Pembunuh Berantai

515 70 5
                                    

*Dooorrrr!!!!*

Bunyi peluru pistol yang ditembakkan mendengungkan indra pendengaran sang wanita berjubah hitam. Ketika kembali membukakan matanya baru terlihat kepala sang gadis berambut coklat-kemerahan yang tertembus dan mengeluarkan darah.

"Kennnyyyy!!!!!" Teriak Levi, melemparkan pedangnya kearah lelaki bertopi Cowboy itu. Secara cepat Kenny menolakkan pedang si cebol dan menembakkan pistolnya sekali lagi.

Sementara itu, karena tadi Rika meneriakkan suaranya, lokasinya jadi diketahui oleh musuh. Regu Hange yang tadi ikut memantau bersamanya, tubuhnya yang tak lagi berkepala utuh terjatuh dari atap.

Saat Rika mendonggakkan kepalanya, nampaklah seorang wanita berambut terang yang diikat, bermanik kelabu bernama Caven itu hendak menembakinya. Mereka berdua saling memberikan tatapan tajam ke satu sama lain, sebelum Rika secepatnya melesat turun dari atap untuk mengejar kereta.

Pistol dari anak buahnya Kenny terus menembakinya berusaha untuk memberhentikannya, namun Rika yang sudah berpengalama debgan mudahnya mengelok seluruh serangan mereka. Tak lama kemudian, Rika dan Levi mencapai kereta yang sudah diambil alih. Eren dan Historia juga telah dibius, sehingga tidak bisa melakukan perlawanan. Kata sial sajalah yang bisa diumpatkan kedua prajurit itu terhadap situasi ini.

Saat mencapai perempatan jalan, tiga dari anak buahnya Kenny berhasil mengepung keduanya. Levi berhasil menghindar dan mengarahkan sebagian dari mereka ke sebuah bar terdekat.

"Rambut Aneh! Jaga keretanya!!!" Seru sang Kapten, berteriak keras. "Aku tahu itu, kamu tak perlu memberitahuku!" Sahut wanita berambut panjang tersebut membalikkan badannya ke belakang, dimana anak buah Kenny telah menunggu untuk membunuhnya. "Tch... Kalian ini semakin menjadi-jadi saja."

Dengan kecepatan kilat Rika segera mengeluarkan pedang cutter-nya dan mendorong dirinya kearah pasukan itu, menggorok dua leher musuhnya sekaligus. Satu lagi mencoba menembaknya, namun langsung bisa dihindari, mengakibat lehernya ditebas. Darah menciprati jubah hitam yang dikenakan oleh perempuan bertubuh tinggi tersebut, ia menonton tubuh yang sudah lemas itu terguling ke tanah dengan naas.

Menoleh ke belakang, datang lagi lah dua Pasukan Interior Pertama. Rika sigap berlari cepat di dinding rumah penduduk layaknya seekor laba-laba hendak membunuh mereka berempat. Dua orang lawannya menembakkan pistol mereka secara agresif kearah Rika yang berhasil menghindar dan menyambarkan ketiga-tiganya.

Prajurit yang tersisa pun walaupun dengan rasa takut yang kuat tetap menembaki wanita yang dulunya adalah seorang jauhari soal pembunuhan masal. Ia hampir saja berhasil mengenai kepala Rika, namun meleset.

Walaupun begitu, akibat dari ledakan pistol menyebabkan bongkahan tembok yang pecah menggores dalam sisi kanan wajah perempuan menyeramkan itu. Menghiraukan rasa sakitnya, sigap Rika menghunuskan pedangnya ke dalam jantung musuhnya.

Ia pun berdesau kesakitan ketika menyentuh lukanya, terasalah sebuah goresan panjang dari ekor mulutnya hingga dagu, darah juga ikut menyelimuti jarinya. Pada saat itu juga ia kembali mendengar suara jangkar 3DMG yang diluncurkan, beserta sebuah tembakan peluru yang diarahkan kepadanya. "Hah... Aku benar-benar tidak suka senjata pistol." Ujarnya, melihat semakin banyak lagi anak buah Kenny yang mengikutinya.

Sementara itu Levi yang akhirnya sampai di bar, malah jadi terjebak disana dengan Pasukan Anti-Personnel Control. "Sepertinya di bar ini tercium bau tikus kotor, ya. Tikus cebol." Terdengarlah suara kering dari pria paruh baya mengerika itu, ketika memasuki bar tersebut, menodongkan pistolnya sambil bergurau-gurau. "Ketemu! Tuan Polisi Militer datang untuk membasmi kejahatan, lo! Dor! Dor!" Semua pelanggan yang berada di dalam bar ternganga keherenan melihat dirinya.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang