02. 🔑🧸

25 3 12
                                    

Alya mengosok noda di kemeja menggunakan air di wastafel kamar mandi. Sembari menggosok, dia mengaca, memandang dirinya sendiri. Ngga tahu kenapa jadi kepikiran aja sama teman yang tadi video call sama Indri.

"Dari lagaknya sih cowo friendly," gumamnya mematikan kran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari lagaknya sih cowo friendly," gumamnya mematikan kran.

Eh, kok jadi mikirin cowo yang ga di kenal sih?

Alya merapihkan rambutnya sejenak lalu keluar dari kamar mandi.

Dia melihat ke mejanya yang sudah ada Jean disana. Alya begitu memperhatikan cowo itu. Cowo yang pernah ia kagumi dulu pas masih sekolah dasar. Jean terlihat menyimak menatap senyum Indri yang sedang bercerita random.

Alya jadi merasa iri melihat interaksi mereka berdua. Iri karena dia tidak pernah di tatap tulus seperti itu.

Mungkin oleh orang yang sama?

"Maaf ya agak lama," ucap Alya duduk di bangkunya. Ia melirik gelas cup baru varian tiramishu di depannya.

Seakan tahu apa yang akan Alya tanya, Indri langsung menyahut, "Itu tadi Jean mesen lagi, minuman lo udah mau abis soalnya."

Alya melirik gelas tersebut. Lalu,  tersenyum kecil pada Jean. "Makasi ya,"

Jean hanya mengangguk.

"Starlie National University itu keren loh Al," Indri kembali membahas topik kuliah sambil bersandar di kursi. "Fakultasnya lengkap, dosennya juga bagus. Banyak yang sukses disana."

"Pengen sih kuliah disana, soalnya impian banget kan universitasnya, cuma liat nanti dulu deh," Alya kembali menatap Jean. "Lo mau kuliah disana juga?"

Jean mengangguk. "Iya."

"Oh gitu..."

"Jurusan apa?"

Jean tidak menjawab tapi dia langsung berdiri buru-buru melangkah pergi karena mendapat panggilan telepon mendadak. "Sorry," ucapnya.

Indri tertawa canggung. "Sorry ya Al,"

"Ngga apa-apa."

Indri berdehem. "Oh ya, tinggal dimana sekarang?"

"Di rumah kakek di Bintaro,"

"Oh deket tuh sama rumah om gue,"

"Kapan-kapan main dong kesana," Alya terkekeh.

"Soon ya..." Indri mengelap tisu ke wajahnya. "Gerah banget sih. Ac nya mati ini," keluhnya.

Alya jadi melihat ke atas. Emang bener AC-nya mati. "Kok mati ya? Padahal tadi ngga."

"Ck. Yang punya kebanyakan ngurusin cewe."

"Hah?"

"Iya. Yang satu galauin cewe, yang satu nyari cewe."

Alya menautkan alisnya bingung. Ngga paham apa yang di katakan Indri.

"Githe Milk tuh punya temennya Jean."

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang