PART 32

9 17 0
                                    

Leon kembali ke kediamannya dengan terlambat. Ia membawa kotak hadiah besar yang dibungkus rapi dan diikat dengan pita berwarna kuning.

"Kamu bawa apa, Leo?" tanya Maminya.

"Kado buat Alexa, Mi. Makanya tadi Leon telat pulang."

"Kado apa?"

"Rahasia. Cuman Alexa yang boleh tahu," ucap Leon berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

"Pi, Mami gak salah liat tadi kan? Leon senyum terus,'' ucap Vania.

"Semoga aja sikap dinginnya bisa berubah setelah ketemu Alexa."

"Mami juga berharap mereka berjodoh, Pi. Kalo inget masa kecil mereka, Mami jadi jangan."

"Jhonson dulu juga pernah ngajak Papi besanan. Tapi Papi anggap bercanda karena mereka saat itu masih kecil."

"Semoga jadi nyata."

Leon tengah memandang kado itu yang ia letakkan di atas meja di dalam kamarnya. Senyumnya terus tersungging. Entah apa isi di dalam bungkusan itu.

"Awas saja kau, Alexa! Mulai detik ini kamu akan terima balasan karena sudah membohongiku," ucap Leon sambil tertawa lebar.

***

Alexa tidak ingin dirinya kelaparan. Ia tidak mungkin keluar dan makan malam dengan keluarga Leon. Ia mengambil makanan serta sebotol air minum lantas di bawanya ke kamar.

"Mah, jangan bilang kalo aku di rumah!" teriak Alexa dari depan pintu kamarnya. Ia segera mengunci kamar itu dan menikmati makan malam di atas kasur. Ia sengaja menghibur diri dengan menikmati suapan demi suapan nasi beserta lauknya sambil menonton drama korea favoritnya. Drama yang sudah di tonton Alexa berulang kali akan tetapi belum bosan juga karena salah satu aktor favorit Alexa menjadi pemeran utamanya.
belum bosan juga karena salah satu aktor favorit Alexa menjadi pemeran utamanya.

Mata Alexa berkedip cepat. Ia melihat sosok pemain dalam drama yang sedang ia tonton berubah menjadi sosok Leon.

"Kok jadi Leon, sih!" Teriak Alexa meletakkan piringnya di atas bantal dan mengambil ponselnya. Ia melihat layar dari dekat dan baru menyadari jika pemain dalam drama bukanlah si beruang kutub.

"Payah! Kenapa aku jadi gini? Pasti gara-gara kepikiran terus Leon mau ke sini!" ucap Alexa mematikan tontonan drama negeri gingseng itu dan melanjutkan makan malamnya.

Selesai makan, ia membawa piring kotor ke bawah dengan segera. Ia tidak mau terpergok dan mati kutu jika keluarga Leon datang tiba-tiba.

"kenapa sih kamu, Xa?" tanya Mamahnya yang sedang membantu asisten rumah tangganya menyiapkan makanan.

"Jangan bilang lho, Mah!"

"Iya, tahu."

Alexa mendengar suara deru mobil berhenti di halaman depan. Ia bergegas menaiki tangga dan bersembunyi di dalam kamar.

"Hufft, untung lariku masih gesit," gumam Alexa.

Ia membuka pintu kamar sedikit dan mengintip kedatangan Leon di bawah. Mamah dan Papahnya menyambut baik kedatangan keluarga Leon dengan hangat. Vania memberikan parcel buah untuk Diandra.

"Pake repot segala, Jeung," ucap Diandra saat menerima buah itu.

"Gak, kok. Alexa mana? Aku pengin banget ketemu anak gadismu."

"Aduh, dia lagi keluar sama temen- temennya. Gak tau pulang jam berapa."

"Wah, sepertinya kami kurang beruntung."

"Maaf ya. Dia udah ada janji sama temen-temennya Jadi gak bisa ikut makan malam.

Leon tersenyum sinis mendengar pengakuan Diandra. Ia sudah bisa menebak jika kedua orang tua Alexa bersekongkol dengan putrinya.

ALEO [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora