Full Theooooo
🌥🌥🌥🌥🌥🌥
"Kok tega sih, Yo...?" tanya Olivia menatap Theo yang hanya diam berdiri di depannya. "Kenapa harus kembaran aku?"
Olivia melempar foto-foto Theo bersama Katrina di depan wajahnya dan Theo hanya bisa memejamkan mata.
"Harus banget dia?!"
Olivia terduduk lemas di lantai sambil menangis. "Seharusnya aku dengerin kata-kata temen aku yang bilang kalo kamu itu brengsek. Seharusnya aku ngga usah mikir kalo kamu bisa berubah sama aku, seharusnya ngga perlu!"
Theo ingin melangkah mendekat mencoba memeluk Olivia tapi ia urungkan niat tersebut.
"Aku harus gimana, Yo?"
Theo lagi-lagi diam.
Olivia mendongak menatap Theo benci. "Kenapa diem aja?! Setidaknya kamu bisa jelasin ke aku kan?!"
"Kamu udah tahu semuanya tanpa aku jelasin," ucap Theo pelan.
Olivia berdecih tak percaya. "Aku cuma mau denger penjelasan dari kamu,"
"Penjelasan aku sama persis kayak yang kamu tahu, yang kamu denger,"
Olivia beranjak berdiri, menampar Theo karena sudah kelewat emosi. "Kita putus! I hate you!" seru Olivia pergi dari apartemen Theo.
Theo mengerjap pelan dari tidurnya. Mengusap wajahnya berulang kali lalu menghela nafasnya jengah. Theo bangun dan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang.
Mimpi itu lagi.
Theo mengambil gelas minum yang ada di atas nakas, meminumnya sampai habis dan meletakkannya kembali.
"Sampe kapan gua mimpi kayak gitu terus?" gumamnya.
Theo melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 1 malam. Sudah pasti dia ngga akan bisa tidur lagi. Akhirnya dia memutuskan untuk mengirimi pesan ke temannya untuk mengajaknya login game.
Theo : p
Theo : je lo idup ga?
Theo berniat mengajak Jean untuk mabar game dengannya.
Jean : idup
Theo : gua kebangun
Jean : mati suri lu?
Theo : bukan anj
Jean : wkwk
Theo berdecak pelan. Beranjak menyalakan semua lampu ruangan sambil memegang hape lalu selonjoran di sofa.
Jean : knp?
Theo : mimpi lg gue, mabar yok
Jean is calling you...
Theo langsung mengangkat telpon dari temannya itu. "Hm,"
"Kenapa?"
"Ya gitu,"
"Kayak biasanya?
"Heem." Theo memang sering cerita pada Jean kalo dia sering bermimpi tentang perpisahannya dulu bersama Olivia.
"Psikolog dah,"
"Ngga lah males,"
"Batu di bilangin,"
"Ya orang ngga parah-parah banget, gua masih bisa handle."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I? [END]
Ficção Adolescente── ALYA THEO There is no way for us Because, All the pain with us ©2023 / Kookiesbyjein noted : guys aku berterima kasih banyak bagi kalian yang sempetin waktu untuk baca dan ngasih vote di setiap chapternya dan ini beneran murni cerita karangan aku...