Aku Pulang (2)

196 14 0
                                    

Levi menatap lama ke langit-langit aula makan markas itu. Melamunkan sesuatu yang menyita utuh seluruh perhatiannya, sambil dia memutar-mutar teh dari cangkir setengah berisi untuk kesekian kali. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menaruh sendok teh terbuat dari metal itu di meja makan.

Seusai pesta makan-makan heboh sebelumnya berakhir, banyak sekali para prajurit dewasa yang mabuk karena dibiarkan meminum wine dan beer. Menghasilkan pemandangan membangongkan yang tak pernah ingin diingatnya lagi. Apalagi si Kacamata Sialan itu, perilakunya tambah mengerikan ketika mabuk.

Levi memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri, urat-uratnya serasa mau pecah. Bayangkan berapa piring yang harus ia cuci tadi itu, kalau bukan gara-gara penyakit OCD-nya ini dia gak bakalan mau, tapi kalau tidak melakukannya dia pasti tidak akan bisa tenang sampai besok pagi.

Sabun-sabun berharga itu juga jadi kepakai hanya untuk ini, pokoknya tidak boleh ada lagi pesta besar-besar seperti ini lagi. Titik. Itu yang pria itu tetapkan di dalam hati.

Yah, meski begitu ada sih satu hal yang membuatnya lega. Setidaknya, Rika terlihat lebih senang sekarang dibanding sebelum berlibur. Sudah tidak lagi termenung-menung sendirian dan terlihat nyaman berada di markas. Rika bahkan banyak tersenyum tadi.

"Dia terlihat jauh lebih cantik kalau tersenyum." gumam pelan lelaki bermata tajam nampak senang. Tetapi setiba menyadari apa yang barusan dikatakan dari mulutnya, dia langsung menepuk jidatnya.

"Ok... Ini aku benar minum teh hitam atau alkohol, sih? Apa aku mabuk?" Pria berambut hitam itu kemudian mendekatkan cangkirnya ke hidungnya dan mengendus aroma minuman coklat gelap itu. "Tidak, kok. Baunya seperti daun teh..." Dia sekali lagi mengendus untuk memastikan indranya tidak keliru. "Ada yang salah denganku."

Levi mendesah hebat. "... Mungkin aku saja yang mulai menggila. Karena nyatanya, aku dan Rika belum juga baikan bahkan setelah pestanya berakhir!"

Hange bilang kalau dia akan membuat waktu di tengah pesta dimana Levi dan Rika bisa berbicara berduaan dan menyelesaikan perseteruan mereka. Harusnya begitu. Itu mengapa Levi pertama-tama mengizinkan ide pestanya. Akan tetapi, si Mata Tiga itu lupa dengan janjinya dan malah minum bir sampai mabuk-mabukan.

Karenanya, Levi gagal bisa mengobrol empat mata dengan Rika. Rika malahan jadi sibuk mengurusi si Maniak Titan yang mabuk. Itu membuat si kapten sangat jengkel.

Levi mengacak-ngacak rambutnya kasar dalam frustasi. Sang lelaki pun memutuskan untuk minggat dari meja makan, mending dia pusing mencoba melawan imsonia nya daripada ini.

Tidak lupa untuk menghabiskan tehnya dan mencuci cangkir dulu, barulah Levi benar-benar mengangkat kaki dari aula.

****

Pria dengan tubuh pendek itu berjalan menyusuri lorong. Menaiki tangga menuju lantai dimana kamarnya berada. Sinar bulan purnama telah kembali menyapa. Rambut hitam lebatnya bergerak naik-turun mengikuti alunan derapan kakinya yang tenang nan tegas.

Beberapa saat kemudian, Levi mencapai tangga. Dia mengangkat kakinya menanjak anak tangga yang terbuat dari batu itu satu persatu.

Tak lama sampailah Levi di lantai yang dia tuju. Berbelok sekali ke kanan dan tibalah Levi di depan lorong kamarnya berada. Sudah terlihat bentukan pintu kamarnya. Beberapa jarak dari situ, dia bisa melihat kamar Hange.

Pintunya sudah tertutup rapat dan tiada remang lampu yang menyempil keluar dari sela pintu. Sepertinya dia sudah tidur pulas setelah diantar Rika ke sana.

Levi kembali ke tujuan awalnya. Dia pun menyentuh gagang pintu kamarnya, hendak memasukkan kunci perunggu ke dalam lubang pintu itu ketika-

Krieet...

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang