PART 11

26 21 0
                                    

Leon tengah bermain ponsel dan mengabaikan pekerjaannya. Beberapa kali Varrel mempertanyakan rapat dengan staf keuangan yang kemarin tertunda. Namun, CEO dingin ini seolah tak mendengar dan terus menatap layar ponselnya. Iya tengah menunggu balasan pesan dari Alexa, teman kecilnya.

Varrel mulai kesal. Ia berdiri dari kursi dihadapan Leon yang hanya berbatasan dengan meja kerja. Penasaran dengan apa yang dilihat bosnya, membuat dirinya melangkah dan berdiri di belakang Leon. Ia membaca pesan dengan nama kontak Alexa.

Varrel mengusap matanya, mendekatkan wajahnya ke arah ponsel Leon untuk memastikan nama yang ia baca. Varrel menoleh ke wajah Leon yang begitu serius menatap ponsel hingga tak sadar akan keberadaannya yang tengah membaca pesan dari Alexa itu.

"Astaga, sepertinya aku perlu ke dokter mata setelah keanehan yang dialami Edgar, sekarang Leon. Jangan-jangan office girl itu pakai susuk jaran empang," gerutu Varrel sambil berdecak pinggang.

"Ngaco!" ucap Leon.

"Kamu dengar?" tanya Varrel tersentak.

"Aku gak tuli."

"Aku nggak salah baca kan?"

"Siapa yang ijinin kamu baca pesan di ponsel aku?"

"Siapa yang baca? Aku cuman ngintip doang. Alexa minta burger?"

"Jangan samakan alexa office girl ceroboh itu dengan Alexa temanku!"

"Sejak kapan kamu punya temen cewek setelah putus sama Amanda?"

"Apa perlu aku ceritakan semua kisah hidupku? Masa laluku?"

"Oke, aku paham, aku ngerti, aku ganteng, aku diam!" ucap Varrel merapatkan bibirnya dan kembali duduk sambil memeriksa berkas.

Leon tersenyum ketika ponselnya berdenting. Pemandangan sudah bertahun-tahun tak dilihat oleh Varrel, justru ia merinding dan mengira Leon mengalami depresi. Ia segera keluar ruangan dan berniat akan menelpon papi Leon untuk mengabari kejadian buruk yang dialami pewaris tunggal Grady Group ini.

"Ganteng, tajir, tapi depresi. Amit-amit jabang bentotan," gumam Varrel sambil memutar gagang pintu.

CEO yang terkenal dengan keangkuhannya ini mengangkat panggilan telepon dari Alexa. Ia mendekatkan ponsel hitamnya ke daun telinga. Sebelum ia berbicara, Leon tak kuasa menahan tawa ketika mendengar suara Alexa yang sedang berbicara sendiri. Leon menyadari jika panggilan itu tidak sengaja.

"Ya ampun, aku salah kirim, aku harus gimana? Astaga! Kenapa aku telepon dia?" ucap Alexa sebelum panggilan itu terputus.

Varrel mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka dan tak percaya seorang office girl bisa merubah kelakuan Leon. Sekretaris dengan gaya rambut yang sama dengan bosnya ini membuka pintu lagi. Kedatangannya membuat Leon memudarkan senyumannya tiba-tiba dan menatap tajam ke arah Varrel.

"Leon, aku yakin kamu udah kena pelet. Mulai besok nggak usah minum kopi buatan Alexa!" ucap Varrel menggebu-gebu.

"Pelet?"

"Iya, setelah Edgar tergila-gila sama si office girl itu, sekarang kamu yang ketawa, senyum-senyum nggak jelas gitu cuman karena baca pesan dari Alexa."

"Varrel, sudah berapa kali aku bilang? Jangan samakan Alexa pacarnya Edgar sama Alexa temenku!"

"Kamu baru bilang, enak aja berapa kali bilang! Eh, apa iya kamu udah bilang?"

Leon meletakan ponselnya. Ia berdiri lalu mendekati Varrel dan memintanya keluar.

"Gak mau, aku gak bisa ninggalin orang stress sendirian," tolak Varrel tegas.

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora