herofernandez adisty kan?
akualya_____ iya hai
akualya_____ btw jaket lo masih ada di gue
herofernandez besok bisa bawa?
akualya_____ bisa, dimana?
Alya dengan dress ungu muda berdiri di tepian sungai di pusat kota. Ini salah satu tempat favoritnya jika pergi bersama Abigail. Pemandangannya lebih bagus jika malam hari dan tukang jajanan sudah pasti lebih banyak. Sayang, Alya kesini saat pagi hari dimana tukang jajanan belum ramai yang datang.
Jaket denim hitam tersampir rapih di lengan Alya. Kepala cewek itu menengok ke kanan ke kiri menunggu kedatangan seseorang. "Mana sih?"
Ting!
Atensinya teralihkan saat Theo mengiriminya pesan.
Theo : aku udh otw bub
Alya menghela nafasnya. Dia tahu apa yang dia lakukan sekarang itu jahat tapi apa boleh buat?
Alya : batalin ya
Alya : aku ada urusan
Setelah mengirim pesan tersebut rentetan chat dari Theo penuh mengisi notifikasi ponselnya.
Alya menghela nafasnya. Cewek itu dengan santai memasukkan ponselnya ke dalam sling bag dan memilih untuk menunggu Hero yang belum datang.
Beberapa menit, Alya menunggu. Akhirnya pemilik jaket yang tersampir di tangannya datang.
"Sorry," katanya sambil ngos-ngosan. "Mobil gua bannya bocor makanya harus ke bengkel dulu,"
Alya menggeleng tak masalah. "Gapapa," Ia menyodorkan jaket pada Hero. "Nih, makasi ya."
Hero menerima jaket tersebut dan tak sengaja mencium wangi dari jaketnya. "Gua rasa ini udah di cuci tapi wangi parfum gue kok masih ada?"
"Gua buat parfum sendiri terus gua semprot ke jaket lo," ujar Alya.
Hero lantas tertegun sesaat. "Sengaja buat?"
Alya mengangguk dengan ragu. "Kenapa?"
Hero tersenyum lebar. "Mau kerja sama gue ngga?"
Bibir Alya terbuka lebar. "Ha?"
Disinilah Alya sekarang, toko parfum yang masih baru sepertinya.
Hero's Parfume.
"Baru?" Alya menatap sekitar. Toko ini belum di buka, namun beberapa barang sudah tersusun rapih di etalase. "Kok belum di buka padahal udah rapih?"
Hero tersenyum kecil. "Gua belum siap buat buka tokonya karena masih belum yakin."
"Kenapa?"
"Karena belum ada yang bantuin gue ngejalanin bisnis ini," Hero mengambil salah satu parfum buatannya dan menguji cobakan ke tangan Alya. "Enak kan? Aroma citrus dari blood orange dan mandarin orange seger,"
Alya mengangguk menyetujui. "Tapi aroma citrusnya agak terlalu mencolok," komentarnya.
Hero menautkan alisnya mulai sadar jika dia terlalu banyak menaruh cairan aroma tersebut kedalam parfumnya. "Iya sih, gua terlalu banyak ngasihnya."
Alya lantas terkejut karena baru menyadari sesuatu. "Lo yang buat sendiri?"
Hero menarik sudut bibirnya. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I? [END]
Fiksi Remaja── ALYA THEO There is no way for us Because, All the pain with us ©2023 / Kookiesbyjein noted : guys aku berterima kasih banyak bagi kalian yang sempetin waktu untuk baca dan ngasih vote di setiap chapternya dan ini beneran murni cerita karangan aku...