Eren menelan Willy Tybur di depan publik. Usainya ia tidak merasakan apa pun. Tidak ada yang berubah. Willy Tybur bukanlah si War Hammer. Eren pun menggerakkan wujud Attack Titan berputar melihat kepada para petinggi Marley yang duduk di bangku barisan sebelah kiri panggung dan tanpa beraba-aba langsung berlari melakukan Belly flop di atas mereka.
Semua orang yang berada di lokasi itu dan melihat kebrutalannya tidak punya pilihan atau waktu untuk memproses kejadiannya, secara insting yang ada di otak mereka adalah untuk melarikan diri.
Kepanikan dan histeria berlangsung. Orang-orang berteriak dan berlari sekencang-kencangnya, tak peduli dengan sesama, yang penting diri sendiri yang aman. Tak peduli apakah ada yang terdorong, ada yang terluka, atau terinjak di bawah kaki mereka. Berbondong-bondong dan beruntun orang-orang berusaha kabur dari zona interniran. Layaknya laron yang berterbangan dan semut-semut kecil yang terbirit-birit
Colt membuka matanya ditengah-tengah kekacauan itu. Sebelumnya sebuah bongkahan panggung yang dihancurkan Eren, terlontar ke arah penonton dan nyaris jatuh menghantamnya. Namun, Colt mampu menghindari hal tersebut. Untung bagi dia tetapi tidak bagi Zofia yang duduk di ujung. Badan Colt dalam sekelap gemetar hebat memandang setengah badan bagian atas anak gadis itu remuk di bawah massa bongkahan itu, cuman menyisakan kakinya yang masih utuh.
Bahunya Colt kemudian ditabrak oleh orang lain yang berlari, dan saat itu dia baru sadar kalau ada dua anak lainnya yang masih hidup. Dia harus membawa mereka ke tempat aman.
"Bangun Gabi! Udo!" Colt berteriak kencang pada anak-anak yang kian terkapar di tanah dan baru membuka mata mereka. Colt pun menarik lengan keduanya, "Cepat bangun!!!"
Gabi mengerjapkan matanya, dan bersamaan dengan Udo memutar kepala ke arah dimana teman gadisnya duduk tadi. Pupilnya langsung melebar ketika matanya jatuh pada jasadnya. "Zofia...?"
"Zofia! Kau tidak apa-apa?! Zofia!!!" Udo menjerit sambil merangkak ke jasad sahabatnya itu, dengan cepat melepaskan pegangan Colt.
"Jangan Udo! Cepat ke sini!" Colt bersorak berusaha meraih Udo lagi. Namun, begitu melangkah Colt langsung ditabrak oleh segerombolan orang yang berlari, mendorongnya mundur.
"UDO!!!" Colt meneriakkan nama anak itu sebelum melihat nasibnya yang mengenaskan. Karena mencoba menyelamatkan jasad Zofia, dia tidak sempat untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Kepalanya dipijak berkali-kali oleh kerumunan orang-orang yang berlarian hingga lembek. Tulang menusuk kulit dan daging beserta darahnya mengucur keluar.
Mengetahui kalau sudah hampir mustahil untuk menyelamatkannya. Colt pun menarik Gabi dan bersembunyi di balik bongkahan batu yang mengimpit Zofia dan memejamkan matanya, sementara Gabi berteriak di dalam dekapannya.
Di lain sisi, di bawah reruntuhan panggung yang bersebaran, Lara, adiknya Willy Tybur terbangun di bawah tubuh seorang penjaga keluarganya. Ketika Attack Titan menyerang panggung, penjaga itu melindungi dia sehingga Lara tidak mengalami luka serius, hanya sedikit pendarahan di kepalanya.
Yah, itu gak penting juga. Dia bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Sebab selama ini dialah yang memiliki kekuatan War Hammer Titan.
Lara menggeserkan mayat yang menindihnya ke tepi. Tidak terhimpit lagi, Lara perlahan bangkit dari tanah. Ia pun memandang ke arah sang pembunuh kakak laki-lakinya. Marah dan dengki menyulut di dalam jiwanya. "Kakak... kamu telah menunaikan tugasmu sebagai bagian dari keluarga Tybur."
JDDAAAARRRRR!!!!!!!
Eren yang sedang menumbuk-numbuk para petinggi Marley yang tersisa pun mendadak berbalik. Lara berubah ke wujud War Hammer Titan-nya. Tulang raksasa mulai terbentuk di udara mulai dari kaki hingga tengkorak kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]
FanfictionSejak pertama kali Pasukan Pengintai beroperasi, mereka telah dibenci oleh masyarakat di dalam dinding akibat banyaknya prajurit yang menjadi korban jiwa serta pengorbanan sia-sia yang sama sekali tidak membuahkan hasil. Tetapi pada tahun 845, Koma...