INI GATAU BAKALAN DAPET FEELNYA APA KAGA, BUT GUA USAHA BGT NGETIKNYA SUPAYA GA SALTING KARENA DI TEMPAT UMUM
🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊
Theo mengetuk pintu kossan Alya. Ini sudah jam 11 malam, entah Alya sudah tertidur atau belum, tapi Theo berharap cewenya ini masih terjaga dan membukakan pintu untuknya.
Tubuhnya bersandar di depan pintu, sedikit mengerjap ketika suara kunci pintu terbuka, membuatnya menegakkan badan.
Alya sambil mengusap matanya karena terbangun agak terkejut melihat Theo yang ada disini. Ia kira Abigail karena adiknya itu sering mampir kalau lagi berantem sama papahnya.
Theo langsung menabrak tubuh Alya untuk memeluknya. "Aku berantem bub," adunya manja.
Ini kalo Jean denger apa ngga di hujat?
Alya mendorong tubuh Theo agar ia bisa melihat kondisinya. "Berantem sama siapa?" tanya Alya dengan suara parau habis bangun tidur.
"Keynzo,"
Jari Alya menyentuh bibir Theo yang terluka. "Baru sembuh lukanya, kok yang di tonjok bagian sini lagi sih?"
"Ngga tau," Theo melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alya. "Bub... obatin ya..."
Alya menarik tangan Theo untuk masuk ke dalam. Theo di giring untuk duduk di kursi dapur, karena kotak p3k terletak disana. Alya membuka kotak tersebut dan mengeluarkan alkohol dan salep. Dengan telaten, Alya membersihkan dan mengobati luka Theo, sesekali meniupnya agar tidak sakit.
Theo tersenyum kecil di balik itu semua. Melihat wajah Alya sedekat ini membuat emosinya pada Keynzo jadi terkubur dalam-dalam bahkan melebur bagai emosi yang tak pernah ada.
"Dah selesai, gih pulang..." ucap Alya memasukkan kembali obatnya ke dalam kotak.
Theo menggeleng. "Ngga boleh nginep, bub?"
"Ngga."
"Bub masih sakit bub, pinggang aku, perut aku, tadi di tendang sama Keynzo. Punggung aku juga biru-biru nih kayaknya," alibinya hiperbola.
"Emang kalian berantem kenapa?"
"Urusan cowo,"
"Iya urusannya apa?"
"Aku bantu dia tanpa sepengetahuan dia, terus dia marah, abis itu dia nonjok aku,"
"Kamu bantu apa?"
"Aku ceritain kalo aku di bolehin nginep,"
Alya memutar bola matanya, ia berjalan ke arah kasur, mengambil selimut dan satu bantal, di ikuti Theo di belakangnya.
"Kamu tidur disana," ujar Alya memberikan barang yang ia bawa pada Theo.
Theo mengangguk, lalu berjalan ke arah sofa. "Nih gua perlu sandiwara badan pegel-pegel ga ya? biar bisa cuddle sampe mampus sama Alya," gumamnya.
"Kamu ngga usah modus, aku denger semua," sahut Alya. "Kalo butuh apa-apa, buka gordennya aja."
Tempat tidur Alya dengan ruang tamu memang sengaja ia sekat hanya dengan gorden panjang berwarna abu-abu. Jadi, tidak ada dinding pembatas.
"Oke, bub..." Theo tiba-tiba menahan tangan Alya ketika cewe itu hendak berbalik. "Bub, besok kuliah?"
"Besok aku kelas siang,"
"Aku anter, besok aku ngga ada kelas."
"Bukannya ada tugas di studio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I? [END]
Novela Juvenil── ALYA THEO There is no way for us Because, All the pain with us ©2023 / Kookiesbyjein noted : guys aku berterima kasih banyak bagi kalian yang sempetin waktu untuk baca dan ngasih vote di setiap chapternya dan ini beneran murni cerita karangan aku...