Aku pulang

230 14 0
                                    

Pagi menjelang siang. Empat sekawan sedang jalan-jalan seraya berbincang-bincang di lorong markas. Empat sekawan itu yakni Rachel, Rena, Claire, dan Louise. "Tahu gak kalian aku sangat sabar untuk malam nanti!" Rachel berseru ceria.

"Nggak. Nggak tahu. Nggak nanya." Rena spontan menjawab. "Astaga. Jahat bener dah kalian." Rachel menggembungkan pipinya merasa kesal. "-Malam ini kan Rika-san balik ke markas. Terus tu akan diadakan pesta besar di markas nanti malam."

"Kita makan daging lo katanya. Masa' kalian gak ada yang senang sih?" protes Rachel.

"Memangnya kita boleh ya menghabiskan modal Pasukan Pengintai buat pesta makan makanan yang mahal? Agak gimana gitu, lo." Claire pun menanggapi. "Ya kan sekali-kali saja, Claire. Kurasa tidak masalah. Kamu mau sup kentang dan roti aja terus-terusan?"

"Aku tidak ada masalah dengan itu." jawab si gadis pemilik surai terang.

"Claire gak seru ah..." celutuk Rachel sambil melipat tangannya. "Ya, aku kan bukan anak orang kaya. Lagian, aku belum pernah makan daging seumur hidupku. Aku tidak tahu aku suka nantinya atau enggak." Claire menanggapi lagi.

"Justru karena itu kamu harus nya semangat! Kamu harus cobain makan daging. Rasanya wuenak banget, lo! Percaya sama aku. Kamu gakkan menyesal." Rachel bersuar seraya mencengkeram bahu Claire dengan tangannya.

"Oh, itu ada Kak Jean dan Kak Armin." Louise berkata tiba-tiba dan menunjuk ke arah tiga buah kereta. Mata ketiga gadis lainnya langsung mengikuti jari telunjuk Louise. Keempat sekawan pun memperhatikan aktivitas yang sedang dilakukan oleh dua atasan muda mereka itu. Mereka seperti sedang mengangkut barang dari kereta ke dalam aula makan markas.

"Mereka lagi ngapain? Sapain yuk!" Rachel tak perlu lama berpikir segera berlari memanggil nama Jean dan Armin. Membawa atensi keduanya padanya. The power of extroverts and social butterflies.

"Oh? Hai, kalian berempat." Armin menyahut sambil tersenyum ramah. "Kakak-kakak lagi ngapain? Ada apa dengan kereta ini?" Rachel bertanya. Menatapi banyaknya kotak-kotak yang berada di atas kereta.

"Kami sedang memindahkan daging-daging yang akan dimasak malam ini, dan bahan-bahan masak lainnya ke dapur." Armin menjelaskan. "Apa kami boleh bantu? Kami lagi gak ada kerjaan juga. Rika-san kan sedang tidak ada, dan semua tugas kami juga sudah selesai." Rena menawarkan pertolongan pada Armin dengan semangat.

"Tentu saja. Kalau kalian tidak keberatan." Armin berkata dengan senang hati

Berganti pada Jean. Dia sedang berada di kereta bersama Floch, mengangkat satu kotak kayu dan meletakkanke tanah. "Floch, tolong angkatin kotak yang itu." Perintahnya si surai pirang stroberi. Floch lalu menanyakan pada Jean kotak mana yang dia harus angkat untuk mengkonfirmasikannya. "Iya, yang itu." Jean bilang menoleh kepada Floch. Saat berputar balik, mata cokelatnya bertemu dengan mata beriris terangnya Claire.

"A..." Jean agak terkejut dan merasa canggung dengan kehadiran mendadak Claire. Tadi saking fokus sama kerjaannya dia bahkan gak sadar Armin tengah berbicara dengan Squad Rika. Jean juga barusan sadar setelah bisa mematahkan kontak mata dengan Claire, bahwa di belakang gais itu teman-temannya juga berdiri.

"-Hai." Jean menyapa dengan kaku.

"Kami mau ikut bantu kalian pindahin kotak." Claire bilang terus terang. "Ah, ya. Itu di situ sudah ditumpuk, ambil saja. Terus bawa ke dapur." Jean mengatakan pada Squad Rika.

"Okeh." Claire membalasnya.

Setelah menurunkan semua kotak dari kereta. Semuanya pun bersama-sama mengangkat kotak-kotak atau du situ ke dapur. "Oh, ya? Sasha? Bukannya dia pencinta makanan, ya?" Rena tiba-tiba bertanya kepada Armin sembari mereka membawa sebuah kotak satu orang di tangan. Berjalan di lorong belakang yang paling dekat dengan dapur markas.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang