Bagian 33

12 2 0
                                    

"Ngapain lo ajak dia ke sini?"

*

Tau media Korea Selatan yang suka meng-spill berita dating idol tidak? Itu, Dispacth. Tampaknya sekarang media satu itu buka cabang di Indonesia karena telah berhasil mengabadikan moment Sybil dan Tenggara yang sedang berada di dalam mobil di tempat parkir taman kota serta foto kedua remaja itu kedapatan makan bersama di warung tenda pinggir jalan. Tetapi kalau Dispacth Korea kan kredibilitasnya bisa dipertanggung jawabkan ya. Dalam artian, berita yang mereka rilis, kebenarannya sudah mendekati 100%. Kalau Dispacth abal-abal ini, kebenarannya masih blur. Tetapi bukti-bukti tersebut sudah cukup bagi nitizen untuk menyimpulkan sendiri.

Pada akhirnya pilihan Sybil tampaknya jatuh ke Tenggara, bukan Reo seperti yang selama ini orang tau. Sedangkan Tenggara juga menjatuhkan pilihannya pada Sybil. Bukan Ruby, si adik kelas kemarin sore yang tidak cantik-cantik amat.

"Masih mau nyangkal?" Keyra segera menghampiri meja Sybil begitu bel istirahat berbunyi.

Sybil mengangkat wajah, melihat wajah temannya yang sudah berdiri di samping mejanya.

"Ya, gue tau lo sama Gara emang ditugasin buat ngewakilin sekolah acara baksos. Tapi, wow! Makan berdua untuk kedua kalinya? Amazing!"

Sybil menghela nafas. "Beneran udah makin mirip Reo. Gue curiga, jangan-jangan kalian berdua jodoh."

Dibilang seperti itu, Keyra langsung salah tingkah. "Y-ya... Ya, habisnya... Lo nggak pernah cerita apa-apa ke gue soal Gara. Jadi wajar kan, kalo gue berspekulasi kayak gitu?"

"Karena emang nggak ada yang perlu gue ceritain soal Gara, Key."

Mulut Keyra terkatup beberapa saat sampai kemudian dengan pelan ia memberanikan diri lagi menyebut nama yang tadi sudah Sybil sebut. "Kalo soal Reo?"

Sybil langsung buang muka.

"Sejak lo sama dia ke-gep di 1961, lo kayak—"

"Iya, gue emang marah sama dia." Potong Sybil sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Kenapa?"

Sybil menoleh, menunjukkan wajahnya yang marah, "Dia udah berani kurang ajar sama gue."

*

"Tuh, kan. Gue bilang juga apa? Percuma kalo saingan lo Kak Sybil. Lo nggak bakal bisa menang. Selain emang Kak Sybil cantik, pendukungnya juga jauh lebih banyak dari lo. Jadi, terima kenyataan ya?" Novela menghampiri meja Ruby hanya untuk mengatakan itu. Ia sempat juga menepuk satu bahu Ruby sebelum pergi.

Ruby hanya diam sembari menghembuskan nafasnya kasar. Meski sudah ganti hari, namun gosip tentang Sybil dan Tenggara yang ketahuan jalan berdua, masih terus dibahas. Mau tidak mau, lama kelamaan, Ruby jadi merasa gerah. Sekaligus... marah!

Ia marah karena ternyata alasan Tenggara menolak undangan mama waktu itu adalah untuk jalan dengan Sybil. Ia juga kecewa, karena tampak di foto, Tenggara begitu menikmati waktu yang ia habiskan bersama Sybil. Hal yang menurut Ruby tak pernah ia dapatkan saat ia bersama dengan Tenggara.

Secara tidak langsung, tindakan Tenggara yang lebih mementingkan urusannya dengan Sybil menunjukkan bahwa saat ini Sybil adalah gadis prioritasnya. Bukan lagi Rowena. Terlebih Ruby.

"By, gue mau bicara sama lo." Kelas 10-7 yang baru dipenuhi seperempat muridnya, mendadak kaget luar biasa saat Sybil tiba-tiba muncul dan mengajak Ruby berbicara.

Bukan di kelas, Sybil mengajak Ruby berbicara di depan ruang UKS yang masih sepi. Sengaja Sybil memilih tempat itu agar tidak menyedot perhatian orang-orang. Sayangnya, baik Sybil maupun Ruby telah luput akan seseorang. Tempat yang mereka pikir aman untuk berbicara, ternyata tidak demikian. Dengan jarak terjaga, Reo bersembunyi di balik tembok UKS untuk menguping pembicaraan mereka.

sheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang