Alexa tengah berbaring di atas kasurnya. Tak seperti biasanya, tiba-tiba Edgar terus muncul di pikirannya. Rasa gelisah karena sejak perpisahannya di pantai, pria yang menjadi kekasihnya itu belum juga memberi kabar.
"Kok tumben dia gak ngasih kabar?" gumam Alexa yang tengah tiduran dengan boneka beruang besar sebagai bantal.
Alexa ragu untuk mengirimkan pesan kepada Edgar terlebih dahulu. Namun, rasa gelisahnya akhirnya mengalahkan segalanya. Jemarinya mulai menari di atas layar dan mengirimkan pesan kepada Edgar.
Edgar
Gar, gimana kabar ibu kamu?
Alexa mengirimkan pesan yang ia ketik. Akan tetapi dua centang abu belum juga berubah menjadi biru. Bahkan waktu terakhir lelaki itu online satu jam setelah mereka berpisah di pantai.
"Edgar kenapa ya? Kok aku jadi khawatir gini? Apa dia sudah tidur? Besok libur kerja, jangan-jangan dia mau kasih kejutan datang tiba-tiba. Udah bisa di tebak emang kamu, Gar," gumam Alexa.
Gadis berponi yang tengah mengenakan piyama bergambar bunga sakura ini mengisi daya baterai ponselnya dan tidur dengan boneka beruang pemberian Leon dipelukannya.
***
Keesokan paginya ketika Alexa baru saja bangun dari tidur nyenyaknya tanpa mimpi apapun, ia segera mengecek ponselnya dan pesan untuk Edgar belum juga di baca.
"Kok gak di baca ya? Bikin khawatir aja!" ucap Alexa mencabut ponsel dari kabel pengisi daya baterai. Suara ketukan pintu kamar membuat Alexa bergegas membukanya.
"Ada apa, Mah?" tanya Alexa ketika melihat sang mamah berdiri di depan pintu.
"Istri rekan kerja papah semalam meninggal. Papah minta kita ikut ke rumah duka. Kamu libur kan?" tanya Diandra.
"Iya, Mah. Aku libur, kok."
"Ya udah kamu buruan mandi, pake baju hitam, nanti berangkat bareng."
"Iya, Mah."
Tiga puluh menit berlalu. Alexa keluar kamar dan menuruni tangga dengan balutan dresa hitam sebatas lutut. Rambutnya yang sebatas bahu ia biarkan terurai. Dengan poni yang menutupi dahinya membuat gadis berusia dua puluh tiga tahun ini terkesan imut.
"Berangkat sekarang, Mah, Pah?" tanya Alexa.
"Iya. Ayo ke mobil!" ucap Jhonson.
Di dalam mobil Alexa berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Papahnya karena sudah membantu Pak Dani. Kedermawanan Alexa memang menurun dari sifat sang papah.
"Kapan-kapan Pak Dani sama anaknya mau main ke rumah. Boleh gak, Pah?"
"Boleh, dong. Main aja. Kenalin ke Papah."
"Iya. Kasian anak-anaknya. Mereka gak ada yang sekolah sekarang."
"Kenapa?" tanya Diandra.
"Semenjak istrinya meninggal, gak ada yang jagain anak bungsunya. Kemarin pas aku ke sana, Pak Dani lagi sama si bungsu, si sulung lagi nyuci, yang nomor dua lagi masak."
"Kasian mereka, Pah," ucap Diandra
penuh iba."Nanti Papah pikirin gimana baiknya buat mereka."
"Makasih, Pah. Udah bantu temen Alexa."
"Iya, sayang. Membantu orang lain itu berkah tersendiri buat kita."
Tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah duka. Banyak karangan bunga berjejer di luar pagar. Pelayat pun sudah banyak yang berdatangan. Kebanyakan dari mereka adalah saudara, tetangga dan rekan kerja.
Alexa mengikut langkah kaki kedua orang tuanya. Gadis ini begitu terkejut melihat Leon yang berbaur dengan para pelayat.
"Mah, Pah, kok ada Leon. Bisa ketahuan kalau kita bareng. Alexa masuk mobil aja ya?"
"Mana Leon?" tanya Jhonson.
"Itu di pojokan."
Alexa segera berbalik dan hendak kembali ke mobil. Ia kembali dikejutkan ketika tanpa sengaja berpapasan dengan Varrel.
"Alexa?" panggil Varrel.
"Eh, Pak Varrel."
"Kamu pasti ke sini mau hibur Edgar kan? Dia sedih banget."
"Emang Edgar kenapa?"
"Kamu ini kalau gak pinter bisa kan gak usah di tunjukin? Emang ada anak yang gak sedih ketika ibunya meninggal?"
Alexa bagaikan di tampar. Ternyata istri rekan bisnis papahnya adalah ibu dari Edgar.
"Pantas pesanku gak di baca," gumam Alexa lirih."Kamu ngomong apa, Xa?"
"Bukan apa-apa, Pak. Aku cari Edgar dulu ya."
Leon melihat kedatangan Jhonson dan Diandra. Kedua orang tua Alexa ini mendekati Leon dan bersalaman.
"Kamu di sini, Leo?" tanya Jhonson.
"Iya, Om. Yang meninggal Tante saya."
Grady datang menghampiri putranya serta Jhonson dan Diandra. Ia menanyakan tentang Alexa.
"Putri kamu gak ikut?"
"Gak ikut, dia tadi belum bangun," jawab Diandra.
"Sayang sekali. Padahal saya ingin sekali bertemu Alexa," ucap Leon.
"Besok-besok tante suruh dia biar ketemuan ya?"
"Iya, Tante."
"Leo, kamu temenin Edgar dulu. Biar Papi ajak Om Jhonson sama tante Diandra ketemu ayahnya Edgar."
"Iya, Pi."
Leon berbalik menuju ke ruang tamu. Ia mendapati Alexa si OB ceroboh tengah memeluk menenangkan Edgar yang berduka.
"Beruntung sekali kamu punya kekasih seperti Alexa, Gar," batin Leon.
See you next part...
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Vote & Comment!
ESTÁS LEYENDO
ALEO [End]
Aktuelle LiteraturLeon Jonathan Grady adalah pewaris tunggal dari perusahaan Grady Group yang bergerak di bidang alat transportasi. Leon merupakan pria yang selalu tampil sempurna dan di kenal angkuh oleh para karyawannya. Alexa Olivia Jonshon merupakan perempuan ber...