Bagian 35

17 2 0
                                    

"GUE CUMA MAU SYBIL!"

*

Sejak tertangkap kamera sedang makan mie ayam bersama di warung pinggir jalan, tidak pernah terlihat kembali Sybil dan Tenggara dalam tempat yang sama. Di sekolah pun, mereka tidak pernah terlihat bersama. Hal itu membuat banyak orang bingung, sebetulnya apa sih, hubungan mereka? Sebentar terlihat dekat, sebentar jauh, sebentar lagi Sybil terlihat bersama Reo, sebentar tidak. Benar-benar membingungkan!

Tak terkecuali Teagan. Terang-terangan ia menghampiri Sybil yang baru keluar dari toilet. Sybil sampai kaget dan nyaris menjerit karena ia mengira Teagan telah menguntitnya.

"Gue nggak nguntit atau ngintip kok. Gue nggak semesum itu."

"Terus lo ngapain?" seru Sybil karena masih kaget.

Cowok itu memajukan bibir, menyilangkan kedua lengan di depan dada, lalu menyandarkan punggung ke dinding depan toilet. "Tolong diperjelas deh, sebenernya lo maunya sama Gara atau sama Reo? Sebagai penyimak, gue butuh kejelasan."

"Hah?"

Teagan memiringkan kepala, menatap wajah Sybil lurus-lurus. "Jangan pura-pura bego, ntar bego beneran loh."

"Soal taruhan?" Sybil menebak apa yang pernah Teagan lontarkan waktu itu.

Cowok itu langsung menjetikkan jari di depan wajah Sybil. "Seratus! Cuma ada yang harus gue lurusin sebagai penyimak yang bias di satu sisi. Sebetulnya ini bukan taruhan antara Gara atau Reo. Ini taruhan gue buat mereka berdua. Gue bertaruh buat Gara. Nyampe kan otak lo?"

Sybil tersenyum dingin.

"Are you okay, Sybil?" tanya Teagan.

"Kalo gitu lo salah, Gan. Dari awal nggak ada yang namanya taruhan."

"Hm?"

"Sejak awal Gara nggak pernah terlibat."

"Hmm?" kening Teagan mengerut.

"Gue bukan cewek yang Gara suka."

*

Bertemu dan berbicara langsung dengan Sybil rupanya tidak menolong Teagan. Justru ia malah makin dibuat bingung dengan pernyataan Sybil.

"Gue bukan cewek yang Gara suka."

Mana mungkin! Jelas-jelas Tenggara mencoba PDKT pada Sybil. Kalau apa yang sudah Tenggara lakukan untuk Sybil bukan PDKT, terus itu namanya apa?

Di saat ia kebingungan dan buntu, ia melihat Tenggara memasuki ke kelas. Sampai cowok itu duduk di bangku depannya, sambil menyangga dagu dengan telapak tangan, Teagan bertanya pada Tenggara. "Lo nggak suka sama Sybil?"

Tenggara menoleh ke arahnya. Sedikit terkejut dan heran, kenapa tiba-tiba Teagan bertanya seperti itu. "Kenapa?"

"Lo nggak suka sama Sybil?" Teagan mengulang kalimatnya.

Tenggara diam, mengamati wajah Teagan yang sayangnya tidak terbaca.

"Kalo lo nggak suka sama Sybil, ngapain lo deketin dia?" lanjut Teagan.

Dada Tenggara sedikit tertohok mendengarnya. "Kenapa?" Tenggara kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

Teagan mendengus. "Penonton kecewa, nggak jadi dapet hiburan."

*

Sybil menghela nafas untuk kedua kali karena lagi-lagi ia harus menghadapi Reo yang masih pantang menyerah untuknya. Kejadiannya sama, ia mencegat dirinya di koridor saat ia tengah berjalan menuruni anak tangga dari lantai tiga menuju lantai dua. Masih sama juga, kondisi saat ini di jam pulang sekolah, sudah cukup sepi karena sebagian siswa sudah pulang beberapa saat lalu.

sheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang