"Jodoh apaan? Sampai mau pulang gini gak ada yang namanya jodoh!" gerutu Leon dengan senyum menyeringai.
Alexa keluar membawa makanan yang sudah terbungkus rapi di tangan kanan dan kirinya. Ia tak melihat jika Leon tengah memperhatikannya dari halaman rumah makan. Alexa berjalan santai dengan raut wajah bahagia. Melewati parkiran dan terus menuju pintu keluar area pantai.
"Mau ke mana dia? Apa gak tau mobilku di sini?" tanya Leon dan segera masuk ke dalam mobil.
Ia mendapati Alexa tengah berdiri di pinggir jalan.Tin ... tin ....
Leon membunyikan klakson, membuka kaca jendela dan meminta Alexa segera masuk.
"Gak usah. Aku naik taksi aja," ucap Alexa.
"Taksi? Kamu punya uang? Bukankah beli bingkai yang murah saja kamu nunggu gajian?"
Alexa hampir saja lupa dengan kepura-puraannya menjadi orang miskin. Agar Leon tak curiga, Alexa terpaksa menerima tawaran Leon dan duduk di kursi samping kemudi.
"Aku antar sampai rumah ya?"
"Jangan!" ucap Alexa mencegah. Mendengar pertanyaan itu. Rahasianya bisa terbongkar jika Leon mengetahui kediaman orang tuanya.
"Terus aku harus antar kamu ke mana?"
"Jangan ke rumah, Leo. Aku malu, rumahku jelek. Kamu juga gak bakal mau ke rumahku."
"Aku gak bilang mau ke rumahmu, aku cuma mau antar kamu aja."
Alexa panik. Berkali-kali ia menelan ludah sambil berpikir. Akhirnya ia memutuskan mengatakan niat awal mengapa ia membungkus makanan laut itu.
"Antar aku ke rumah Pak Dani aja, Leo."
"Siapa Pak Dani?"
"Astaga? Bos macam apa yang gak tau nama anak buahnya?"
"Kamu kira anak buahku cuma dua? Mana bisa aku menghapal semua karyawan di perusahaanku. Siapa Dani?"
"OB."
"Kenapa kamu mau ke sana?"
"Kamu nanti tau sendiri kenapa aku ke sana."
"Terserah. Aku tidak perduli dengan urusan orang lain."
"Mau kan antar aku ke sana?"
"Em."
"Untunglah, bisa berabe kalo Leon tau sekarang," batin Alexa.
"Stop! Udah sampe sini aja antarnya," ucap Alexa ketika sudah sampai di depan gang menuju rumah Pak Dani.
Alexa membuka pintu mobil, keluar dengan membawa makana laut yang sudah di bungkus. Gadis itu menoleh ke belakang ketika mendengar suara mesin mobil yang di matikan. Ia melihat Leon keluar dan menutup pintu mobil.
"Kok gak pulang?" tanya Alexa.
"Bukan urusanmu!"
"Dasar es kutub!" gerutu Alexa lirih.
"Aku denger apa yang kamu bilang!"
"Apa coba?"
"Kamu katain saya es kutub kan?"
"Ih ... pede banget. Siapa ngatain es kutub? Orang aku bilang kurang es batu."
"Apanya yang kurang es batu?"
"Itu ... anu ... em ... di rumah Pak Dani gak ada kulkas. Aku pengin minuman dingin," ucap Alexa segera berbalik sebelum gugupnya membuat Leon curiga.
CEO dingin itu mengikuti Alexa dari belakang. Alexa harus segera menemui Pak Dani dan tidak boleh berkata apapun mengenai dirinya.

ESTÁS LEYENDO
ALEO [End]
General FictionLeon Jonathan Grady adalah pewaris tunggal dari perusahaan Grady Group yang bergerak di bidang alat transportasi. Leon merupakan pria yang selalu tampil sempurna dan di kenal angkuh oleh para karyawannya. Alexa Olivia Jonshon merupakan perempuan ber...