PART 31

10 17 0
                                    

"Mami tumben ke kantor?" tanya Leon.

"Iya. Mami mau kasih tahu ke kamu kalau nanti malam kita akan makan malam di rumah Alexa. Kamu belum pernah ketemu dia kan?"

"Iya, Mi. Leon ikut."

Gawat! Edgar pikir harus segera memberitahu Alexa agar mereka berdua tidak bertemu nanti malam.

Edgar mengabarkan berita ini melalui pesan kepada Alexa. Namun, dua centang abu tak juga berubah biru. Akhirnya pria yang masih dalam suasana berduka ini memutuskan untuk berpamitan dari ruangan CEO. Ia mengatakan akan pulang. Padahal, tujuannya adalah mencari Alexa di ruangannya.

Edgar bergegas sebelum Leon tahu. Ia mencari Alexa di ruang cleaning service akan tetapi hanya ada OB yang tengah beristirahat. Dua puluh menit sudah Edgar menunggu Alexa sampai akhirnya ia melihat gadis itu tengah berjalan menuju ruangannya.

Edgar melambaikan tangan, memberikan kode kepada Alexa agar gadis itu mempercepat langkahnya.

"Ada apa, Gar? Kamu belum pulang?"

"Sayang, Leon sama orang tuanya mau makan malam di rumah kamu."

"Serius kamu?"

"Iya. Tadi Maminya Leon sendiri yang bilang."

"Ya udah, deh. Nanti aku bakal ngumpet."

"Maaf, aku gak bisa bantuin kamu."

"Iya, Gar. Aku paham. Urusan kamu udah selesai?"

"Sudah."

"Mending kamu pulang temenin Ayah kamu di rumah."

"Iya, Sayang. Aku pulang ya," ucap Edgar mengelus kepala Alexa.

***

Menjelang sore, Leon sudah bersiap untuk pulang. Ia Kembali duduk di kursi kerjanya. Melamun dan lagi-lagi memikirkan Alexa si OB ceroboh.

Varrel masuk dan mengajak Leon keluar bersama. Akan tetapi CEO dingin itu menolak. Ia justru memberikan tugas tambahan kepada sekretarisnya itu.

"Kamu masih mikirin Alexa?" tanya Varrel

"Aku gak mau denger."

"Kenapa?"

"Aku sebel denger cerita kamu. Bentar lagi juga kamu narik ucapan kamu. Males banget tau gak!"

"Kali ini aku serius. Tapi tolong jangan kasih tau Edgar."

"Serius gimana?"

"Aku jadi kepikiran ucapan Mami. Selagi janur kuning belum melengkung, Alexa bukan milik siapa-siapa kan?"

"Jangan becanda, deh! Kamu mau jadi pencetus perang saudara?"

"Aku serius. Aku gak tau aku suka atau gak sama Alexa. Tapi gadis itu sungguh menarik bagiku."

"Terserahlah. Aku tinggal nonton aja."

"Bantun aku, please!"

"Bantu apa?"

"Minta nomor Alexa tapi jangan bilang aku yang minta."

"Isssh! Gitu aja repot!" ucap Varrel mengangkat gagang telepon kantor yang ada di meja Leon. Menghubungi Pak Roni dan meminta semua data karyawan bagian cleaning service saat itu juga.

"Aku cuma butuh nomor Alexa, Varrel!" ucap Leon.

"Aku tau. Apa iya mau terang-terangan minta nomor Alexa? Gosip di kantor bisa makin hot nanti."

"Gosip?"

"Jangan bilang kamu belum denger ya? Aku udah kasih tau kamu tadi lho!"

Pak Roni datang dan mengantar sendiri setumpuk berkas data anak buahnya. Lelaki berperut buncit ini sedikit memberanikan diri untuk bertanya.
Karena tidak biasanya seorang CEO meminta data anak buahnya.

"Gak apa-apa. Kita cuma mau liat data mereka aja. Siapa tahu Pak Leon udah bosen sama OB yang biasa mengurus ruangannya," ucap Varrel.

"Oh, begitu. Kalau begitu saya permisi," ucap Pak Roni.

"Ya. Pergilah. Lagi pula sepuluh menit lagi jam kerja selesai."

"Iya, Pak."

Pak Roni keluar dan menutup pintu. Varrel segera beranjak dari duduknya dan mengunci pintu. Kemudian ia memberikan berkas-berkas itu kepada Leon. Dengan sigap Leon mencari berkas biodata Alexa. Saking gugupnya, Leon sampai mengulang tiga kali karena tidak menemukan nama yang ia cari. mengulang tiga kali karena tidak menemukan nama yang ia cari.

"Kok gak ada ya?" tanya Leon.

Varrel membantu mencari dengan teliti. Satu persatu kertas itu dibacanya dan menemukan sebuah biodata diri dengan nama Alexa Ardiansyah Widarto.

"Ini?" ucap Varrel.

Leon menerimanya dan membaca nama itu. Ia teringat beberapa waktu lalu ketika ia juga pernah meminta biodata Alexa kepada HRD. Sayangnya, saat itu Leoan hanya melihat nama yang jelas berbeda dengan nama Alexa teman kecilnya.

"Varrel, kamu tau gak?"

"Gak! Orang kamu belum cerita. Aku bukan dukun!"

"Dulu aku pernah minta biodata Alexa ke HRD."

"Buat apa?"

"Karena aku kira dia itu Alexa temen kecil aku. Ternyata bukan. Namanya beda, dilihat dari pendidikan dia juga cuman lulusan SMP, jadi gak mungkin dia temen aku."

"Oh," jawab Varrel tidak terlalu tertarik.

Leon membaca baris demi baris kalimat pada kertas itu. Hingga ia menemukan nomor telepon yang tertera di sana. CEO muda dan gagah ini mengambil ponselnya dan mulai mengetik nomor Alexa untuk menyimpannya. Leon menghapusnya dan mengetik ulang karena nomor itu ternyata sudah ada di kontak ponselnya. Leon masih tidak yakin. Ia hapus lagi dan meminta Varrel untuk mendikte nomor itu.

"Gak mungkin!" ucap Leon tidak percaya.

"Kenapa?"

"Gak apa-apa. Buang semua berkas- berkas itu. Jangan di tempat sampah di ruanganku!" titah Leon yang segera mengenakan jasnya dan mengambil ponselnya. Ia berlari ke luar ruangan. Menuruni gedung dengan lift dan mencari Alexa.

Sayangnya, jam kerja telah usai. Tidak ada satu orang pun berada di ruang cleaning service. Leon bergegas menuju parkiran dan mendapati sepeda Alexa tidak ada. Ia segera masuk ke dalam mobilnya dan hendak mengejar teman kecilnya itu. Varrel yang berusaha mengejar sahabatnya itu tidak berhasil. Varrel pun penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Namun, saat ia sampai di parkiran, mobil mewah hitam milik Leon sudah melaju jauh.

Leon mencari Alexa dan menemukan gadis itu tengah mengayuh sepeda. Ia tersenyum dan menepikan mobilnya dari jauh. Memandang punggung gadis yang pernah ia beri boneka beruang besar bertahun-tahun lalu.

"Aku jadi bimbang. Kenapa aku bahagia banget hari ini? Tapi aku harus ingat kalo kamu masih milik Edgar," batin Leon.

"Apa tujuan kamu pura-pura jadi OB, Xa? Aku harus rahasiakan ini. Kamu gak boleh tau kalau aku sudah tau tentang ini," gerutu Leon.

Pewaris tunggal Gardy Group ini mengendarai mobilnya pelan. Mengikuti Alexa dari jarak yang tidak terlalu dekat dan tak terlalu jauh.

Dengan jelas Leon melihat Alexa masuk ke gerbang rumah mewah milik keluarga Jhonson. Leon semakin yakin jika Alexa si OB ceroboh memang Alexa teman kecilnya.

See you next part...
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Vote & Comment!

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora