Part 3

159 111 390
                                    

Hari pertama Alexa bekerja sangat melelahkan. Ia berjanji pada dirinya sendiri harus bisa bertahan demi Leon.

Semua teman satu profesinya sudah pada pulang. Tinggal ia sendiri yang duduk bersandar di tembok sambil memperhatikan jari telunjuknya yang terluka. Sesekali matanya menatap sekeliling berharap bisa melihat wajah yang sudah lima belas tahun dirinya rindukan.

"Gak kelihatan? Mungkin dia sudah pulang," ucap Alexa lirih sambil menghembuskan napas kasar.

Di ambil handphone berwarna merah dari dalam tas, Ia akan menghubungi supir pribadi untuk menjemput dirinya di depan perusahaan Grady Group. Setelah berpikir dua kali, gadis cantik ini mengurungkan niatnya.

"Lupa. Aku kan miskin! Cuman lulusan SD. Lucu gak sih tiba-tiba di jemput pake mobil?" ucap Alexa berjalan santai di atas trotoar.

Saat lampu merah menyala, Alexa menyebrang tepat di depan mobil lamborghini berwarna biru.

Seorang pemuda dengan jam tangan hitam bermerk tengah menyetir mobil mewah itu. Kacamata hitam yang menutupi matanya dari silaunya cahaya mentari sore.

Pakaian yang di kenakan hanya kasual. Hanya kaus abu-abu polos dengan celana pendek hitam dengan sepatu kets senada dengan warna
biru kaus. Pemuda tampan itu tampak terus memperhatikan Alexa yang sudah sampai di seberang jalan.

Derrrrttt...

Suara getar ponselnya membuat ia mengalihkan pandangan dari Alexa yang menarik perhatiannya itu.

"Leon? Ngapain sih? Ganggu aja!" gerutu pria yang ternyata sepupu dari
Leon. Dia adalah Edgar Rovalno.

"Hallo, Leon. Ganggu aja, ada apa sih?" tanya Edgar sambil menyetir mobilnya karena warna lampu sudah berubah menjadi warna hijau.

"Ganggu? Emang kamu lagi ngapain?"

"Lihatin cewek cantik" ucap Edgar dengan santainya.

"Sialan! Aku cuman mau bilang, malam ini kita enggak jadi pergi. Aku ada acara keluarga dadakan sama Ayah."

"Oke. Selamat bersenang-senang, Mr. Kutub!" ledek Edgar dan mematikan sambungan teleponnya.

***

"Mamah, Alexa pulang!" ucap Alexa yang baru tiba di ruang tamu mewah. Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa empuk yang ada di ruang tamu rumahnya.

Seorang asisten rumah tangga yang sudah merawat Alexa sejak kecil menghampirinya.

"Non, mau bibi ambilkan minum?" tanya wanita paruh baya yang bernama Bi Marni.

"Iya. Air dingin, Bi!" ucap Alexa.

"Baik, Non."

Alexa mengelap keringat yang membasahi wajah cantiknya. Bi Marni datang membawakan segelas air dingin untuk membasahi kerongkongan gadis cantik itu.

"Alexa, kamu dari mana aja sih?" tanya seorang wanita cantik yang baru saja turun dari tangga. Ia adalah Diandra larassati, Mamah dari Alexa.

"Lagi ada misi penting. Mamah, beliin sepeda bekas dong,"pinta Alexa dengan manja.

"Sepeda bekas? Buat apaan?" tanya Diandra kepada putri semata wayangnya.

"Buat misi penting, Mamah. Besok sudah harus ada!" ucap Alexa.

"Iya, nanti Mamah suruh supir buat cari sepeda bekas. Sekarang kamu mandi, terus siap-siap. Nanti ada acara penting dengan teman lama Papah." ucap Diandra memberi tahu putri semata wayangnya.

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora