"Gue udah bilang bakal ketawain dia suatu hari nanti."
*
Baru saja tiba di sekolah dalam waktu yang bersamaan dengan Keyra, Sybil melihat sesuatu yang membuatnya berdecak. Tidak habis pikir, kenapa yang namanya perundungan tidak pernah luput dari sekolah? Apakah perundungan sudah sangat lumrah terjadi di sekolah? Menyebalkan rasanya melihat orang-orang yang merasa punya power, merundung orang lain yang menurut mereka lemah.
"Bil, lo mau apa?" tanya Keyra ketika melihat Sybil berjalan dengan cepat ke arah tempat seorang siswi yang tengah dirundung oleh kakak kelasnya.
"Bentar, Key. Gue gemes soalnya." Jawab Sybil tanpa menoleh dan sambil terus berjalan.
Keyra hanya menghembuskan nafas pelan. Pantas saja Sybil jadi cucu kesayangan. Soalnya Sybil memang baik sih. Ada anak dirundung saja, ia tidak tinggal diam. Hanya saja kadang Keyra kurang setuju dengan tindakan Sybil yang menurutnya terlalu baik ini. Karena pernah sekali Sybil menolong anak lain dari aksi bully, tapi ternyata anak yang ditolong oleh Sybil ini malah mengolok Sybil di belakang. Dibilang Sybil hanya pansos dan melakukan itu karena ia merupakan cucu pemilik sekolah.
"Gue heran, kenapa sih kalo nge-bully itu pasti beraninya rame-rame? Apa kalo sendirian nggak punya nyali?"
Ucapan Sybil yang tiba-tiba dan tidak terduga itu membuat empat orang cewek yang tengah merundung seorang cewek menghentikan aksi mereka. Keempat orang cewek yang merupakan siswi kelas 11 bernama Ratu, Riza, Indy dan Naura itu dengan pelan menolehkan kepala ke arah datangnya suara Sybil.
"Eh, ada Kak Sybil..." Ujar Ratu sambil nyengir kaku.
"Kak Sybil tumben pagi banget?" imbut Riza.
"Kak Sybil lagi ngapain?" tanya Naura.
"Lagi liatin kalian." Sybil hanya menjawab pertanyaan Naura karena menurutnya itu adalah pertanyaan yang paling membutuhkan jawaban.
Terlihat keempat adik kelas itu saling sikut dan bermain kode.
"A-anu, Kak Sybil... I-itu... Kita—" secara terbata, Indy mencoba memberi penjelasan tentang apa yang tengah ia lakukan bersama teman-temannya. Namun dengan cepat Ratu memotong.
"Ini, Kak! Si anak kelas 10 udah berani nyolot! Udah tau kita pada lagi jalan, eh dia ngehalangin jalan! Ya kita tegur dong!"
"I-iya! Bener! Itu yang tadi mau gue sampein ke lo, Kak!" Indy segera menimpali.
"Tuh, lain kali kalo ada senior yang mau lewat, lo kasih jalan!" seru Riza pada anak kelas 10 itu.
"Ini udah ada jalan, kenapa kalian masih di sini?" satu alis Sybil terangkat. Lalu ia melirik lorong koridor yang terbuka lebar.
Tanpa tunggu apa-apa lagi, Ratu dkk segera melenggang pergi. Tentunya sambil memberi lirikan maut untuk adik kelas mereka yang kurang lebih artinya begini, 'Awas! Urusan kita belum selese!'.
Sepeninggal Ratu dkk, perhatian Sybil pun tertuju pada adik kelas bontotnya itu. Tampak penampilan cewek itu jadi berantakan. Rambutnya acak-acakan karena jambakan Ratu CS, kemejanya kusut dan keluar dari rok karena ulah Ratu CS. Setidaknya Sybil tidak melihat ada luka fisik yang ada di badan cewek itu. Tetapi tetap saja, Sybil ingin memastikannya, "Apa ada yang luka?"
Cewek yang lebih pendek beberapa senti dari Sybil itu kemudian melirik. Dari lirikannya, tampak ia tidak suka dengan apa yang baru saja Sybil katakan dan lakukan. "Gue bisa atasin sendiri."
Kedua alis Sybil segera terangkat. Tidak menyangka ia mendapat respon seperti itu dari adik kelas yang baru saja ia tolong dari aksi perundungan kakak kelasnya. Mengherankannya lagi, cewek itu lalu pergi begitu saja membiarkan Sybil di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
she
Teen Fiction(COMPLETE) Alih-alih "move on", Tenggara malah bertemu dengan seorang gadis yang sama persis dengan dia. Begitu mirip, sampai Tenggara nyaris tidak bisa membedakan dia dengan dia yang pernah hidup di masa lalunya.