PART 5

114 85 233
                                    

Jam kerja baru saja di mulai. Varrel dan Leon tengah melihat berkas-berkas mengenai keuangan perusahaan. Tiba-tiba Edgar menerobos masuk tanpa permisi sambil menebar senyum yang menunjukkan gigi gingsulnya.

"Hey, aku udah senyum manis banget gini, lho! Kenapa kalian cuma liatin doang?" ucap Edgar mendekat dan duduk di atas meja kerja si CEO dingin.

"Senyum? Yang ada aku mual tahu gak?" jawab Varrel.

"Apa?" tanya Leon dengan singkat.

"Aku mau jadi OB, please!" ucap Edgar memohon dengan menyatukan kedua tangannya.

"Gak!"

"Kenapa?"

"Aku gak suka urusan asmara di bawa ke pekerjaan."

Suara ketukan pintu terdengar. Alexa masuk dengan membawa meja dorongnya. la mengambil secangkir kopi panas dan meletakannya di sisi kanan meja kerja Leon.

"Ini kopinya, Pak," ucap Alexa dengan menunduk.

"Cantik, buat aku mana?" goda Edgar yang masih duduk di atas meja.

Alexa memicingkan matanya. Tidak menjawab apapun dan lebih memilih untuk segera membersihkan ruangan sang CEO. la mengambil sebuah sapu
dan perlahan mulai membersihkan ruangan itu.

Gadis cantik berponi ini melihat potret kecil Leon bersama Ayahnya belum terbingkai lagi. Dalam hatinya ia berniat akan mengganti bingkai yang sudah ia hancurkan kemarin.

Edgar terus memperhatikan Alexa. Senyum pun tiada henti tersimpul. Varrel yang menyadari sahabatnya tengah jatuh cinta hanya bisa menggelengkan kepala karena tak menyangka selera Badboy itu turun level.

Leon mengajak Varrel untuk rapat bersama staf keuangan. Di tangan CEO tampan itu ada beberapa lembar berkas sebagai bahan untuk rapat. Keduanya sudah berdiri dan hendak keluar. Bersamaan dengan Alexa yang akan menyapu di sekitar meja kerja Leon.

Jiwa usil Edgar muncul tiba-tiba. la sengaja mengacungkan kaki ke arah Alexa. Membuat Office girl ini terjatuh dan tak sengaja menabrak Leon dan tangannya menggenggam kertas yang di genggam CEO dingin itu. Karena reflek, Bos angkuh itu memegang kedua lengan Alexa.

Jantung Alexa berdegup begitu cepat. Mata mereka saling berpandangan. Leon begitu lekat memandang wajah Alexa dan perlahan salah satu tangannya melepas tubuh Alexa.

gadis itu terjatuh. seperti menyadari sesuatu. la mengambil berkas yang tadi sempat berpindah tangan. Dengan paksa CEO berjambul itu merebut lembaran-lembaran kertas yang ada di tangan office girl cantik itu. Setelah berkas ia dapatkan, Leon melepaskan Alexa dan membuat Alexa terjatuh.

Gubraaak...

Alexa meringis menahan sakit. la terus menyaksikan sang CEO dan sekretarisnya pergi meninggalkannya yang masih duduk di atas lantai yang dingin.

"Bangun!" ucap Edgar menawarkan
bantuan dengan mengulurkan tangannya.

Dengan tegas Alexa menampik tangan itu. Matanya terus menatap pintu yang baru saja di lalui Leon.

"Beruang Kutub!" gerutunya sambil menitikan air mata.

Edgar mendekat dan jongkok di hadapan gadis yang membuatnya tergila-gila.

"Kamu kenapa nangis? Sakit?" tanya Edgar dengan iba.

Alexa mengangguk. Satu tangannya mengepal dan memukul dadanya sendiri sambil menangis.

Edgar yang tak tega lebih mendekatkan tubuhnya lagi. la memeluk gadis itu dan mencoba menenangkan tangisannya. Sebuah pelukan yang justru membuat Alexa semakin tersedu-sedu.

Varrel datang tiba-tiba. Ia menarik hoodie hitam yang di kenakan badboy dengan rambut bergaya mohawk itu.

"Varrel! apa-apaan, sih?" ucap Edgar memberontak.

"Aku di suruh bos. Mending kamu pergi atau Leon gak ngijinin kamu ke kantor lagi!"

"Ok! Tapi tolong sampaikan sesuatu ke Leon."

"Apa? Mau jadi OB di sini?"

"Bukan. Tolong jangan sekali-sekali bikin Alexa nangis lagi."

"Iya, nanti aku sampaikan. Sana pergi!" ucap Varrel mendorong tubuh Edgar pelan.

"Alexa, jangan nangis. Tunggu aku nanti malem ya. Aku bakal datang ke rumah kamu. I LOVE YOU!" ucap Edgar berteriak di akhir kalimat, lalu pergi meninggalkan Alexa di ruangan tersebut.

"Pria aneh, gila, sinting! Tapi, wajahnya cukup tampan," ucap Alexa menggerutu lirih dan memastikan tak ada yang mendengar ucapannya barusan.

Varrel begitu penasaran dengan hubungan keduanya itu mendekati Alexa yang baru saja berdiri.

"Hey, kamu beneran pacaran sama Edgar?" tanya Varrel yang memiliki tingkat ke kepoan yang sangat tinggi.

"Gak!" jawab Alexa dengan tegas.

"Jangan bohong! Kalian kenal di mana?"

"Ngapain bohong? Aku baru kenal dia tadi," ucap Alexa berkata jujur.

"Pasangan yang sangat serasi. Kompak menyembunyikan rahasia."

"Aku gak bohong. Gak nyembunyiin apa-apa."

"Aku tetep gak percaya."

"Terserah," ucap Alexa kembali bekerja membersihkan ruangan sang CEO.



See you next part...
.
.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan vote and komen!

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora