PART 30

21 18 0
                                    

Masih ada sisa waktu istirahat. Alexa menggunakan waktu senggang selama lima belas menit itu untuk mengucapkan terima kasih kepada Edgar.

Alexa memotret hadiah sepatu dan kartu ucapan berbentuk hati itu. Kemudian mengirimkannya kepada Edgar.

Edgar

Gar, Terima kasih. Kamu gak perlu repot-repot kirim aku hadiah. Kamu kan masih berduka. Lagian ulang tahun aku masih lama, kok.

Di kediaman Edgar, pria bergingsul ini tengah duduk di sebuah kursi di dekat kolam renang. Ia membaca pesan dari Alexa dan merasa bingung.

Alexa💖

Sayang, siapa yang kasih ke kamu hadiah itu?"

Leon. Kamu tadi ke kantor kan?

Edgar menelpon Alexa demi kejelasan mengenai hadiah dan kartu ucapan.

"Hallo," jawab Alexa.

"Iya, Xa. Kamu udah makan?"

"Udah. Kamu ke kantor kenapa gak nemuin aku?"

"Aku gak ke kantor."

"Jangan bohong. Tadi aku disuruh ke ruangan Leon, di kasih kado ini. Pas aku lihat kartu ucapannya aku langsung tahu kalau itu dari kamu."

"Oh, iya. Itu dari aku," ucap Edgar berbohong. Kemudian ia mematikan sambungan teleponnya.

Edgar mengepalkan kedua tangannya. Rahangnya mengeras, amarahnya membuncah. Ia segera beranjak untuk menemui sepupunya itu di kantor.

Dengan kecepatan tinggi, pria yang mengenakan kaos hitam dan celana jeans hitam panjang ini segera menuju kantor. Kurang dari setengah jam mobil lamborghini kuningnya sudah terparkir di pelataran parkir.

Edgar bergegas masuk ke dalam. Menuju lantai dua puluh di mana ruangan Leon berada. Raut wajahnya terlihat jelas sangat emosi. Varrel yang melihat dari meja kerjanya sudah bisa menduga jika perang saudara benar-benar akan terjadi.

Brakkk...

Pintu ruangan Leon di buka dengan keras. Hingga daun pintu membentur tembok. Leon yang tengah duduk segera menatap ke arah pintu. Edgar mendekat dan menarik kerah kemeja CEO sekaligus sepupunya itu.

"Apa maksud dari semua ini, Leo?"

Varrel segera meluncur menuju ruangan Leon. Pintu yang terbuka di tutupnya rapat-rapat agar tidak ada karyawan lain yang melihatnya.

"Gar, slow ... ada apa ini?" ucap Varrel pura-pura tidak tahu.

"Jelasin, Leo! Apa yang kamu beri ke Alexa!" bentak Edgar setelah Varrel berhasil menarik tubuh Edgar menjauh dari Leon.

Leon dengan santai membetulkan dasinya. Sambil berpikir apa yang harus ia katakan kepada Edgar. "Gar, dengerin penjelasan aku dulu," ucap Leon sambil mendekati Edgar yang masih emosi.

"Apa? Mau jelasin apa?"

"Aku nganggap Alex seperti teman kecilku. Aku pernah cerita ke kamu tentang Alexa temanku kan? Sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengannya. Aku ingin ketemu dia, Gar."

"Apa hubungannya kamu kasih sepatu sama Alexa milikku?"

"Maaf. Entah kenapa aku menganggap Alexa pacar kamu itu Alexa temanku. Aku janji gak bakal ngulangi lagi," ucap Leon.

Tok... Tok... Tok

Suara pintu tertutup membuat emosi Edgar sedikit mereda. Saat pintu terbuka, ternyata Alexa yang datang membawa kudapan dari kantin untuk CEO.

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora