Leon menunggu seseorang di dalam mobilnya di pinggir jalan. Ia masih tertawa setelah mendengar kemarahan Alexa di telepon.
Orang yang ditunggu Leon telah tiba. Ternyata kurir yang mengantar paket untuk Alexa.
"Gimana reaksi orangnya?" tanya Leon dengan penasaran.
"Dia tanya ciri-ciri orangnya, Mas."
"Tugas kamu jawab apa?"
"Saya jawab saja sudah tua, beruban, lebih jelek dari saya."
"Kerja bagus. Ini imbalan untuk kamu."
"Terimakasih, Mas."
Leon kembali ke mobilnya. "Alexa, sampai bertemu sore nanti. Semoga kamu gak kaget kalau aku sudah tahu rahasia kamu."
***
Alexa bersiap untuk menemui penggemar misteriusnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 sore. Gadis dengan model rambut baru ini berdandan dengan model natural. Ia memilih sebuah dress putih sebatas lutut dengan lengan sebatas siku.
"unch... Cantik banget. Tinggal gemukin badan dikit biar gak rata begini. Aku nggak kalah cantik juga dari si Amanda? Gak! Aku panggil dia Jubaidah aja," ucap Alexa sambil berdiri di depan cermin.
Alexa membuka almari kaca berisi koleksi tas dan sepatunya. Alexa mengambil tas berwarna putih mengkilap serta sebuah high heels.
"Sangat perfect,"ucap Alexa yang menurutnya penampilannya begitu memukau.
Alexa keluar kamar. Berjalan anggun menuruni tangga. Papahnya baru saja pulang dari kantor. Iya tersenyum kepada putrinya yang berjalan bak seorang putri kerajaan.
"Selamat sore, temannya Alexa ya?" tanya Jhonson.
"Papah apaan sih! Ini aku!"
"Astaga. Papah lupa kalau anak gadis Papah sudah berubah jadi tante-tante," ucap Jhonson.
"Papah kok gitu?"
"Papah bercanda, Cantik. Kamu mau ke mana?"
"Ada janji sama penggemar misterius."
"Kamu punya penggemar?"
"Lebih tepatnya haters, Pah. Udah ah, nanti Alexa telat."
"Jangan pulang malam!"
"Iya, Papahku sayang."
Alexa pergi diantar sang supir menuju cafe Santuy seperti yang di katakan tadi siang di telepon.
"Pak, aku cantik gak?" tanya Alexa kepada sang supir.
"Cantik. Tapi bapak boleh jujur gak?"
"Jujur saja. Kenapa emang?"
"Lebih cantik dulu sebelum berubah, Non."
"Aduh, selera bapak kuno banget. Aku sekarang udah tambah cantik tahu, Pak. Cuman kurang montok aja."
"Makan yang banyak biar gemuk, Non."
"Iya, Pak. Ini lagi proses penggemukan biar gak kerempeng. Pasti kalau aku montok jadi seksi kayak si Jubaidah."
"Jubaidah siapa, Non?"
"Bapak tidak perlu tahu. Fokus nyetir saja."
"Baik, Non."
Jam 16.40 Alexa sampai di cafe santuy. Ia mencari tempat duduk strategis agar mudah terlihat oleh penggemar misteriusnya.
"Mau pesan apa?" ucap seorang pelayan datang membawakan buku menu.
"Aku pesen lemon mint ice."
"Baik, di tunggu sebentar pesanannya."
Alexa duduk melihat ke arah pintu masuk. Menanti kedatangan pria tua, beruban. Sudah sepuluh menit ia duduk sendiri. Akhirnya Alexa mengambil ponselnya dan mengirim pesan.
Haters gila😈
Aku sudah datang. Jangan datang terlambat!
Pesan itu sudah dibaca. Namun, tidak ada balasan. Pesanan lemon mint datang. Gadis dengan dress putih ini menyeruput segarnya minuman itu. Matanya tidak pernah terlepas dari arah pintu masuk cafe yang ramai pengunjung.
Seorang pemuda tampan menarik perhatian Alexa. Lelaki dengan kemeja hitam membawa setangkai bunga mawar putih. Pria yang dikenal Alexa. Ia adalah Leon Jonathan. Lelaki yang dicintainya sejak kecil.
"Leon?" batin Alexa.
Mereka saling melempar pandang walau hanya sekian detik. Namun, Leon membuang wajahnya dan mencari seseorang ke segala arah.
Alexa yang paling segera mengambil buku menu untuk menutupi wajahnya.
"Ngapain Leon ke sini bawa bunga? Sial! Apa aku harus melihat kemesraan dia sama Amanda di sini?" batin Alexa.
Leon berjalan mendekati Alexa. Akan tetapi ia melewati gadis itu begitu saja dan duduk di sebuah meja kosong tepat di belakang Alexa.
"Kenapa malah duduk di situ?" batin Alexa semakin gelisah.
Di sisi lain Leon masih mencari keberadaan Alexa. Ia tidak tahu jika wanita bergaun putih yang sempat berpandangan dengannya adalah Alexa.
"Alexa mana ya? Katanya sudah datang," gumam Leon sambil melihat ponselnya.
Sesekali melihat wanita dengan rambut bergelombang yang duduk membelakanginya.
"Siapa dia? Dandanannya natural banget. Pasti lagi nunggu seseorang juga," batinya.
Leon mengambil setangkai mawar putih yang ia letakkan di atas meja. Mencium aroma wangi dan segar bunga yang melambangkan cinta suci. Kali ini, Leon yakin Alexa akan menyukai bunga pemberiannya. Sebelum membeli, CEO tampan ini sudah bertanya kepada penjaga toko bunga arti dari mawar putih ini.
"Aku bakal bahas masalah perjodohan orang tua kita. Aku gak peduli jika kamu pacar Edgar."
Leon kembali menoleh ke arah wanita yang duduk di meja di depannya. Wanita itu berjalan menuju kasir dan keluar.
Ternyata Alexa tidak ingin Leon mengetahui keberadaannya. Ia kembali pulang sebelum CEO itu curiga.
"Pak, cepat pergi!" ucap Alexa.
"Cepet banget, Non."
"Gak jadi ketemuan. Buruan!"
"Iya, Non."
Dalam perjalanan Alexa kembali mengirim pesan kepada penggemar misteriusnya.
Haters gila😈
Tidak jadi ketemu. Aku ada urusan penting.
Leon membuka pesan itu dan kecewa. Ia mengambil setangkai mawar putih itu dan membawanya pergi.
"Ada apa denganmu? Kenapa gak jadi ketemu. Lebih baik aku ke rumahnya saja sekarang. Aku tidak bisa lagi menunda untuk membahas masalah perjodohan ini," ucap Leon sambil meletakkan bunga itu di samping kursi kemudi.
See you next part...
.
.
.
.
.
Jangan lupa tinggalkan Vote & Comment!
ESTÁS LEYENDO
ALEO [End]
General FictionLeon Jonathan Grady adalah pewaris tunggal dari perusahaan Grady Group yang bergerak di bidang alat transportasi. Leon merupakan pria yang selalu tampil sempurna dan di kenal angkuh oleh para karyawannya. Alexa Olivia Jonshon merupakan perempuan ber...