PART 35

11 18 0
                                    

Jam kerja sudah di mulai. Seperti biasa, Alexa menyiapkan kopi pagi dan bersiap membersihkan ruangan sang CEO. Ia berjalan dengan santai. Tanpa sadar jika banyak karywan yang memerhatikannya. Apalagi penampilan Alexa hari ini yang berbeda.

Alexa mendorong meja kerjanya ke ruangan Leon. Dan menyapa Varrel yang tengah sibuk menatap layar komputernya.

"Pak Varrel," panggil Alexa manja sambil mengkerlingkan matanya.

"Hi, Xa," jawab Varrel dengan melambaikan tangan.

Beberapa pasang mata di lantai itu tertuju pada Alexa yang sedang membuka pintu dan masuk ke ruangan CEO.

"Kejutan buat kamu, Leo. Maaf gak aku bangunin," batin Varrel dengan senyum jahatnya.

Alexa menutup pintu dan mengucapakan salam pada teman kecilnya itu.

"Selamat pagi Pak Le ...." ucap Alexa menghentikan salamnya ketika melihat Leon tertidur di kursinya. Kaki di silangkan di atas meja dengan kepala menengadah dan mulut terbuka lebar.

Alexa tida bisa menahan tawa. Spontan Alexa terkekeh, membuat Leon terbangun dan terkejut. Ia segera menurunkan kakinya dan mengelap air liur yang terlanjur mengerak di sudut bibir.

"Jam berapa sekarang?" tanya Leon gugup.

"Jam tujuh lebih, Pak," jawab Alexa sambil meletakkan kopi.

"Kenapa kebablasan gini, sih? Varrel gak masuk apa gimana?" batin Leon. Ia segera menelepon sekretarisnya itu dan meminta ke ruangannya segera.

Leon mengambil kotak bekal kotor di mejanya dan menyimpannya di dalam laci. Kemudian ia memperhatikan Alexa yang mulai membersihkan tirai. Ia heran mengapa Alexa tidak takut membersihkan sarang laba-laba yang ada di tirai.

"Kamu ini kerjanya gimana? Kanapa bisa ada sarang laba-laba di ruanganku?" bentak Leon pura-pura.

"Iya, Pak. Tau dateng dari mana. Perasaan tiap pagi di bersihin gak ada apa-apa."

"Kamu gak takut? Awas kalo bingkai saya pecah lagi!"

"Santai, Pak. Ini cuma sarang gak ada laba-labanya."

"Gak ada laba-laba? Mereka kabur ke mana?" batin Leon. Matanya kini tertuju ke segala arah, mencari makhkuk kecil yang di takuti Alexa itu.

Leon berdiri. Ia berpura-pura memerintah Alexa agar bekerja lebih becus. Padahal, ia sedang mencari laba- laba yang hilang itu. Sampai akhirnya bibirnya mulai mengukir senyum. Ia melihat seekor laba-laba di bahu Alexa. Leon memanggil nama OB itu untuk memberitahunya.

"Xa," panggil Leon.

"Iya, Pak. Saya bener kok kerjanya."

"Bukan itu," ucap Leon yang berdiri di belakang Alexa.

"Terus apa, Pak?" tanya Alexa.

"Bahu kamu kenapa?"

Alexa menoleh ke arah bahunya. Ia menjerit keras dan melompat ke arah Leon bersamaan dengan Varrel yang masuk dan membuka pintu sangat lebar.

"Arrrgh," teriak Alexa yang kini kakinya mengapit pinggang Leon. Kedua tangannya melingkar di leher CEO tampan itu. Mereka saling berpandangan tanpa berkedip.

"Tolong mengerti tempat!" ucap Varrel dari depan pintu. Padahal, kata-kata itu biasa terlontar dari mulut sang CEO.

Leon dan Alexa yang tidak menyadari keberadaan Varrel menjadi terkejut. Pandangan mereka terlepas dan secara bersamaan menatap ke arah Varrel.

"Jadi itu si OB yang menggoda Pak Leon"

"Iya. Padahal denger-denger dia itu pacaran sama sepupu Pak Leon."

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora