Kemurahan Hati

1K 114 2
                                    

Dua hari berikutnya, Eren dibawa ke ibu kota bersama dengan anggota petinggi Pasukan Pengintai. Sepanjang perjalanan menuju ibu kota, mereka akan diawasi oleh pasukan Polisi Militer tingkat bawah. Salah satu dari pasukan itu adalah salah satu 10 angkatan tertinggi kadet 104.

"Annie!" Panggil seseorang di antara dua sudut bangunan. Gadis berambut pirang itu berhenti berjalan mengikuti kereta, dan berbalik mengikuti suara itu.

"Hai... kamu sekarang sudah menjadi salah satu anggota dari Polisi Militer, ya?" Sapa orang berjubah dan berambut pirang itu. "Armin... Kenapa kamu berpakaian seperti itu?" Tanya Annie. "Aku menyembunyikan maneuver gear-ku di balik mantel ini." Armin kemudian menunjukkan 3DMG-nya.

"Apa yang terjadi?" Sahutnya. "Annie, maukah kamu membantuku membawa Eren lari?" Pinta Armin memohon. "Lari kemana? Jika kamu menentang raja, dimana lagi kalian bisa bersembunyi?"

"Kami hanya akan bersembunyi untuk sementara waktu, kami tidak berniat untuk melawan raja. Itu hanya akan dilaporkan sebagai pemberontakan dari beberapa anggota pasukan pengintai. Kami harus mengulur waktu, waktu untuk mendapat banyak amunisi yang akan kami gunakan untuk melawan faksi yang menentang kami."

"Amunisi yang banyak? Apa itu bisa didapatkan dengan mudah? Apa buktinya?" Tutur gadis itu. "Maaf, tapi aku tidak bisa mengatakannya..." Balas Armin lirih.

"Haah... Kalau begitu maaf, aku tidak bisa membantumu. Aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun, tapi kamu harus melakukan ini sendiri." Prajurit muda itu mulai meninggalkan teman sekawannya.

"Annie, kumohon! Kalau begini terus, Eren bisa terbunuh!" Annie berhenti mendengar perkataan perjaka itu.

"Orang-orang bodoh yang hanya peduli dengan diri mereka sendiri akan berbuat apa saja sehingga membawa umat manusia ke dalam kehancuran! Aku tahu, aku tidak bisa membujukmu. Meskipun begitu, aku harus bertaruh! Tentu saja, aku akan berjuang agar tidak membuatmu dalam masalah. Tetapi untuk melewati perbatasan Dinding Sheena, aku membutuhkan bantuan seorang Polisi Militer! Ini cara satu-satunya."

"Armin... apa menurutmu aku ini adalah orang yang baik?" Tanya Annie masih tidak menghadap Armin.

"Orang yang baik? Itu... aku tidak begitu suka dengan kalimat itu. Karena bagiku, kalimat itu hanya berarti pada orang yang baik padamu dan kurasa tidak ada orang yang bisa berbuat baik kepada semua orang. Jadi jika kamu tidak membantuku... Bagiku, kamu adalah orang yang buruk, kan?" Annie terdiam setelah itu. Kemudian dia meletakkan senjatanya.

"Baiklah. Aku bersedia." Katanya, memasang sesuatu pada jari telunjuknya.

________________

.

.

.

.

Armin, Eren, Mikasa dan Annie berjalan di jalan setapak Distrik Stohess, menuju suatu tempat. "Ternyata lebih mudah dari yang kukira. Jadi mereka adalah Polisi Militer, kita bisa melihat kerja keras mereka selama ini." Ujar Eren mencemoohkan.

"Shhh. Jangan tatap mereka." Suruh Mikasa pada Eren. "Semoga saja mereka tidak sadar jika yang berada di kereta itu adalah Jean. Meski hanya sementara... Kami tidak mirip sama sekali." Omel Eren.

"Tenang saja. Kalian berdua itu terlihat seperti orang jahat, dengan mata yang sama-sama mengerikan" Tukas Armin. "Wajahku tidak sama dengannya." Tolak Eren tidak sudi dibandingkan dengan si Muka Kuda.

"Hei, jika aku tidak membantu kalian. Bagaimana cara kalian melewati dinding?" Tanya Annie tiba-tiba. "Aku berencana menggunakan manuever gear untuk bisa lolos." Jawab Armin.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang