54

14 1 11
                                    

Theo datang ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA-nya. Katrina yang mengetahui hal itu sejak beberapa hari yang lalu hanya diam tidak memprotes.

Theo menghela nafasnya lega setelah mengetahui hasil tes tersebut dimana dia di nyatakan bukan sebagai ayah biologis dari bayi yang sekarang memiliki nama Hazky Starena.

Dia dengan cepat mengirim kabar itu pada Alya dan orang tuanya.

"Aku tau kamu ngga akan balik lagi sama aku tapi setidaknya ini bisa ngeredain rasa sakit kamu, bub," gumam Theo.

Theo memasukkan ponselnya dalam saku. Cowok itu berniat untuk pergi tapi tiba-tiba ada seseorang dari belakang menahan pergelangan tangannya.

Theo sontak menoleh ke belakang.

Raut wajahnya langsung berubah tidak suka saat tahu siapa orang yang ada di depannya ini.

"Gua mau ngobrol sebentar," kata Hero yang tidak lama kemudian di angguki oleh Theo.

Mereka berjalan keluar dari area rumah sakit, berhenti di taman dan berdiri di depan kolam ikan yang sangat luas.

"Seberapa besar lo benci sama gue?" tanya Hero.

Theo mendengus. Ia menyalakan rokoknya dan sangat tak selera untuk berbicara dengan orang ini. "Harus di tanya?" tanyanya balik tapi nadanya masih santai.

"Gua minta maaf," ucap Hero membuat Theo kembali mendengus dalam hati.

Hero meluruskan badannya menghadap Theo. "Lo udah nanggung beban berat karena gua... dan Katrina. Gua rasa minta maaf aja kurang."

Theo berhenti menghisap rokoknya.

"Gua tau Katrina nuduh lo yang ngga-ngga." Hero kembali menghadap depan sambil menunduk. "Gua minta maaf."

Theo lagi-lagi mendengus dan melanjutkan hisapan rokoknya. "Buat apa lo minta maaf?"

"Karena anak yang baru lahir itu anak gue," akunya membuat Theo terpaku selama beberapa detik.

"Gua berhubungan sama Katrina hampir dari satu tahun yang lalu tepatnya setelah lo ninggalin dia," kata Hero. "Gua cinta sama dia dari lama tapi ternyata dia terlalu obses sama lo sampe akhirnya gua putusin untuk ngga pake pengaman," lanjutnya.

Theo menghembuskan nafasnya, berusaha mengerti situasi.

"Lo tau kalo itu anak lo dari awal tapi lo ngga bilang ke gue kalo itu hasil perbuatan lo?" Theo menatap Hero tak percaya. "Dan... Alya? Lo sengaja?"

Hero sontak menggeleng. "Gua ngga sengaja ketemu sama Alya dan ternyata kita cocok buat bisnis bareng. Gua ngga ada niatan jahat ke cewek lo."

Hero menarik nafasnya. "Gua tau gua jahat. Gua tau lo sakit hati sama perbuatan gua dan Katrina. Gua minta maaf sekali lagi. Gua janji kita ngga akan ganggu hubungan lo karena kita mutusin untuk hidup lebih baik lagi."

"Lo berdua...?"

Hero mengangguk pelan. "Gua akan nikahin Katrina setelah dia keluar dari rumah sakit. Kita akan besarin anak kita sama-sama."

Theo mengangguk pelan dengan helaan nafas berat.

Mungkin ini adalah yang terbaik untuk masing-masing.

"Gua makasi banyak Yo, Karena lo udah nemenin Katrina selama persalinan gantiin posisi gua disana,"

"Nope."

"Oh iya," Hero tiba-tiba merogoh kantung celananya mengeluarkan dua lipatan kertas dan memberikannya pada Theo. "Ini buat lo sama Alya dari Katrina. Maaf dia ngga bisa ngomong secara langsung sama kalian karena terlalu malu."

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang