🦊🦊🦊🦊🦊🦊
Setelah melihat base kampus yang membicarakan dirinya, Theo bergegas berlari kecil untuk masuk kembali ke dalam kost. Ia membuka pintu dan matanya melihat Alya sedang menunduk sambil men-scroll ponsel.
"Bub," panggil Theo membuat Alya mendongak lalu tersenyum.
"Iya...? kamu udah selesai ngopinya?"
Theo menautkan alisnya. "Kamu ngga usah pura-pura, bub... aku tahu kamu baca base kampus," ujarnya berlutut di depan Alya dimana cewe itu duduk di atas sofa.
"Aku minta maaf ya,"
Alya menggeleng. "Ngga usah minta maaf,"
"Aku jelasin dulu biar kamu ngga overthinking," Theo menggenggam tangannya dengan ibu jari yang mengelus pelan telapak tangan Alya. "Aku semalem berantem sama Keynzo karena ada sangkut pautnya sama Bianca,"
"Aku emang ketemu sama Bianca di restoran deket Starlie High School, tapi itu karena aku ada urusan sama dia yang melibatkan Keynzo dan masalah pribadi aku,"
Alya menatap bola mata Theo, mencari kebenaran disana.
"Sumpah bub, aku ketemuan sama dia bukan karena dinner romantis atau apa pun itu, aku juga ngga lama disana karena aku langsung nyamperin kamu ke angkringan,"
Alya menghela nafasnya. Hatinya kembali luluh setelah mendengar penjelasan baik-baik dari Theo membuatnya untuk tetap melanjutkan hubungan bersama dengan Theo tanpa memikirkan komentar buruk tentang mereka.
"Iya aku percaya..." ucap Alya pelan.
"Ini yang mau aku ceritain dari semalem, tentang kenapa aku berantem sama Keynzo gara-gara ini,"
"Tapi aku masih ngga paham kenapa cuma gara-gara ini kalian bisa berantem?"
"Bianca jahat ke aku sama Keynzo, bub... tapi Keynzo ngga mau memperpanjang masalah sedangkan aku ngga bisa diem aja,"
Alya mengangguk dan mulai paham. Tangannya mengelus luka di bibir dan pelipis Theo. "Oke, aku ngerti. Yaudah... gih, kamu mandi biar aku obatin lagi luka kamu,"
Theo memejamkan mata menikmati sentuhan halus Alya. "Aku minta maaf kalo buat kamu overthinking,"
Alya menangkup kedua pipi Theo membuat Theo terkekeh. "Ngga usah minta maaf, udah sana mandi."
"Aku ngga bawa baju," ucapnya polos.
"Ada baju Abigail," jawab Alya.
Alya berdiri berjalan mengambil baju Abigail dan memberikannya pada Theo yang masih berlutut di depan sofa. "Nih..."
"Bub... gendong..." rengek Theo mengangkat kedua tangannya.
Alya mendengus. "Kamu berat,"
"Gendong bub..."
"Ngga."
"Gendong sayang..."
Desiran hangat dari hatinya membuat kupu-kupu yang sedang tertidur kembali beterbangan di perutnya. Panggilan sayang memang sangat familiar untuk para pasangan dan ini pertama kalinya Theo memanggilnya dengan panggilan itu.
Rasanya lebih memabukkan daripada panggilan Bubby.
Namun, Alya suka keduanya.
"Kamu berat Theo..."
Theo pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alya, lalu merambat ke tekuknya dan sedetik kemudian ia naik ke gendongannya membuat cewe itu oleng.
"Theo!! berat!!!" pekik Alya menahan badan Theo agar tidak jatuh tapi malah tambah oleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Am I? [END]
Teen Fiction── ALYA THEO There is no way for us Because, All the pain with us ©2023 / Kookiesbyjein noted : guys aku berterima kasih banyak bagi kalian yang sempetin waktu untuk baca dan ngasih vote di setiap chapternya dan ini beneran murni cerita karangan aku...