Mimpi yang Tak Tercapai

319 43 3
                                    

Kelompok pasukan yang ditugaskan untuk melindungi kuda, berhasil membunuh sebagian besar gerombolan Titan yang dikirimi oleh Beast Titan. Rika dan Levi menebas kedua tengkuk Titan setingi 4 meter di depan mereka. Kembali lagi seragam dan jubah ternodai oleh darah para raksasa-raksasa bermuka menjijikan itu.

Setiap tebasan membuat mereka cukup lelah dan cara bernafas mulai tidak karuan. Sepasang prajurit terkuat umat manusia itu seterusnya mendarat seimbang pada kedua kaki mereka yang kokoh.

Dirk pun pergi menghampiri keduanya yang sedang berada di atas atap bangunan. "Titan disini semuanya sudah teratasi, yang tersisa tinggal Titan kecil yang ada di depan. Tapi, bagaimana cara kita mengalahkan Beast Titan itu? Dia hanya berdiam diri disana, dan tak ada tanda-tanda akan bergerak."

"Ya, sepertinya dia memang pengecut. Dari awal dia memang tidak punya nyali." Sindir Levi, memandangi si makhluk berbulu lebat itu dengan ekspresi datar biasnya. "Bagaimana pun juga, kita tidak boleh lengah. Siapa yang tahu kalau dia akan melakukan sesuatu yang diluar dugaan." Sambung Rika, menanggapi percakapan singkat ini, hendak melanjutkan pertarungannya.

"Tunggu dulu, Rika-san!" Seru ketua regu berjenggot tipis itu, menghentikan tindakan wanita berjubahkan sayap kebebasan yang ingin mengisi ulang dua bilah pedangnya. "Kalian berdua istirahatlah dan simpan energi. Ada tugas lebih penting yang kalian harus lakukan, menghabisi si monyet raksasa itu. Untuk saat ini, kami yang akan bereskan penganggu-pengganggu ini!" Singkap Dirk pergi maju ke baris depan, diikuti anggota regunya. Rika pun berdalih menoleh kembali kepada dinding besar yang terbangun di belakangnya.

Ledakan barusan itu, Bertolt yang melakukannya, ya? Sial. Seharusnya aku sudah mengetahuinya setelah teriakan dan lemparan tong besar itu.

Sekarang bagaimana keadaan Hange dan anak-anak lainnya? Apa mereka berhasil menghindari ledakan itu? Semoga saja begitu, aku harap masih ada yang selamat.

Ia menyipitkan matanya intens, dalam refleksi iris hitam layaknya arang tertera Komandan bermanik langit biru tersebut. Lalu ia menurunkan sorot matanya, bukan saatnya. Yang harus dia lakukan adalah memikir sebuah rencana. Dirinya pun menaruh telapak tangannya diatas dahinya, memejamkan kelopak mata berbulu mata panjangnya.

Dalam perang kamu harus memikir skenario terburuk untuk mengantisipasi serangan musuh. Tapi, Kalau begini apa yang bisa kami buat? Pikirkan Rika, pikirkan sebuah cara untuk menaklukkan.. nya...

Ketika membuka indra penglihatannya, sebuah kerikil sekilas terbang melewatinya. 'Batu...?' Dalam hitungan detik, serangan batu besar bertubi-tubi dilemparkan dengan kecepatan kelipan. Merasakan getarannya, Rika langsung melindungi dirinya menggunakan kedua tangannya sebagai perisai.

Wajah terkejut dan bola mata membesar langsung berada di wajah wanita tak bermarga tersebut saat melihat dampak yang dihasilkan oleh serbuan bongkahan keras kelabu barusan. Wilayah yang awalnya sejernih air berubah menjadi lautan darah yang dipenuhi mayat.

Untuk menghindari lemparan selanjutnya, Rika langsung melarikan diri dibalik bangunan-bangunan rumah yang belum sepenuhnya hancur. Mengintip dari tempat sempit itu, nampaklah si jenggot sialan yang terlihat seperti bersenang-senang tanpa merasa berdosa. Tch!

"Rika... apa yang terjadi..?"

Kemudian dengan tidak sengaja, terdengar di telinganya suara sekarat yang memanggilnya. Mencoba meraih diri sang perempuan bersurai panjang yang masih berdiri. "Marlene...?" Gumamnya meliriki rekan wanitanya yang terlungkup di tanah kedua kakinya patah dan tak bisa bergerak, dihancurkan.

Menyadarinya, sontak si surai Hijau-kebiruan mengulurkan tangannya dan berseru untuk menyelamatkan ketua regu Pasukan Pengintai tersebut.

Tetapi dia terlambat. Sebelum bisa membawanya ke tempat perlindungan, batu-batu itu telah melebur tubuhnya yang tinggal sebatang kara, hanya menyisakan salah satu lengannya yang terpaksa putus.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang