37.

16 3 2
                                    


🦊🦊🦊🦊🦊🦊

Sesuai dugaannya, Alya memang menjadi pusat perhatian di kampus terutama kelas yang ia ambil hari ini. Banyak sorot mata yang memandangnya seperti heran, penasaran dan sebal padahal ia sama sekali tidak bersikap berlebihan kepada mereka. Dampak negatif berhubungan dengan Theo ternyata memang ada, namun Alya masih belum merasakan intimidasi yang sangat parah atau sampai berujung pembullyan secara fisik.

Alya duduk di kursi yang paling pinggir bagian tengah dekat sekali dengan jalanan serta tangga-tangga yang menghubungkan antara pintu keluar-masuk dengan meja dosen.

Alya duduk di kursi yang paling pinggir bagian tengah dekat sekali dengan jalanan serta tangga-tangga yang menghubungkan antara pintu keluar-masuk dengan meja dosen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alya nampak sekali memperhatikan penjelasan dosennya dengan fokus. Ia mencatat apa yang di jelaskan dengan di ketik di laptop yang ia bawa. Sesekali merengutkan dahinya ketika merasa bingung dengan apa yang di ucapkan oleh dosennya. Tapi, kesulitan yang ia rasakan hanya bertahan sebentar karena di penjelasan berikutnya Alya dapat memahaminya kembali.

"Adisty ya...?" tanya seseorang yang duduk di sebelahnya.

Alya pun otomatis menoleh. "Iya?"

"Kenalin... gua Oca, gua kakak tingkat lo sih tapi gua ngulang matkul makanya disini," Cewe yang bernama Oca itu pun mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Alya menunduk menghormati sembari menerima uluran tersebut. "Oh iya kak, maaf... Salam kenal, aku Adisty,"

"Hahaha, gua-lo juga gapapa,"

"Iya kak,"

Oca kembali menghadap depan, lalu mendekatkan badannya agar lebih merapat pada Alya. "Nanti ada kelas lagi?"

"Ngga ada, kak."

"Pulang kelas ini bisa mampir Githe sebentar ngga?"

Alya nampak sekali menimang-nimang tawaran ajakan dari kakak tingkatnya ini. Enggan menerima ajakannya namun bingung bagaimana caranya untuk menolak terlebih ini adalah kakak tingkat yang harus ia hormati.

"Next gimana kak? Gue soalnya pulang kelas ini ada urusan sama keluarga," tolak Alya menggunakan alasan jujur.

Oca menautkan alisnya, "Boleh deh... Btw, ngga usah takut gitu, gua kenalan Zennaya, jadi ngga usah mikir gua bakalan macem-macem,"

Alya terkekeh canggung karena mungkin mimik paniknya tidak bisa ia sembunyikan dengan baik. "Iya kak, maaf, next aja ya..."

"Oke, gapapa."

Sekitar 45 menit lamanya, akhirnya kelas pun selesai. Alya membereskan semua alat tulisnya, juga laptop mininya masuk ke dalam tas. Ia menyangkutkan tas hijau pastelnya di bahu. Sempat menunduk memberi salam perpisahan pada Oca sebelum keluar dari kelas.

Selama perjalanannya melewati lorong kelas, tangga, dan akhirnya keluar dari gedung management, benar-benar banyak sekali yang memperhatikan. Entah perasaannya saja atau apa tapi ia merasa dari segala sudut memperhatikannya sampai ia keluar dari gedung tersebut.

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang