Leon berdiri di tepi kolam renang di hunian keluarga Edgar. Ia terus terbayang ketika Alexa dan Edgar tengah berpelukan. Tersenyum. Menunjukkan rasa iri yang luar biasa kepada sepupunya. Tak hanya itu, bayang-bayang Alexa terus memenuhi lamunannya.
Leon mengingat ketika Alexa ketakutan, menangis, tersenyum, basah kuyup, bahkan saat dirinya terjebak berdua di dalam lift. Leon tak henti- hentinya menyunggingkan bibirnya. Namun, senyum itu pudar ketika ia mengingat Alexa yang tengah tertawa lepas di pantai, bercanda dengan kekasihnya, Edgar.
"Sepertinya kalian sangat mencintai satu sama lain," batin Leon.
Leon teringat lagi saat Alexa dengan tulus membantu teman seprofesinya.
"Kamu ceroboh, kamu baik, Xa. Edgar beruntung banget milikin kamu," gumam Leon.Sebuah tangan menepuk punggung Leon.
Ia menoleh dan ternyata sekretarisnya sudah berada di belakangnya."Aku cari kamu ke mana-mana. Malah sendirian di sini. Aku denger lho kamu ngomong apa tadi."
"Ngomong apa?" tanya Leon.
"Lagi muji OB itu kan?"
"Varrel, Ada apa denganku?"
"Ada apa gimana?"
"Terkadang aku iri melihat Edgar dan Alexa yang begitu serasi. Apa aku salah?"
"Kamu bukan iri. Bisa aja kamu cemburu."
"Cemburu?"
"Iya. Mungkin kamu tanpa sadar suka sama Alexa"
"Gak mungkin. Dia itu ceroboh."
"Tapi dia cantik, baik dan apa adanya."
"Pasti aku iri bukan cemburu."
"Ya udah iri. Aku setuju. Ngapain kamu tanya kalo pendapatku gak kamu terima, Leo?"
"Kamu kenal aku kan?"
"Gak."
"Iya ... iya. Udah tau jawabannya kenal. Pake tanya lagi. Sekarang kamu itu kayak ABG labil tau gak? Suka ngelakuin hal gak jelas. Hentikan rapat
tiba-tiba, senyum dan marah tanpa alasan. Kamu lagi jatuh cinta ya?""Jatuh cinta sama siapa?"
"Alexa."
"VARREL!"
"Oke, sorry. Aku ganteng aku diem."
Kedua pria ini melihat Alexa yang berjalan di seberang kolam sendirian. Matanya terlihat menyapu ke sebuah taman kecil di dekat kolam. Tanpa menyadari keberadaan Leon dan Varrel.
"Alexa panjang umur," ucap Varrel.
Alexa menoleh dan tersadar dua pria tampan tengah memerhatikannya. Ia gugup dan malu. Saat memutar badan dan berbalik, kakinya tergelincir dan...
Byurrrr
"Ha-ha-ha," Varrel tertawa lebar melihat Alexa terjatuh ke dalam kolam. Begitu pun Leon yang menatap gadis itu tanpa ekspresi.
Tawa Varrel berubah seketika saat melihat Alexa yang meronta di dalam air. Sesekali tenggelam, muncul ke dasar sampai akhirnya benar-benar tenggelam.
Leon menyadari ada yang salah. Ia segera melepas jas hitamnya dan menceburkan diri ke dalam kolam. Leon menuju Alexa yang sudah tak sadarkan diri di dasar kolam dengan kedalaman tiga meter itu. Ia menarik lengan Alexa dan membawanya ke permukaan.
"Leon, sini aku bantu," ucap Varrel yang membantu mengangkat tubuh Leon ke pinggiran.
Leon kembali mendekati Alexa yang pingsan. Ia menepuk-nepuk pipi tirus gadis itu. "Alexa, bangun!" ucap Leon.
Varrel panik dan berlari mencari Edgar. Pria ini menemukan Edgar tengah bersama ayahnya, kedua orang tua Leon dan orang tua Alexa
"Gar, Edgar! Alexa kecebur kolam," ucap Varrel dari depan pintu.
Semua orang yang bersama Edgar segera pergi menuju kolam. Diandra dan Jhonson panik bukan main. Namun, Edgar meminta mereka agar tetap tenang demi menjaga rahasia Alexa dari Leon.
"Biar saya yang urus, Om, Tante," ucap Edgar lirih.
Edgar berlari menuju Alexa dan Leon. Gadis itu belum juga sadar. "Leo, kenapa Alexa bisa jatuh!" bentak Edgar.
"Gak tau. Aku lagi di seberang."
Edgar menekan perut Alexa sekuat tenaga
berkali-kali. Alexa sadar. Ia memuntahkan air yang cukup banyak."Sayang, kamu gak apa-apa?" tanya Edgar panik.
Diandra dan Jhonson bisa bernapas lega. Beruntung nyawa putrinya bisa diselamatkan.
"Enggak, Gar."
Edgar memeluk erat tubuh Alexa yang basah kuyup. Ia melepas jaketnya dan menyelimuti tubuh kekasihnya itu.
"Ayo bangun," ucap Edgar membantu Alexa berdiri.
Gadis itu melihat tubuh Leon sama- sama basah seperti dirinya. Ia tahu jika Leon lah yang menyelamatkan nyawanya.
Leon hanya bisa melihat Edgar dan Alexa pergi menjauh darinya.
"Leo, siapa gadis itu?" tanya Rovalno, Ayah Edgar.
"Pacarnya Edgar, Om."
"Namanya Alexa, Leo?" tanya Maminya.
"Iya, Mi."
"Tadi Mami sempet ketemu, kirain Alexa temen kecil kamu. mirip soalnya."
"Dia OB di kantor, Mi," jawab Leon.
"Maaf ya, Jeung. Saya kira itu Alexa anak kamu," ucap Vania kepada Diandra.
Diandra dan Jhonson hanya tertawa. Tidak menjawab iya ataupun tidak. Mereka lebih memilih diam dari pada rahasia putrinya terbongkar karena mereka pun tidak tahu tujuan Alexa menyamar sebagai OB.
"Pak Roval, sepertinya kami pamit dulu," ucap Jhonson.
Jhonson dan Diandra bergegas pergi. Begitu juga orang tua Leon dan Ayah Edgar yang akan kembali menemui pelayat yang hilir mudik.
Varrel mengembalikan jas Leon yang sempat ia buang. "Ini jas kamu!" ucap Varrel.
"Terima kasih."
Leon mengambil sepasang sepatu flat hitam milik Alexa yang mengambang di kolam. Kemudian membawanya pergi.
"Biar aku yang kembalikan, Leo," ucap Varrel.
"Tidak usah."
"Aku tau, kamu gak bakal balikin kan?"
"Jangan sok tahu!"
"Orang jatuh cinta itu kelihatan."
Leon melempar sepasang sepatu itu ke arah Varrel.
Namun, Leon mendekat dan merebutnya kembali."Kok diambil lagi?"
Leon hanya Diam. Terus berjalan sambil membawa sepasang sepatu itu. Lelaki dengan tubuh kekar ini kembali ke kediaman orang tuanya yang tidak jauh dari rumah Edgar. Ia segera berganti pakaian dan mengeringkan sepatu Alexa di balkon kamarnya.
"Alexa. Kamu itu lucu, kamu cantik, kamu sederhana. Pasti ada yang salah denganku. Tidak seperti biasanya dengan mudahnya aku memuji wanita," batin Leon.
See you next part...
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Vote & Comment!
ESTÁS LEYENDO
ALEO [End]
Genel KurguLeon Jonathan Grady adalah pewaris tunggal dari perusahaan Grady Group yang bergerak di bidang alat transportasi. Leon merupakan pria yang selalu tampil sempurna dan di kenal angkuh oleh para karyawannya. Alexa Olivia Jonshon merupakan perempuan ber...