42.

14 2 1
                                    


Alya berjalan lunglai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia mengisi bath up dengan air hangat. Lalu, ia melepas semua helai pakaiannya tanpa sisa dan masuk ke dalam untuk berendam. Suara musik dari penyanyi terkenal Lana Del Rey terdengar dari ponselnya yang terletak di atas toilet.

Pikirannya begitu buntu. Ia terus termenung tanpa berpikir apa pun selama hampir 2 jam.

Alya menyadari jika air rendamnya sudah dingin, barulah ia membilas tubuhnya dan bergegas keluar dari kamar mandi.

Anjing berbulu lebat itu tengah duduk di kasur menghadap Alya yang kini lagi berganti pakaian. Matanya sayu seperti tahu apa yang di rasakan oleh orang sekitarnya.

Alya memilih beberapa kaos Theo dan celana training yang pas untuk ia kenakan. Ketika ia ingin menarik celana training abu-abu, tangannya tidak sengaja menjatuhkan paper bag berukuran sedang membuat isinya jatuh di lantai.

Alya menunduk untuk merapihkan isinya yang ternyata adalah dress wanita berwarna merah.

"Mungkin punya mamahnya," gumam Alya tapi dugaannya salah ketika menyadari jika di dalam paper bag tersebut terdapat sebuah kalung berliontin dengan nama Katrina.

Alya dengan cepat memasukkan kedua benda tersebut dan meletakkannya di tempat semula. "Gua ngga mau overthinking lagi,"

Alya memakai pakaiannya dan duduk di sebelah Yeontan. Anjing itu pun mendekat pada Alya dan mendusel di perutnya.

"Kamu udah makan belum?" Yeontan menggonggong. Alya tidak mengerti bahasa anjing, ia pun melirik tempat makan Yeontan yang ternyata sudah habis. Ia mengelus kepala Yeontan gemas. "Okay, anak pinter."

Alya merebahkan badannya dan menarik Yeontan untuk berada di atas perutnya.

"Tan, papah kamu orang baik kan?"

Telunjuk Alya mengelus hidungnya membuat Yeontan menjilatnya.

"Aku rasa papah kamu baik, tapi kenapa ada suatu kejadian yang ngebuat papah kamu jadi buruk?"

Yeontan tidak menjawab sama sekali, ia fokus menjilati jari-jari Alya untuk mengajaknya bermain.

"Dia nawarin rumah untuk aku, dan aku suka." Alya menghela nafasnya. "Tapi, aku bingung... kayaknya penghuni rumah disini bukan cuma aku aja,"

Yeontan melompat-lompat kecil dan menggonggong. Anjing itu ingin bermain lari-larian.

"Kamu mau keluar?" tanya Alya bangun dari tidurnya.

Yeontan berlari keluar dan berhenti di pintu kamar.

"Ayo, kita pergi jalan-jalan ke bawah," Alya mengambil hoodie Theo berwarna hijau pastel yang ada di atas sofa kemudian memakainya. "Harness kamu dimana?"

Yeontan seakan mengerti pun berlari ke tempat dimana harnessnya berada.

Alya tertawa gemas. "Kamu pinter banget sih," Ia memasangkan harness tersebut pada tubuh mungil Yeontan.

Mereka berdua akhirnya keluar melalui lift untuk berjalan-jalan di sekitaran apartemen dengan cuaca yang mendukung, karena mendung.

Selama 30 menit mereka berkeliling di sekitaran apartemen, mereka pun memutuskan untuk kembali pulang. Saat lift terbuka, Alya melihat di lorong sana ada seorang wanita berdiri di depan pintu unit mereka. Ia berpikiran buruk karena wanita itu berusaha untuk membuka kode apartemen tapi kelihatannya selalu gagal.

Alya menarik Yeontan untuk keluar dari lift dengan niatan akan menghampiri wanita tersebut bertanya ada keperluan apa, namun Yeontan tidak mau bergerak.

"Kamu kenapa?" tanya Alya berjongkok mengelus tubuh Yeontan dimana bulu-bulunya jadi menegang. "Kamu takut sama dia?"

Yeontan berjalan mundur dan bersembunyi di belakang Alya. "Hei, gapapa... aku ada disini," Alya pun menggendong Yeontan dan berjalan keluar lift.

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang