"Ya."
*
Hari Minggu merupakan hari di mana Sybil akan mengunjungi panti asuhan Mentari Harapan bersama Reo dalam rangka perpisahan salah satu anak bernama Nabil, karena ia diadopsi oleh sebuah keluarga mapan. Tentu saja kedatangan Sybil dan Reo adalah sebagai tamu istimewa Nabil karena kedua siswa SMA Patriot itu sudah beberapa kali datang berkunjung sambil membawa sesuatu di tangan mereka. Dan sebagai tanda perpisahan, Sybil dan Reo memutuskan untuk membawa sesuatu lagi yang kali ini dikhususkan untuk Nabil.
"Menurut lo yang mana?" Sybil meminta saran pada Reo atas kado yang nantinya akan ia berikan untuk Nabil. Di kedua tangannya terdapat dua pilihan barang. Di tangan kanan ada mainan robot Baymax, di tangan kiri ada mainan robot Optimus Prime.
"Optimus Prime, udah pasti." Reo menunjuknya tanpa ragu.
Sybil mendengus, "Padahal gue berharap ngasih Baymax."
"Terus kenapa lo tanya pendapat gue?" Reo tak bisa menahan senyumnya.
"Lo kan sama-sama cowok. Barangkali lo bisa lebih tau." Sybil menunduk sambil memperhatikan Baymax dan Optimus Prime satu per satu. Kemudian tanpa sengaja, ia melirik ke arah kanan. Matanya yang awas, kemudian melihat sebuah barang yang menggelitik. Langsung ia hampiri dan ia ambil barang itu. "Yang ini aja deh!" katanya kemudian pada Reo sambil menunjukkan robot Groot yang bisa berbicara 'I am Groot' seperti line di filmnya.
Reo pun tertawa. Pada akhirnya, Sybil tetap pada pilihannya.
Setelah menentukan barang pilihannya, mereka berdua pun bergegas ke arah kasir. Sayangnya, mereka harus mengantre sebab yang tengah dan akan melakukan transaksi pembayaran tidak hanya mereka.
"Lo ke mobil duluan aja, biar gue yang antri." Saran Reo yang tidak mau Sybil kelelahan dan kelamaan mengantre.
Sybil menggeleng, "Nggak papa kok."
"Antre bukan sesuatu yang enak buat dilakuin, Bil."
"Kalo gitu, lo aja yang nunggu gue di mobil." Sybil memberi saran balik untuk Reo.
"Gue nggak bakal ngebiarin lo digodain cowok-cowok even mereka bocil, Bil."
Sybil hanya mendengus. Sybil sadar kok. Dirinya beberapa kali diperhatikan banyak orang yang berbelanja di toko mainan ini. Ya oleh cowok yang lebih tua, seumuran bahkan yang beberapa tahun di bawahnya.
*
Setelah membeli kado untuk Nabil, Sybil dan Reo pun melanjutkan perjalanan utama mereka yaitu datang ke Mentari Harapan. Seperti yang sudah-sudah, kedatangan mereka berdua selalu disambut baik dan hangat oleh orang-orang panti.
"Ini buat Nabil." Sybil menyerahkan kado robot mainannya dengan senyum hangatnya.
"Wah, makasih, Kak Sybil!" Nabil menerimanya dengan riang gembira.
"Nih, buat kamu juga." Reo juga mengangsurkan sebuah kado untuk Nabil.
"Makasih, Kak Reo!" Nabil juga menerimanya dengan senang.
"Lo kapan belinya?" bisik Sybil pada Reo. Ia heran, karena tadi ia tidak melihat Reo ikut membeli kado untuk Nabil.
"Pulang sekolah kemaren."
Sybil hanya mengangguk, kemudian perhatiannya kembali tertuju pada anak-anak di depannya yang tampak cemberut dan iri karena hanya Nabil yang menerima hadiah dari Sybil dan Reo. Senyum Sybil segera tercetak. "Kakak juga bawain hadiah buat kalian! Taraaaaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
she
Teen Fiction(COMPLETE) Alih-alih "move on", Tenggara malah bertemu dengan seorang gadis yang sama persis dengan dia. Begitu mirip, sampai Tenggara nyaris tidak bisa membedakan dia dengan dia yang pernah hidup di masa lalunya.