Bulan Purnama

553 81 1
                                    

Beberapa hari telah berlalu dan Rika masih tidak dapat tertidur di dalam kamarnya yang tetap beraroma akan Mike. Sampai sang surya kembali muncul ke permukaan. Rika pun bangun dari posisi duduknya di kasurnya, melihat terbitnya matahari. Sinarnya menyilaukan.

Lalu, dia beranjak ke lemari bajunya, dan mulai memilih baju buat dipakai hari ini. Rika mengambil sepasang setelan kemeja putih dan celana panjang berwarna gelap. Sesudahnya memilih, Rika pun berjalan ke kamar mandi markas.

Baru saja Rika selesai mandi, di depan kamarnya sudah menunggu seorang wanita brunette berkacamata. "Ada apa?" Tanya Rika dengan nada malas.

"Itu, Erwin memanggilmu ke kantornya." Jawabnya singkat, menggunakan jari jempolnya dia menunjuk kebelakang seolah ruang kerja itu ada dibelakangnya. "Begitu. Tunggu sebentar." Sela Rika, membuka lemarinya untuk mengambil ikat pinggang beserta harness 3DMG nya.

Hange terus memperhatikannya lama, sembari perempuan tinggi itu memasang sepatu boots hitam dan perlengkapan lain. Setelah mengencangkan tali-tali pengikatnya sesuai dengan ukuran, dia pun berdiri lagi. Kemudian dirinya menaruh seluruh helai rambut normal namun kadang masih terasa aneh-nya dibelakang.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa ada sesuatu di muka ku?" Tanya Rika dengan bingung, karena semenjak tadi wanita itu yang tak henti mengawasinya. "Kau tidak memakai wig-mu?" Tuturnya penasaran.

"Erwin bilang kepadaku semalam, setelah memperlihatkannya kepada kalian dia berubah pikiran. Dia bilang kalau aku tidak perlu lagi mengenakannya. Toh, identitasku sudah terbuka dan diketahui oleh prajurit Pasukan Pengintai."

"Sebaiknya aku bergegas." Diri sang wanita jangkung segera beranjak mendekati pintu, menyelipi badan si Kapten Squad khusus. Sampai di sana, sigap dia pun mengetuk dengan ketukan khasnya, yaitu dua ketuk dengan jarak satu detik tiap ketukan.

Erwin membuat kode khusus itu untuk Rika. Kode dibuat untuk menandai bahwa itu adalah dirinya dibalik pintu dan bukan orang lain. Namun Rika tidak akan masuk sebelum Erwin berkata "Masuk." kemudian lah dia baru membuka pintu tersebut.

"Kenapa kamu memanggilku?" Tanya nya, mulai melangkah masuk dan berjalan kearah meja kerja si Alis Tebal.

"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu, duduklah."

__________________

.

.

.

.

.

"Seluruh angkatan terbaik 104 dan Armin akan masuk ke dalam Squad Levi?" celutuk Rika mengulangi pernyataan sangat komandan berambut klimis itu. Jujur dia sedikit terkejut mendengarnya.

"Ya, termasuk kamu. Ada keberatan?" Ungkap komandan berambut klimis itu, membuat Rika berpikir sejenak. "Namun ini tidak sesuai dengan kesepakatan kita." balas Rika.

"Dengan kata lain, kamu keberatan, kan?" Tertangkap basah, memang Rika tidak bisa membantahnya. "Baiklah-baiklah, aku akan melakukannya, walaupun harus bersama dia. Tapi, memangnya dia setuju dengan ini?" si informan menanggapi.

"Aku tidak tahu kalau dia memang sunguh-sungguh atau hanya mengikuti perintahku, tapi dia setuju. Katanya kamu sudah menunjukkan kemampuan yang bagus."

"Begitu... berarti kemarin itu dia cuma mengetesku saja."

Rika pun bersandar di sofa itu dan melipat kedua tangan nya sebentar, sebelum akhirnya memutuskan untuk berdiri. Manik biru langit Erwin memperhatikannya yang perlahan berjalan ke arah rak buku di sana.

MY LAST WAR [SHINGEKI NO KYOJIN X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang