Bagian 4

36 5 0
                                    

"Harusnya nama lo bukan Sybil."

*

Selesai dengan pelajaran olahraga siang hari ini, Tenggara beserta dengan teman-teman sekelas lainnya masih berada di tepi lapangan untuk istirahat sejenak sebelum benar-benar istirahat di waktu istirahat. Mereka lebih dulu duduk meluruskan kaki sembari mengatur nafas akibat lelah dengan kegiatan fisik yang berlangsung kurang lebih dua jam pelajaran.

Di saat yang bersamaan, siswa-siswa dari kelas lain pun berhamburan seperti kelelawar yang keluar dari sarang pada waktu malam hari. Hal itu bukan lain karena baru saja bel istirahat berbunyi. Tentunya mereka sudah sangat tidak sabar untuk pergi ke kantin, mengisi perut atau sekedar ngecengin gebetan. Hal-hal yang menjadi healing para siswa ketika suntuk dan pusing selama mengikuti pelajaran di kelas.

"Hai, Sybil!" Terdengar Saul memanggil nama seorang gadis yang baru terlihat di lapangan.

"Hai, Key!" Dega ikut memanggil gadis lain yang bukan lain adalah teman Sybil yang berjalan berdampingan dengan Sybil.

Baik Sybil maupun Keyra alias Key tidak menggubris panggilan Saul maupun Dega. Kedua gadis itu tetap berjalan tanpa menoleh sama sekali. Kelihatannya sih mereka sedang serius berbicara sambil berjalan.

Di sisi lain, mata Tenggara yang menangkap kemunculan Sybil berkat panggilan Saul, segera mengunci sosok itu. Seperti kemarin, hari ini Tenggara kembali melakukan hal yang sama. Menatap Sybil tanpa kedip. Bedanya, kali ini tanpa disadari oleh Sybil.

Namun tak luput dari Teagan yang diam-diam memperhatikan tingkah Tenggara. Karenanya, Teagan yang tidak bisa menahan diri pun terkekeh. Kekehan Teagan inilah yang membuat Tenggara tersadar. "Turut berduka buat cewek-cewek di kelas. Kalo saingannya Sybil, gue rasa itu bakal susah."

Tenggara menoleh pada Teagan yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya. Ini bukan pertama kali Teagan muncul secara tiba-tiba seperti hantu di sekitar Tenggara. Tenggara jadi curiga, jangan-jangan Teagan adalah seorang penguntit. Namun bukan itu yang ingin Tenggara tanyakan sekarang. Yang ingin Tenggara tanyakan adalah, "Namanya beneran Sybil?"

Teagan mengangkat kedua alis. "Yeah, she is."

Tenggara diam. Wajahnya tampak sedang berpikir.

"Hm?" Teagan heran melihat ekspresi wajah Tenggara.

"Beneran namanya Sybil?" Tenggara kembali bertanya pada Teagan. Lebih seperti ingin meyakinkan apakah Teagan sudah memberikan informasi yang akurat dan tepat padanya atau tidak. Pasalnya, sejak kemarin bersama Reo, Rentang dan Morveo, semua memanggil cewek itu dengan nama Sybil.

"Setau gue dia nggak ganti nama jadi Zendaya."

"Full name-nya?"

Teagan sampai heran karena ini pertama kalinya ia mendengar Tenggara berbicara lebih dari satu kalimat. "Nier Sybil Laurie."

*

Sukses Tenggara tidak bisa fokus mengikuti sisa pelajaran hari ini. Tidak lain dan tidak bukan adalah karena otaknya sibuk memikirkan gadis cantik bernama Sybil. Tenggara heran, kenapa nama gadis itu Sybil? Bukankah seharusnya namanya bukan Sybil? Tetapi kenapa semua orang menyebutnya sebagai Sybil? Apa yang sebenarnya telah dan sedang terjadi? Tenggara benar-benar tidak mengerti.

"Tenggara, bisa maju ke depan untuk menyelesaikan contoh soal nomor dua?" perintah Bu Hanah membuat pikiran Tenggara buyar. Rupanya, Bu Hanah me-notice siswanya ini yang sejak tadi tidak menyimak penjelasannya.

Untung saja Tenggara diberkati otak yang bisa dibilang cerdas. Jadi meski tanpa mendengarkan penjelasan Bu Hanah, cukup hanya dengan melihat contoh soal sebelumnya, ia sudah paham dan bisa mengerjakan contoh soal nomor berikutnya dengan benar.

sheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang