"Ruby."
*
Untuk kedua kalinya, Tenggara mendapat kiriman foto Rowena dari nomor asing yang tidak tersimpan di kontaknya. Kali ini foto yang terkirim bukan lagi menggunakan format dokumen seperti foto yang pertama ia terima. Foto ini menggunakan format jpeg yang bisa langsung dilihat begitu ia download saat membuka chat dari kontak tersebut. Di foto yang kedua Tenggara terima ini pula, lagi-lagi menunjukkan foto Rowena yang tidak pernah Tenggara lihat sebelumnya. Yang jika diperhatikan baik-baik, tampak Rowena lebih dewasa dari yang terakhir Tenggara lihat. Tenggara berasumsi, foto Rowena yang ia terima pasti menggambarkan kondisi Rowena saat ini.
Yeah, she's still beautiful as ever.
Tetapi selain foto itu sendiri, yang turut menjadi perhatian Tenggara adalah siapa pemilik nomor asing itu. Tau dari mana kalau itu adalah nomornya? Tau dari mana kalau Tenggara mengenal dan bahkan tengah mencari Rowena? Kalau saja Tenggara mendapat balasan chat dari puluhan chat yang ia kirim ke nomor itu yang di antaranya isinya:
Rowena?
Lo Rowena?
Jawab gue, Wen.
Balas pesen ini kalo emang lo beneran Rowena.
Are you still there?
Lo bukan Rowena. Rowena ga mungkin abai begini. Siapa?
Angkat telepon gue.
Jawab!
Siapa lo kalo bukan Rowena?
Jangan cm lo read, balas!
BALAS CHAT GUE!
Selain mengirim spam chat, Tenggara juga berulang kali mencoba menghubungi nomor itu lewat telepon. Namun tak satu pun yang membuahkan hasil. Makanya Tenggara yakin kalau pemilik nomor itu pasti bukan Rowena. Sebab Rowena yang ia kenal, tidak akan mungkin membuatnya marah seperti itu.
Lalu siapa? Orang tuanya? Mana sempat mengurus hal-hal seperti itu. Saudara? Hey, bahkan saudara-saudara Tenggara tidak ada yang mengenal Rowena. Teman-temannya? Tidak! Tenggara akui dirinya tidak pandai bergaul, jadi wajar kalau temannya hanya sedikit. Jadi... Tunggu! Tiba-tiba Tenggara teringat dua orang yang belakangan sudah mengetahui tentang Rowena.
Dua orang itu adalah Reo dan Sybil. Hanya mereka berdua yang tau tentang Rowena. Apa mungkin salah satu dari mereka? Tetapi kalau iya, untuk apa? Atau jangan-jangan...
Sebuah pemikiran liar Tenggara muncul begitu ia mengingat nama Sybil. Dengan cepat ia kembali membuka foto Rowena yang sudah ia save di gallery ponsel. Ia zoom gambar itu untuk melihat lebih jelas. Barangkali Tenggara sudah salah menilai. Bukan tidak mungkin kalau gadis di foto itu adalah Sybil mengingat keduanya kan memiliki wajah yang mirip.
Gara-gara pemikiran liarnya sendiri, Tenggara jadi pusing. Makin ia perhatikan foto itu, rasanya ia jadi semakin yakin bahwa itu benar Sybil, bukan Rowena. Lagipula, lebih masuk akal jika gadis di foto itu adalah Sybil daripada Rowena kan?
Dari pusing, kini Tenggara jadi meluruhkan kedua bahunya. Ia kecewa karena ternyata update foto itu bukanlah potret gadis yang sudah lama ia rindukan. Gadis yang ada di potret itu hanya seorang gadis yang entah kebetulan atau apa, memiliki wajah yang sama dengan Rowena.
Sebuah pesan teks Tenggara kirim ke nomor yang lagi-lagi mengirim foto wajah mirip Rowena. Kali ini tanpa emosi seperti sebelum-sebelumnya.
Berhenti kirimin gue foto Sybil.

KAMU SEDANG MEMBACA
she
Teen Fiction(COMPLETE) Alih-alih "move on", Tenggara malah bertemu dengan seorang gadis yang sama persis dengan dia. Begitu mirip, sampai Tenggara nyaris tidak bisa membedakan dia dengan dia yang pernah hidup di masa lalunya.