"Sepupunya sendiri aja bisa dia tikung."
*
Mama gue tanya, jadi kapan lo bisa ke sini? Sekarang?
Lagi-lagi Tenggara mendapat chat dari Ruby yang menyuruhnya untuk datang ke rumah. Mungkin memang ada sesuatu yang harus Tenggara lihat, sampai dua kali mama Ruby memintanya datang ke rumah. Sayang lagi-lagi Tenggara tidak bisa menurutinya karena saat ini ia sedang berada di perjalanan mengantar Teagan untuk bertemu dengan Josie ke Quoss.
Setelah pembicaraan antara dirinya dan Teagan yang terjadi di rooftop kala itu, Teagan mengakui jika benar, dirinya adalah adik Trevor, orang yang Tenggara cari. Setelah pengakuan itu, Teagan meminta pada Tenggara untuk dipertemukan dengan Josie.
"Kalo udah ketemu Josie, lo mau apa?" tanya Tenggara saat itu.
Teagan tersenyum misterius, "Itu urusan gue."
"Kalo gitu, nggak bisa."
"Hah?" senyuman Teagan langsung hilang.
"Miro bukan cuma bakal ngebunuh gue, tapi juga lo, kalo sampe lo macem-macem sama Josie."
Tawa Teagan pecah. "Jadi sekarang lo mau ngincer Josie dan nyerah soal Sybil?"
Tenggara seketika diam.
Dengan tangan kiri memegang setir, tangan kanan memegang ponsel, Tenggara membalas dengan ketikan yang cepat pesan dari Ruby itu:
Gue ada urusan penting. Tolong sampein ke mama lo.
Tak sampai satu menit, balasan chat dari Ruby kembali datang:
Urusan Rowena emang udah ga penting lagi buat lo!
Rowena. Setelah sekian cukup lama Tenggara tidak mendengar, membaca dan mengingat nama itu, kali ini ia kembali diingatkan dengan satu nama yang masih mampu menggetarkan jiwanya.
Klakson dari mobil Teagan yang ada di belakang, membuat lamunan Tenggara pecah. Ia jadi ingat, kalau saat ini ia sedang dalam perjalanan. Tenggara putuskan untuk tidak membalas pesan itu lagi. Ia pun meletakkan ponselnya ke atas dashboard mobil dan kembali menyetir dengan benar.
Akhirnya, Tenggara dan Teagan tiba di Quoss. Di siang menjelang sore, suasana café itu belum seramai saat malam hari. Tapi itu malah bagus, karena nantinya jika ada keributan, setidaknya tidak akan ada banyak orang yang melihat. Tapi Tenggara sih, tidak berharap seperti itu. Itu adalah kemungkinan paling buruknya.
"Gan," tahan Tenggara sebelum Teagan melangkah maju.
"Hm?" Teagan menoleh santai.
"Sekali lagi, jangan menggila." ujar Tenggara serius.
Teagan tidak menjawab. Hanya memberinya sebuah cengiran lebar.
"Itu dia." Ujar Davis begitu melihat Tenggara muncul bersamaan dengan Teagan. Tentu saja Tenggara tidak seceroboh itu. Setelah Teagan meminta dirinya mempertemukan Teagan sendiri dengan Josie, Tenggara segera menghubungi Miro untuk membahasnya. Dan setelah Miro meng-acc, baru Tenggara merealisasikannya.
Kenapa yang Tenggara hubungi adalah Miro? Karena yang merupakan 'temannya' kan si Miro, bukan Josie. Lagipula Tenggara yakin, kalau pun Josie yang ia hubungi lebih dulu, Josie tetap akan meminta pertimbangan dan perlindungan Miro.
"Mir, pokoknya lo jagain gue ya! Jangan sampe pacar kesayangan lo ini diapa-apain sama dia!" Josie merapatkan duduknya ke arah Miro, lalu memeluk satu lengannya dengan erat.

KAMU SEDANG MEMBACA
she
Teen Fiction(COMPLETE) Alih-alih "move on", Tenggara malah bertemu dengan seorang gadis yang sama persis dengan dia. Begitu mirip, sampai Tenggara nyaris tidak bisa membedakan dia dengan dia yang pernah hidup di masa lalunya.