"Papa papa," Bayi laki-laki yang berumur 3 tahun itu berlari saat papanya baru datang pulang kerja. "Papa papa mama lagi bobo,"
Theo berlutut mengelus pipi putranya dan menciumnya bertubi-tubi.
Dia ngga nyangka bibitnya akan tumbuh selucu ini.
"Aci mau bobo sama mama tapi ngga bisa tidul papa," adunya sangat menggemaskan.
Nama anaknya ini adalah Archie Joe Abraham.
Theo menggendong anaknya berjalan masuk ke kamar. "Yaudah ayo tidur sama papa,"
"Tapi papa Aci mau di dongengin,"
Theo pun mendengus geli. Pengen banget rasanya melahap pipi chubby anaknya. "Kamu mau papa dongengin apa?"
"Putri kerajaan kayak yang di youtobe papa,"
"Kamu laki-laki kok nonton barbie?" Alis Theo tertaut sembari menurunkan Archie di atas ranjang. Lalu, Theo mencium dahi Alya yang sudah tertidur pulas. "Sayang aku udah pulang. Kamu cantik banget sih," bisiknya.
"No no no papa," Archie mencebikkan bibirnya. "Kata mama semuanya tontonan sama aja asal papa mama temenin aci nonton."
Theo pun melangkah berganti pakaian dan hanya menggunakan celana boxer saja. Kebiasaan ia tidur sejak masa bujangan.
"Yaudah ayo sini papa ceritain," Theo berbaring dan memeluk Archie. "Jadi dulu ada pangeran nih jatuh cinta sama putri kerjaan. Putri ini cantik banget, pokoknya paling cantik dari putri lainnya."
Archie menyimak cerita papanya sangat serius.
"Abis itu pangeran ini langsung nikahin putri itu. Tamat."
Archie lantas mencebikkan bibirnya. "Papa ngga jago dongeng kayak mama," Bayi tersebut pun menggeser tubuhnya memeluk tubuh mamanya. "Aci mau sama mama aja."
Theo memiringkan tubuhnya lalu menoel pipi bulat anaknya. "Kamu anak papa atau mama?"
"Mama." Archie lalu terkekeh geli. "Papa. Aku anak papa."
"Dih labil,"
"Apa itu labil papa?"
"Apaan ya ngga tau papa juga susah jelasinnya," Theo pun merapat pada mereka berdua. "Aaaaaaaaa jangan cepet gede anak papah."
Alya yang merasakan goyangan kasur dan candaan dari suami dan anaknya pun perlahan membuka matanya.
"Hayoloh papa mama jadi bangun," Archie mengangkat jari telunjuknya meledek Theo. "Kata om Jean kalo mau ngeledekkin olang harus begini papa."
Theo pun mendengus. "Ajaran om mu itu jangan di tiru mending kalo ketemu sama dia minta jajan yang banyak. Bilang gini om mau mainan mcu kayak punya om di rumah."
"Mcu itu apa papa?"
"Robot sayang," Theo pun mengelus pipi Alya lalu terkekeh. "Maaf bub jadi bangun,"
Alya menggeleng pelan. Ia mengangkat kepalanya untuk mencium bibir Theo lalu bibir Archie. "Baru pulang?"
"Iya, kamu tumben tidur jam segini. Kecapean ya?"
"Iya." Alya mengangguk lalu memijit pelipisnya. "Archie mecahin jam tangan kamu tadi siang,"
Theo lantas melebarkan matanya kaget. "Yang rolex?"
"Iya,"
Archie menatap kedua orang tuanya bingung.
"Bub... emang dimana aku taronya?"
Alya menunjuk meja nakas samping meja makeup-nya. "Disana," jawabnya.
Theo menghela nafasnya berat. Mau marah tapi ngga bisa karena Archie menatapnya polos.
"Yaudah beli lagi," Theo langsung tersenyum sumringah. "Izin ya beli lagi."
Alya pun menggeleng protes. "Tiap bulan beli jam buat apa sayang?"
"Ini tuh sama aja kayak tas kamu bub namanya investasi," belanya sekalian membujuk. "Kan pecah tuh sama Archie jadinya kan harus beli yang baru."
Alya pun menuntun Archie agar tidur di dalam pelukannya. "Bilangin papa jangan beli jam terus,"
"Jangan beli jam terus papa," Archie menurut.
Theo pun memutar bola matanya malas. Ia mendengus pelan lalu menggeser posisi Archie mengambil alih tubuh Alya.
"Karena kamu mecahin jam papa malem ini ngga bisa peluk mama,"
Archie sontak merengek dan rengekan tersebut berubah menjadi tangisan.
"Papa gantian!"
Theo menggeleng kuat malah semakin mengeratkan pelukannya.
Alya hanya bisa menghela nafasnya. Mau melepaskan diri juga susah.
"Mama Aci jangan di ambil," Archie menarik lengan papanya.
Theo mendengus geli. "Lah gua suaminya?"
"Papa tapi kan bukan anaknya. Aci anaknya mama."
Alya pun berdecak pelan. Ia berguling melewati tubuh Theo dan sekarang cewek itu berada di tengah-tengah kedua laki-laki yang manjanya 11-12.
"Dah adil kan?"
Theo dan Archie langsung memeluk Alya meski tetap saja rebutan.
"Papa ngga mau kalah mama. Papa ngga mau ngalah sama anak kecil."
"Bub... ayo tidur yang bener," protes Alya.
Theo langsung menurut. "Iya sayang."
"Mama mama mama dongengin aku mama,"
Theo pun menyentil pelan hidung bayi tersebut. "Tidur bocil."
"Mama papa nakalll,"
Alya pun memejamkan matanya lelah. Tak peduli mau kayak apa mereka pokoknya dia mau tidur sekarang.
Tapi dua cowok ini kalo di diemin makin menjadi-jadi.
Theo juga udah tua bukannya ngalah malah nantangin anaknya sendiri.
"Kalo belum tidur juga mama ngga mau tidur disini," ancam Alya.
Archie dan Theo langsung memejamkan matanya dan membungkam bibirnya.
Mereka akhirnya tertidur bersama mengukir sebuah mimpi yang begitu indah.
Keluarga Abraham begitu lengkap setelah kehadiran seorang bayi mungil bernama Archie Joe Abraham.
Sumber kebahagiaan Theo dan Alya.
-----
DAH SELESEEE GESSSS
MAKASI YAAAA UDH BACA
GUA MAU NANGIS DULU KARENA PISAH SAMA THEO ALYA
DUH TUH ANAKNYA LUCU BANGET SIAL
ARCHIE JOE ABRAHAM
ARCHIE BAPAKMU ITU HOT BANGET GAAAA?
WKWKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I? [END]
Novela Juvenil── ALYA THEO There is no way for us Because, All the pain with us ©2023 / Kookiesbyjein noted : guys aku berterima kasih banyak bagi kalian yang sempetin waktu untuk baca dan ngasih vote di setiap chapternya dan ini beneran murni cerita karangan aku...