindungin cewek ini kan?" desis Rentang sambil mencengkeram satu lengan Sybil.

"Lepasin gue!" Sybil balas mendesis, tidak terima dengan perlakuan Rentang.

Tapi Rentang tidak peduli. Kedua matanya terus terarah pada Reo yang diam dengan gigi yang beradu.

Keraguan Reo dalam menyikapi pertanyaan Rentang, menjadi perhatian Keyra. Padahal seharusnya Reo bisa dengan mudah menjawabnya kan? Bilang 'nggak', mudah kan? Tapi kenapa Reo hanya diam menahan emosi?

"Oh, lo nggak bisa jawab pertanyaan gue?" Rentang memanasi.

Di luar dugaan, Keyra yang semula bungkam, akhirnya buka mulut. "Iya, gue liat dengan mata kepala gue sendiri, Sybil dorong Reo sampe Reo kecebur di kolam."

sheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang