Garis Hidup

268 23 2
                                    

"Dan begitulah."

Perempuan bersurai hijau-kebiruan itu berputar menghadap para anggota Squadnya yang mengikuti dirinya di belakang.

"Sepertinya kita sudah mengilingi seluruh area markas. Kalau misalnya ada yang belum jelas jangan segan bertanya. Besok kalian akan mulai melakukan tugas seperti yang lainnya, jadi istirahatlah yang banyak untuk hari ini."

"Baik." Ketiganya menganggukan kepala, tentu saja kecuali Louise. "Aku akan berada di gudang untuk sementara, jika butuh sesuatu panggil aku disana. Kalau begitu, istirahat yang puas. Aku pergi dulu." Ucap si Rambut Aneh lagi, kini berjalan pergi meninggalkan keempat gadis.

****

Lorong di sore hari begitu sepi. Cahaya oranye redup matahari mengenai wajah dan pakaian sang insan seraya ia melangkah. Lantai yang sudah disapu bersih kembali diinjaki olehnya. Terlihat dari sudut matanya bahwa masih ada tersisa beberapa prajurit di aula makan-yang sudah ditinggal olehnya semenjak siang- sedang menghabiskan waktu istirahat mereka.

Tak disadari olehnya, dia tiba-tiba sudah saja sampai lagi di depan gudang dengan pintunya yang terbuka, menandakan bahwa ada seseorang di dalam. Rika sudah mengitari tempat ini berjuta-juta kali jika mau dihitung, sehingga tubuhnya secara otomatis membawanya ke tempat destinasi bahkan tanpa bantuan pikirannya.

*Tok... tok...*

Suara kasar pada permukaan kayu itu berbunyi. Pria yang berada di dalam gudang pun memutar kepalanya ke arah pintu, di mana perempuan itu bersender dan melipat kedua tangannya. "Kau sudah datang?" Tanyanya kepada Rika sedatar papan kayu.

"Dimana si ketiga trio?" Sigap langsung si mata oriental kepada pria bermarga Ackerman tersebut. "Dua bocah itu lagi pergi ke toilet. Kalau si gadis penyuram, tadi Jean datang ke sini. Dia bilang butuh sedikit bantuan mengurusi kuda, jadi dia pergi menolong." Respon Levi.

Rika membuang napasnya dari mulut, "... Jadi, pekerjaan apa yang tersisa untukku?"

"Ini ada beberapa botol bekas yang berceceran, bantu aku masukkan ke dalam satu kotak lalu tumpuk di sana. Sisanya kita tinggal sapu ulang tempat ini, kalau bisa di pel juga." Rika kemudian beranjak ke arah barang-barang yang ditunjukan oleh pria yang ia... entahlah.

Di depannya terletak lah yang disebutkan oleh lawan bicaranya itu. Dirinya kemudian membungkukkan diri dan jongkok mulai memindahkan satu-persatu botol-botol sake kosong itu ke kotak yang lain. Tak lama setelahnya, Levi pun mengikutinya. Berdampingan mereka mengambil botol yang berada di tengah keduanya dan memasukkannya ke dalam kotak yang berada di samping.

Rika meletakkan tangan kirinya dan melingkari mulut tabung yang terbuat dari kaca tersebut. Sekilas terlamun lah ia akan suatu hal di dalam benaknya, ruang besar itu begitu hening bahkan tonggeret yang biasanya mendengung keras ketika semua orang menutup mulutnya, sama sekali tidak berbicara.

"Hh!" Seketika dirinya menjadi waspada dengan sekelilingnya, saat sebuah tangan kasar namun begitu hangat menyentuh punggung tangannya. Dia melihat pria yang berjongkok di sampingnya, pria itu spontan juga menatapnya. Kedua insan saling menatap dalam diam.

Wanita dengan rambut chrysoprase mengatupkan giginya dan mengerutkan bibir, "Kau bisa lepas, tidak?" gerutunya dengan mata jijik. Sontak sang pria bermanik abu hitam mengangkat tangannya melepaskan sentuhannya yang tidak disengajai.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang