Prajurit

719 94 0
                                    

2 jam sebelumnya di kastil Utgard, Suasana hening mengelilingi kadet 104th dan Squad Mike. Kuda-kuda dengan tenang meminum air yang telah disediakan. Suara dan radiasi api unggun menghangatkan mereka semua.

"Sepertinya tadi ada orang yang barusan disini." Komen Henning pada perlengkapan yang tersedia pada reruntuhan kastil itu.

"Mungkin ada beberapa bandit yang memakai tempat ini sebagai markas." Balas Lynne. "Padahal tertulis kalau tempat ini adalah reruntuhan Kastil Utgard. Mana ada yang menyangka ada benteng disekitar sini." Sambung Nanaba.

"Oi, lihat apa yang kutemukan." Gelgar masuk kedalam ruangan tersebut membawa sebuah botol terbuat dari kaca berwarna hijau pekat. "Gelgar... apa itu sake?" Tanya Lynne.

"Yah..." Gelgar terlihat tergiur dengan itu. "Apa yang tertulis disini ya?" Gumamnya mencoba membaca tulisan aneh yang tertulis pada label botol itu.

"Kau takkan meminumnya sekarang, kan?" Peringat Lynne. "Jangan jadi orang bodoh, tidak disaat seperti ini." Gelgar berjalan mendekati api unggun yang hangat.

"Kalian para pemula sebaiknya tidur. Titan tidak akan menyerang di malam hari, tapi kami akan bergantian menjaga. Kita akan pergi dari sini 4 jam sebelum matahari terbit." Suruh Gelgar pada kadet 104th.

"Um... Bagaimana jika sebenarnya tembok tidak jebol sama sekali? Kalau begitu, titan-titan itu berasal darimana?" Tanya Christa.

"Jawabannya adalah tugas kita besok" Jawab Gelgar menaiki tangga keatas kastil. "Tapi bagaimana jika... Mungkin saja situasi kita, tidak seburuk yang kita duga sebelumnya? Aku cuma mengira-ngira, tapi..." Lanjut gadis manis berambut perang itu.

"Yah... mungkin saja tidak ada titan di sekitar sini. Lain ceritanya jika dinding benar-benar jebol."Ujar Henning. "Kita juga baru melihat satu gerombolan titan dari mereka." Semuanya terdiam mendengar Nanaba.

Tiba-tiba Ymir seorang pemuda yang memiliki rambut coklat pendek yang diikat dan selalu bersama Christa itu memandang Connie, mengingat Connie yang meminta untuk menjenguk desanya selepas mengerjakan tugas pemberitahuan evakuasi. "Conny, desamu bagaimana?"

"Sudah hancur. Dihancurkan oleh titan." Jawab Connie lirih. "Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang termakan. Kurasa semuanya sudah kabur, jadi aku mensyukuri hal itu."

"Desanya sudah hancur, kan?" Tanya Ymir tidak mengerti maksud Connie dari 'semuanya selamat'.

"Rumah-rumah dan sekitarnya sudah hancur berantakan tapi para penduduk desa berhasil selamat. Kalau ada yang dimakan.... Seharusnya ada jejak darah dan bangkainya. Namun tidak ada sama sekali, jadi sudah jelaskan jawabannya. Tapi aku tetap saja... aku tidak bisa berhenti memikirkan itu... Apalagi titan yang berada tepat di atas rumahku. Dia tidak bisa bergerak. Namun, bagaimana dia bisa berada disana? Tapi yang lebih aneh lagi.... Entah mengapa, tapi titan itu mengingatkanku akan ibuku. Apa maksud–"

"Connie... kau masih saja membahas itu? Kau–" Ymir memotong percakapan Connie dan Reiner itu dengan tertawa histeris.

"Dasar bodoh! Kau merasa ibumu yang berubah menjadi titan itu? Terus kok kau bisa sependek cebol gitu ya? Ayolah Connie! Aku tahu kau ini bodoh, tapi jangan kebangetan dong!" Ymir lanjut tertawa terbahak-bahak.

"Kau bisa diam tidak! Aku pun merasa aneh." Bentak Connie. "Kalau teorimu benar, berarti ayahmu juga seorang titan. Dan maksudnya, kau tahu, kan? Mereka takkan bisa–"

"Diam!!! Tidur sana, brengsek!!"

****

Haripun semakin malam, Lynne dan Henning sedang berjaga di atas kastil.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang