28. ⛄

16 4 7
                                    

Mentahan semalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentahan semalem...

🦊🦊🦊🦊🦊🦊

PKKMB atau Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru, hari kedua di mulai pada jam 1 siang. Alya bisa bernafas lega karena nantinya tidak akan berangkat terburu-buru apalagi di tambah masalah semalam yang telah terjadi.

Karena masuk kampus jam 1 siang, dan semalam Alya belum sempat jualan, makanya ia memutuskan untuk berjualan pagi-pagi di bantu oleh Zennaya yang kebetulan temannya itu free.

Indri dan Ishyka nanti juga akan menyusul.

Seperti biasa, Alya menurunkan kursi-kursi terlebih dahulu, menggelar terpal untuk lesehan dan merapihkan meja-meja ceper untuk di taruh di atas terpal. Ia mengecek kondisi galon dan ternyata habis, jadi ia pergi ke warung terdekat untuk mengisi ulang air minum. Lalu, kembali lagi dan mulai membereskan alat-alat panggangan beserta sosis dan anak-anaknya.

"Zen... lo dimana?" tanya Alya menempelkan benda pipih itu di telinga dan bahunya.

"Macet anjir, tunggu nih lagi belok, nah udah di parkiran," ujar Zennaya memutar stir mobil untuk bisa parkir dengan baik.

"Lo bawa bubur ayamnya kan? Gue belum sempet sarapan," Tangan Alya masih sibuk merapihkan sosis-sosis dan meletakkannya di etalase.

"Sempet kok, cuma satenya habis," Terdengar suara pintu mobil terbuka lalu tertutup. "Gua lagi jalan nih, matiin dulu dah."

Alya meletakkan ponselnya di atas meja. Melengos kasar saat menatap kosong ponselnya yang sudah terbaring di meja. Alya tidak ada niatan untuk membuka aplikasi hijau itu.

Zennaya datang dengan dua bungkus bubur ayam untuk mereka sarapan. Kunci mobil ia letakkan di dalam laci uang. Mereka pun duduk berhadapan dan memulai sarapan mereka sebelum bertempur melayani para pelanggan.

"Gimana kemarin? Seru?" tanya Zennaya menyuapkan satu sendok bubur yang tidak di aduk kedalam mulut.

Alya mengedikkan bahunya. Kemarin seperti rollercoaster. "Seru," jawabnya tanpa semangat.

Zennaya mendelik dan memukul pelan tangannya. "Lo kenapa dah?"

"Ngga kenapa-kenapa."

"Kebiasaan, kalo di tanya selalu ngga jujur."

"Gua capek banget semalem," Alya menghela nafas. "Rasanya kayak ngga nyangka aja gitu,"

"Ga nyangka banyak cogan di kampus?"

"Bukan," Alya mengaduk buburnya. "Tapi ya itu juga sih."

"Ish, lah terus kenapa? Cerita dong!"

"Lo mau gua ceritain yang mana? Ada banyak ceritanya..."

Zennaya menahan senyumnya, sudah berpikiran yang aneh-aneh, apa sahabatnya ini tertabrak kating yang tampan lalu mereka jatuh cinta pada pandangan pertama persis seperti di adegan novel?

Who Am I? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang